Dery pun segera mengunci pintu kamar itu lalu jemarinya mengunci pintu itu kembali. Kakinya melangkah perlahan demi perlahan, hingga akhirnya tubuhnya sudah mendekat ke Rauna yang masih mundur perlahan. “Apa? Kau mau langsung kita menikah?” Dery melangkah lebih maju untuk mendekati gadis yang sedang ketakutan. Rauna trauma dengan hal yang berbau kamar, apalagi berdua dengan lelaki lain yang bukan mahramnya. Entah mengapa ia lebih memilih sekamar berdua dengan Arga, bahkan saat berangkat tubuhnya terlihat dengan mata telanjang Arga pun masih menerima daripada dengan Dery. Baru saja kemarin, ia hendak digrepe oleh konglomerat m***m, hari ini pun ia mendapatkan hal yang sama seperti kemarin. “Ya, tapi … ini terlalu cepat bagiku. Apa, kau bisa menunggunya?” Rauna berjalan lebih mundur, sa