Seperti biasa, Zoya sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Namun, langkah kakinya terhenti ketika kedua kakaknya menghalanginya. Ketika Zoya keluar dari kamarnya, Olivia dan Sarah malah mengajaknya masuk ke kamar lagi. Hal ini karena ada yang mau mereka bicarakan pada Zoya.
“Ada apa sih kak? Aku mau sekolah kok malah ditarik ke kamar lagi,” ucap Zoya.
“Ada yang mau kita sampaikan sama kamu sebelum kamu berangkat sekolah,” ucap Olivia.
“Apa? Buruan ah! Nanti aku telat,” ucap Zoya.
“Kamu kesel gak sama kak Cinka?” tanya Olivia.
“Enggak,” ucap Zoya.
“Kok enggak sih? Semalam kan kak Cinka udah nyita hape kamu dan marah-marahin kamu. Seharusnya kamu marah dong,” ucap Sarah.
“Kak Sarah apa-apaan sih? Kok kakak malah minta aku marah sama kak Cinka,” ucap Zoya.
“Bukan minta kamu marah tapi kakak cuma bilang seharusnya kamu marah sama kak Cinka,” ucap Sarah.
“Tadi malam aku emang marah tapi kalau sekarang sih aku udah gak marah lagi sama kak Cinka,” ucap Zoya.
“Zoya, kak Olivia sama kak Sarah lagi ngediemin kak Cinka dan kita berdua juga mau kamu mendiamkan kak Cinka. Kita mau kamu mendiamkan kak Cinka terlepas kamu masih marah atau enggak sama kak Cinka,” ucap Olivia.
“Kok kakak malah ngajarin yang gak baik sama aku? Mendiamkan orang itu gak baik kak apalagi sama saudara sendiri,” ucap Zoya.
“Justru kita mendiamkan kak Cinka demi kebaikan kita bersama. Kita mendiamkan kak Cinka supaya dia bisa mikir apa kesalahan dia dan gimana caranya supaya dia mau berubah demi kita,” ucap Sarah.
“Kakak ngomong apa sih? Aku gak ngerti,” ucap Zoya.
“Jadi gini lho….,” Olivia pun menjelaskan semuanya secara rinci dengan pelan-pelan kepada Zoya agar ia mengerti.
“Sekarang kamu udah ngerti kan kenapa kita minta kamu mendiamkan kak Cinka?” tanya Sarah.
“Iya kak. Sekarang aku ngerti,” ucap Zoya.
“Bagus! Nanti kamu ikut mendiamkan kak Cinka ya,” ucap Olivia.
“Berapa lama ngediemin kak Cinka?” tanya Zoya.
“Sampai kak Cinka berpikir untuk menikah,” ucap Sarah.
“Kalau kak Cinka gak mikir-mikir buat nikah gimana?” tanya Zoya.
“Ya kita harus bikin kak Cinka berpikir untuk menikah,” ucap Olivia.
“Caranya gimana?” tanya Zoya.
“Kamu nih lama-lama jadi nanya mulu bikin kakak pusing aja. Mendingan kita ke ruang makan sekarang karena kak Cinka pasti udah nungguin kita. Tapi inget ya kita harus mendiamkan kak Cinka. Jangan bicara kalau gak diajak bicara duluan sama kak Cinka,” ucap Olivia.
Di Ruang Makan
Zoya, Sarah, dan Olivia kompak menuju ruang makan. Ketiganya menunjukkan ekspresi datar dan terlihat cuek dengan Cinka. Diajak bicara pun seolah tidak mau. Hal tersebut membuat Cinka heran apa yang terjadi pada mereka hingga membuat mereka tidak seperti biasanya.
“Tumben baru ke ruang makan dek? Biasanya kamu yang paling duluan sarapan,” ucap Cinka.
“Lagi pengen aja kak,” ucap Zoya datar.
“Ya udah sarapan dulu gih. Sarah sama Olivia juga sarapan ya,” ucap Cinka tetapi ketiganya tidak ada yang menjawab.
“Hapeku mana kak?” tanya Zoya.
“Iya nanti pasti kakak kembalikan sama kamu kok. Sekarang kamu sarapan dulu,” ucap Cinka.
“Aku gak mau sarapan kalau hapeku gak dibalikin dulu!” ucap Zoya.
“Ya udah ya udah. Nih kakak balikin deh hape kamu,” ucap Cinka mengembalikan ponsel Zoya.
“Hari ini biar aku yang nganterin Zoya kak,” ucap Olivia.
“Tumben?” tanya Cinka.
“Kok tumben sih? Wajar dong kak. Mengantarkan adiknya ke sekolah itu adalah salah satu contoh bentuk kepedulianku sebagai kakak untuk Zoya,” ucap Olivia.
“Ini baru kakak yang baik, bukan kakak yang egois. Cuma mikirin kebahagiaan dirinya sendiri tapi gak mikirin kebahagian adik-adiknya,” ucap Sarah.
“Iya dong. Kalau aku jadi anak sulung, aku pasti rela berkorban demi adik-adikku. Aku akan melakukan apa saja demi kebahagiaan mereka sekalipun harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri,” ucap Olivia.
Cinka merasa bahwa Sarah dan Olivia sedang menyindirnya karena ia tak mau menuruti keinginan mereka untuk menikah. Dibanding berbicara secara langsung, sindiran demi sindiran itulah yang malah menusuk hati dan perasaan Cinka. Sakit rasanya jika disindir apalagi oleh adik-adiknya sendiri.
“Kayaknya Sarah sama Olivia sengaja pengen nyindir aku,” batin Cinka.
“Kak, aku udah selesai sarapan nih. Anterin sekarang ya,” ucap Zoya.
“Kakak anterin ya,” ucap Cinka menawari Zoya.
“Tadi kan aku udah bilang kalau aku yang mau anterin Zoya,” ucap Olivia.
“Biasanya kan kakak yang anter Zoya,” ucap Cinka.
“Aku dianter sama kak Olivia aja kak,” ucap Zoya.
“Berangkat sekarang yuk,” ucap Olivia.
“Ayo kak,” ucap Zoya.
Sarah ikut Olivia mengantar Zoya sehingga membuat Cinka bertanya-tanya, “Loh kamu mau kemana Sar? Bukannya hari ini kamu gak ada jadwal kuliah?”
“Aku mau ikut kak Oliv nganterin Zoya karena aku juga mau jadi kakak yang baik bukan kakak yang egois,” ucap Sarah kemudian pergi bersama dengan Olivia dan Zoya.
Di Mobil
Selama di perjalanan menuju sekolah Zoya, Olivia dan Sarah membicarakan Cinka. Disamping itu, Zoya heran mengapa Olivia dan Sarah tidak menjalankan apa yang ingin mereka lakukan pada Cinka.
“Katanya kak Oliv sama kak Sarah mau mendiamkan kak Cinka tapi kok tadi kalian ngomong sama kak Cinka,” ucap Zoya.
“Kalau diajak ngomong sama kak Cinka ya dijawab. Kalau enggak diajak ngomong ya gak usah ngajak ngomong kak Cinka,” ucap Olivia sambil menyetir mobil.
“Itu baru permulaan nanti kalau kak Cinka gak sadar-sadar baru deh kita benar-benar mendiamkan kak Cinka. Kita bakal diem sekalipun diajak ngomong kak Cinka,” ucap Sarah.
“Kasihan kak Cinka dong,” ucap Zoya.
“Yang lebih kasihan itu kita bukan kak Cinka. Kalau kak Cinka gak nikah-nikah berarti kita juga gak bisa nikah,” ucap Sarah.
“Kayaknya kak Cinka gak masalah deh kalau adik-adiknya nikah duluan. Lagian kalau kak Sarah sama kak Olivia pengen nikah ya nikah aja ngapain nunggu kak Cinka,” ucap Zoya yang tidak begitu mengetahui akar permasalahannya dari mana.
“Kamu anak kecil tau apa sih? Udah deh mending kamu diem aja kalau kita bahas soal pernikahan. Apa yang kita bahas itu belum saatnya untuk kamu jadi pembahasan kamu,” ucap Sarah.
“Ya kalau bukan saatnya jadi pembahasanku kenapa tadi diceritain,” ucap Zoya.
Akhirnya mereka sampai di sekolah Zoya, “Udah sampe nih dek.”
“Iya kak. Aku sekolah dulu ya,” ucap Zoya bersalaman dengan Olivia.
“Iya. Belajar yang rajin ya sayang. Maaf kalau tadi kakak sempet galak sama kamu,” ucap Olivia.
“Gak apa-apa kak. Aku tahu kok kalau kakak sebenarnya baik cuma terkadang terbawa emosi aja,” ucap Zoya.
“Syukur deh kalau kamu tahu,” ucap Olivia sambil tersenyum.
“Kok kamu gak salaman sama kakak?” tanya Sarah pada Zoya.
“Gak mau ah habisnya kakak galak, judes, suka marah-marah. Wleee,” ucap Zoya meledek Sarah kemudian ia langsung keluar dari mobil.
“Hiiiih. Nyebelin banget sih tuh bocah,” ucap Sarah kesal.
“Makannya kamu tuh jangan suka marah-marah nanti dia bakal balik marah sama kamu,” ucap Olivia.
“Ya kalau bocahnya gak nyebelin sih aku gak bakal marah kak,” ucap Sarah.