Kesempatan

1993 Words
Sudah satu minggu aku berada di Singapura. Negara kecil nan makmur yang dijuluki  the Lion City.  Hari ini , tepat  seminggu aku tinggal rumah Annie. Hari-hariku disibukkan dengan mengerjakan pekerjaan rumah  saat pagi dan saat sore mulai memasak untuk kami semua. Jadi ketika Annie dan Daniel pulang dari kantor, mereka bisa langsung makan tanpa harus repot lagi menyiapkan makan malam. Aku sudah mengatakan pada Annie  kalau aku mengerjakan semua hal itu,  semata-mata karena aku senang agar bisa mengisi waktuku  dan juga sebagai ajang latihan sebelum mendapat pekerjaan. Sampai sekarang Annie masih menolak kalau aku minta diantar ke agen tenaga kerja. Annie masih tetap keukeh tidak menyetujui niatku,  yang ingin  bekerja sebagai pembantu. Tapi aku tetap ngotot karena itu adalah pekerjaan yang paling masuk akal yang bisa aku dapatkan di Singapore ini. Aku juga sudah berusaha mencari informasi dari mbak-mbak yang sering  berkumpul di area  taman di bawah Apartemen. Kalau sore hari, banyak sekali mbak-mbak yang berkumpul di sana, mereka mengajak anak majikannya untuk bermain di taman atau mengajak opa-oma yang mereka rawat  untuk menghirup udara segar di taman asri ini . Ketika aku mencoba bertanya bagaimana prosesnya untuk mendapat pekerjaan, mereka malah berpikir kalau aku yang perlu pembantu. Kata salah satu mbak ,  syarat  utama untuk bisa mengambil pembantu dari agent adalah seorang majikan wajib  mempunyai penghasilan minimum yang  bersarnya sudah ditetapkan oleh pemerintah Singapura.juga ada biaya-biaya penempatan dan pajak.yang wajib di bayar majikan.  Aduh !!! Jadi,binggung aku mbak e....Aku bukannya mau cari pembantu, tapi aku yang mau jadi pembantu!!! Memang susah meyakinkan mereka kalau aku yang butuh pekerjaan sebagai pembantu.  Siapa yang akan percaya.  Muka  Chinnese seperti aku ini berniat jadi pembantu. Tapi aku benar-benar butuh pekerjaan itu. Aku tidak mau terus-terusan merepotin dan mengganggu  Annie. Daniel pasti tidak akan nyaman juga kalau aku selamanya tinggal bersama mereka.   Dan akhirnya hari ini, tepat seminggu setelah kedatanganku ke Singapore, aku mendapat kabar baik dari Daniel. “ I heard from Annie, that you need a job” “ Daniel!” Jerit  Annie sambil  mendelik, menghentikan perkataan Daniel. “ Why? I love having her here with us, but I think it is a great idea for her to get a job and move on with her life’ Kata Daniel “ Yes Daniel. Do you know anyone who needs a nanny to take care their children or perhaps to take care their elderly parents? Kataku penuh harap “ Nit, kamu kok nekat sih! Apa kamu sanggup jadi nanny? Tekanan bathinnya berat loh. Kamu biasanya di layani. Ini kamu mau melayani. Jadi nanny di Singapore tidak segampang di Indonesia. Kalau di Indo tugas nanny ya hanya merawat anak majikan  tidak melakukan pekerjaan rumah. Perkerjaan rumah akan dilakukan oleh pembantu lain. Tapi kalau di Singapore, semua pekerjaan harus kamu lakukan. Kamu harus menjaga anak, membersihkan rumah, memasak dan melakukan semua pekerjaan yang diperintahkan majikan bahkan, kadang ada majikan yang menyuruh pembantunya untuk mencuci mobilnya. Karena orang Singapore kan hanya punya satu pembantu saja . Apa kamu sanggup?” “ Nit, sudah ku bilang. Itu pekerjaan yang paling mungkin aku kerjakan di umur ku dan keadaan ku sekarang ini. Aku harus sanggup melakukannya bagaimanapun beratnya. Yang penting aku bisa dapat tempat tinggal, makan gratis dan sedikit  gaji untuk tabunganku. Itu sudah cukup. Kalau untuk mengharapkan kerja kantoran pasti tidak mungkin . Aku tidak mungkin bisa bersaing dengan anak-anak muda yang baru tamat kuliah, aku tidak punya pengalaman apa-apa dan sekolahku juga hanya sarjana sastra , itupun izasahnya tidak aku bawa”, Kataku keras kepala “ I think that , Anita is right. Without working experience. It will such easier fot her to find a job as a nanny. She is a mother. She has the experience taking care young child. Isn’t that right, Anita? Tanya Daniel padaku. Cepat- cepat aku menganggukkan kepalaku dengan sekuat tenaga untuk meyakinkannya. Aku lihat Anne mulai pasrah dan setuju. Matanya sudah sejuk kembali, tidak menyala-nyala lagi seperti tadi. “ Edward, my boss needs a nanny to take care his four years old daughter.You know his mother passed away last week. He has been taking leave of absence for a while. He will be back to work this Monday and he needs someone to help him taking care of his daughter. He is willing  to pay S 500/ month. If you serious to find a job.I will bring you to his house tomorrow to meet him.He want to do a short interview before hiring you” Jelas Daniel pada kami berdua. Aku memandang Daniel dan Annie bergantian. Apakah benar, begitu gampang? Rasanya seperti mimpi. Tepat satu minggu,  aku di sini sudah ada pekerjaan yang bisa aku dapatkan, kalau benar nantinya aku bisa mendapatkan pekerjaan itu, pasti ini adalah jalan terbaik yang di tunjuk kan Tuhan untuk ku. Tuhan sangat sayang padaku.  Aku membulatkan tekad dan mengangguk kepalaku lagi untuk lebih meyakinkan Daniel. Annie memandangku dan berkata “ Nit, Edward bosnya Daniel, orang nya baik, dia berasal dari Indo juga cuma dari remaja sudah sekolah dan tinggal di Singapore juga married dengan wanita Singapore. Dia itu gila kerja banget. Kalau uda kerja dia lupa waktu, makanya di usianya ini dia sudah  sukses banget. Tapi akibat gila kerjanya,  mungkin membuat istrinya nggak tahan, karena tidak diperhatikan dan  merasa kesepian  lalu istrinya  pergi meninggalkan Edward. Istrinya  pergi bersama mantan pacarnya ke Hongkong ninggalin Edward dan  anaknya yang waktu  itu baru berumur dua tahun. Untuk menutupi rasa sakit hatinya, Edward  malah lebih tenggelam lagi ke  pekerjaannya dan membiarkan  anaknya di asuh sama mamanya Edward, tapi seminggu yang lalu mamanya Edward meninggal dan dia jadi kebingungan.  Edward nggak biasa merawat anaknya dan anaknya juga nggak dekat sama dia karena selama ini Edward juga tidak pernah mendekati dan menunjukkan rasa sayang  pada anaknya. Edward berangkat ke kantor, anaknya belum bangun. Edward pulang kerja anaknya sudah tidur. Jadi Edward itu bagaikan orang asing bagi anaknya. Hari Senin ini Edward harus masuk kerja, dan dia binggung, siapa yang harus menjaga anaknya.  Dia kan nggak ada di rumah, jadi nggak bisa jadi translater buat anaknya. Anaknya hanya bisa ngomong Bahasa English atau bahasa Mandarin. Kalau  mau pakai nanny dari Philipina sekarang ini belum ada di agent tempat penyalurnya karena di bulan-bulan ini semua  Nanny dari Phillipina cuti untuk  pulang ke negaranya. “ Aku mau Nie, aku mau mencoba dan bertekad untuk bisa diterima. Kalau untuk conversation sehari-hari  dalam  bahasa inggris , aku sih bisa Nie. Juga mandarin aku juga bisa untuk  percakapan sehari-hari. Dulu mama dan papa mendorong aku untuk les bahasa mandarin. Zaman kita dulu kan, bahasa mandarin itu tidak diajarkan terang-terangan seperti sekarang, tapi aku les di rumah dan bisa lar sebatas  untuk percakapan bahasa mandarin dengan anak-anak. ” “ Ok! I will call Edward and tell him that tomorrow you are ready to go to his house and have an interview” Daniel langsung mengambil handphonenya dan menelepon bossnya. Aku hanya mendengarnya mengatakan YES. OK  at nine o’clock.   Jadi berarti besok aku akan diinterview jam sembilan  pagi.  Perasaan senang dan sedikit khawatir  bercampur aduk dalam hatiku. Mudah-mudahan aku bisa keterima bekerja. Aku bertekad akan bekerja dengan baik, aku akan menyayangi anak majikanku nanti dengan setulus hati. Aku ingin mendapat pekerjaan biar aku bisa menabung uang untuk hari tuaku nanti. Dan apabila memungkinkan, aku ingin membelikan tiket untuk Catherine agar bisa menjengukku saat dia liburan.  Cath, kamu nggak malu kan punya mama yang bekerja sebagai nanny? Mudah-mudahan kamu mengerti ya Cath. Itu adalah pilihan mama, karena mama ingin menjadi pribadi yang punya eksistensi diri, menjadi orang yang dihargai. Mama tidak ingin lagi menjadi mama mu yang ada di bawah bayang-bayang papamu, yang selalu ketakutan dan tidak dihargai. Suara Daniel membuyarkan lamunanku. “ Anita, Edward will interview you at nine tomorrow morning. His house is at Bukit Batok Hill. I will take you there. If he finds you suitable as  his daughter’s nanny. He would like you to start working tomorrow. So you would need to bring along all your stuff”. Daniel menjelaskan padaku apa yang didengarnya dari bossnya saat menelepon tadi. Ya Tuhan, aku akan mulai kerja besok kalau  dia cocok. Tambah berdebar-debar hatiku. Ini pekerjaan dan interview pertama di usiaku yang tigapuluh delapan  tahun ini. Sanggupkah aku menjalani interviewnya? Bisakah aku menjawab pertanyaannya? Kira-kira apa yang akan ditanyakan beliau ya? “ Nit, sini aku pinjamin kamu tas untuk barang-barangmu” Kata Annie Aku mengikutinya berjalan menuju kamar tamu yang aku tempati selama ini. Annie membuka lemari bagian atas dan mengeluarkan travelling bag warna hitam polos tanpa merek. “ Tas Ransel Burberry mu tinggalin aja di sini, tas tangan nya juga di tinggal saja.  Ntar lu bawa celana-celana dan kaos kaos santai yang kemarin aku kasih buat kamu dan juga celana jeans yang kamu beli di Hougang Mall. Jam tangun Rolex ,  anting dan cincin berlian lu  juga jangan di pakai . Ntar biar aku simpanin di brankas kecil ku di lemari.  Nanti kita ke Hougang Mall  dan beli jam  yang agak murah aja. Edward bakalan mati berdiri tuh kalau lihat pembantunya pake jam tangan Rolex” Katanya menggodaku “ Iya.. Iya.. ntar semua aku tinggal aja. Enggak usah kuatir Nie, aku akan bisa memposisikan diriku. Sekarang aku bukan nyonya Lutfi lagi. Aku ini Anita yang akan memulai hidup barunya. Betapa berat dan berlikunya pun aku akan siap menghadapinya. Aku juga ingin dihargai dan bisa menikmati hidupku dengan keinginan dan kemampuan ku sendiri. Kalau aku kerja, aku bisa punya penghasilan untuk membeli baju sesuai gayaku sendiri. Makan makanan yang aku suka . Aku juga ingin merasakan seperti yang engkau rasakan Nie, bebas jadi dirimu tanpa ada belenggu yang mengikat kakimu” “ Aku mengerti keinginanmu Nit, makanya aku tidak memprotesnya lagi. Aku merestuimu kerja sebagai nanny sekarang, apalagi boss nya seorang  Edward yang sudah aku kenal baik. Aku ingin kamu bahagia. Kalau memang dengan bekerja bisa membuatmu bahagia, aku pasti akan sangat mendukungmu. Tapi kalau nanti pekerjaan itu tidak membuatmu bahagia. Kamu harus segera kembali ke sini. Janji ya jangan mencoba bertahan kalau kamu rasa pekerjaan itu sangat memberatkanmu”  Kata Anita dengan nada bicara yang sama persis dengan nada bicara mamaku. Aku memandangnya dengan mata berkaca-kaca dan memeluknya “ Terimakasih ya Nie, Terimakasih untuk pengertianmu. Rasanya sudah lama sekali tidak ada yang mengerti aku sejak mama dan papa ku meninggal , tidak ada lagi orang yang berbicara seperti itu padaku”. “ Jangan nangis, kamu harus kuat sekarang. Besok adalah awal yang baru untukmu. Tenang saja hadapin interviewnya. Aku kenal Edward. Hatinya baik, hanya saja dia masih  trauma ditinggalin istrinya kabur, jadi dia sedikit kaku dan tidak  banyak ngomong. Kamu hadapin calon boss lu nanti  dengan santai saja. Misalnya dia nggak cocok dengan kamu besok, kamu juga jangan khawatir, kami tetap akan menerimamu dengan senang hati untuk tinggal di sini sampai kamu menemukan pekerjaan yang cocok suatu saat nanti”. “ Iya Nie, aku mengerti. Aku akan menghadapinya dengan santai besok. Kalau tidak diterima juga tidak apa-apa. Anggap aja lagi latihan interview dan menghadapi boss. Aku belum pernah merasakan interview lor seumur hidupku ini. Kalau benaran tidak diterima, aku akan berdoa supaya kamu cepat hamil dan melahirkan, jadi aku bisa melamar jadi nanny untuk anakmu saja” “ Iya.. iya good idea. Kalau kamu yang jadi nanny anakku, aku bisa tenang bekerja karena yang jaga anakku, tantenya sendiri pasti ia  akan sangat di  sayang dan bisa aku percaya 1000 %. Nanti kalau aku punya bayi, aku pasti menyuruhmu nggak boleh kerja sama yang lain lagi. Kamu  harus jaga anak aku aja,  biar kamu tetap bisa dapat pekerjaan dan punya penghasilan dan aku nggak usah khawatir membiarkan kamu kerja di luar sana" " Nie, aku bukan anak kecil lagi. Kamu jangan khawatir. Aku bisa jaga diri, dan nanti kalau kamu melahirkan, Aku pasti akan ada di sini untuk membantumu". Kami saling menatap dan tersenyum penuh kebahagian. Mudah-mudahan semua berjalan lancar besok dan aku bisa diterima dan sudah mulai bekerja .   Kesempatan  yang sudah terbuka Harus kita ambil  segera Jangan ragu atau bimbang Karena kesempatan itu tak akan datang  berulang kali    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD