Untuk ketiga kalinya, Laras berusaha berjalan sekalipun dengan menyeret salah satu kakinya yang terluka cukup parah. Melewati lorong rumah sakit, derai air mata mengiringi setiap langkahnya. Luka badannya cukup parah, namun luka hatinya jauh lebih parah. Ruang ICU dan ruang jenazah, dua tempat dimana kedua orang terkasihnya berada. Rasanya Laras ingin membelah dirinya menjadi dua. Ia ingin memastikan dokter salah saat mengatakan suaminya telah meninggal, namun ia juga ingin melihat keadaan putrinya. Laras berpikir sejenak hingga memutuskan ia harus melihat suaminya terlebih dahulu, siapa tahu dokter salah sewaktu memeriksa suaminya. Siapa tahu suaminya sekarang masih hidup. Tuhan, jangan ambil Kevin dariku. Biarkan Kevin hidup, Tuhan. "Laras, berhenti! Kamu masih sakit." Fitri mencekal