Sunday With Him

1109 Words
  Ken menghentikan mobilnya di depan rumah Alexa. Ia melirik gadis itu dari sudut matanya. Segera saja gadis itu mengusap air matanya dengan jemarinya lalu menegakkan tubuhnya sambil menghela napas panjang. Alexa membuka pintu mobil ken lalu turun dari mobil Ken. Ia menunduk, memaksakan seulas senyuman. Ken masih bisa melihat matanya yang berlinang. Yang benar saja! Gadis ini benar-benar sesuatu! Ia menangis seakan Henry telah merusak kehormatannya. "Terimakasih!" Ujar Alexa pelan. Alexa tidak lagi menunggu balasan ucapannya. Ia segera berbalik dengan jalan yang sedikit terhuyung. Lalu tubuhnya menghilang di balik pintu rumahnya. ***** Ken merutuk kesal. Berulang kali ia memencet bel rumah Alexa namun hingga saat ini gadis itu belum juga muncul. Sebelumnya di pagi hari, Ken juga mendengar Henry, Karla dan Daren memanggil Alexa. Gadis itu tak kunjung juga keluar. Sebenarnya apa yang dilakukan gadis itu saat ini? Ken berjalan mondar-mandir di depan rumah alexa. Mengingat kondisi alexa kemarin, ken justru semakin panik. Walaubagaimanapun, gadis itu tinggal sendirian di rumah itu. Ken kembali memencet bel secara berkala sambil memandangi pintu kesal. "s**l!" Ken mengumpat entah kepada siapa lalu kembali berjalan mondar-mandir sambil sesekali mengacak rambutnya frustasi. Suara pintu terbuka. Ken segera berjalan mendekati pintu lalu menengadahkan kepalanya masuk namun tidak ada siapapun yang menyapanya disana. laki-laki itu memasuki rumah alexa perlahan. Ia memperhatikan setiap sudut rumah alexa. Ini pertama kalinya ken menginjak rumah alexa dan benar saja! Rumah ini cukup rapi meskipun alexa terkesan sibuk. Akhirnya ken memutuskan bersandar di dinding rumah itu -menunggu gadis itu muncul- sambil memandangi jam. Pukul 12.15. Tidak lama kemudian, suara serak itu kembali terdengar. "Ada apa ken?" Tanya alexa pelan. Ken meringis mendengar suara serak nan seksi gadis itu. Alexa menatap ken yang bersandar di dinding. Sebenarnya apa yang ingin dilakukan laki-laki itu? Selama ini, alexa mengira ken berbeda dari laki-laki lainnya. Maka dari itu, ia memperlakukannya berbeda. Namun, mengingat apa yang dilakukannya bersama claire semalam, pikiran tersebut melayang jauh. Memberikan fakta bahwa alexa sama sekali tidak menarik di matanya. Ken mendongakkan kepalanya. Seketika mata ken membesar melihat pemandangan di hadapannya. Yang benar saja, alexa masih memakai gaun tidurnya dan kali ini tanpa jaket maupun outfit apapun. Sama seperti ken, gadis itu kini bersandar di dinding seberang, menjaga jarak dari laki-laki itu. "Maaf, aku tidak bermaksud menggodamu! Aku sudah mencari jaketku tapi tidak menemukannya" ujar alexa pelan begitu menyadari tatapan ken. alexa menatap lurus ke arah ken di seberang ruangan. Ken hanya mengangguk berusaha mengabaikan penampilan alexa yang seksi. Memang tidak seseksi saat pertama kali ken melihat gaun tidurnya hanya saja, melihat kakinya yang nyaris t*******g benar-benar menggoda. Terlebih ken dapat membayangkan apa yang ada di balik gaun malamnya yang sedikit transparant. "Ibuku memintaku mengantar makanan untukmu" ujar ken dengan nada datar sambil mengalihkan pandangannya. Tentu saja ken tidak mau alexa mendapatinya sedang memandangi tubuh gadis itu. Alexa mengangkat alisnya menanggapi sikap dingin ken. Sepertinya dugaannya benar. Ken jelas tidak menyukainya. Tidak mungkin ken menggoda claire dengan sikap sedingin itu. entah mengapa, pikirannya mengenai ken yang tidak menyukainya benar-benar membuat alexa merasa tidak nyaman. Akhirnya alexa memilih diam. alexa memperhatikan ken. laki-laki itu kini sedang berjalan lalu meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja di ruang tamu. Ken jelas mengacuhkannya dan itu benar-benar menyebalkan bagi alexa. terlebih ken memilih claire, si gadis plastik. ada banyak perempuan cantik dan seksi di Western. Ken benar-benar mempunyai selera yang buruk. alexa mengerjapkan matanya ketika pandangannya sedikit mengabur. s**l! Sekali lagi ken memperhatikan gadis itu. Tubuh alexa berkeringat dengan napas yang tidak beraturan. Matanya sedikit sayu. Mungkin gadis itu baru saja bangun tidur. "Aku pulang" ujar ken akhirnya. Keputusan yang tepat sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. "Biar ku antar" refleks suara alexa keluar. alexa mengernyit. ada apa dengannya? Alexa berjalan mendekati pintu perlahan sementara ken menunggu alexa di ambang pintu. Setidaknya mengucapkan sekedar 'aku pulang' bukan masalah, kan? Ken memperhatikan gadis itu. Sebenarnya ada apa dengannya? Wajahnya tampak pucat meskipun masih terlihat cantik. Begitu tangan alexa hendak menutup pintu, ia justru terjatuh, pingsan dan tak sadarkan diri. Ken melangkah cepat, tangannya mendorong pintu agar terbuka lebih lebar. Ia segera menggapai tubuh Alexa yang tidak sadarkan diri. segera telapak tangannya merasakah suhu tubuh alexa. "Astaga! Tubuhnya panas!" Ken menghela napas lalu mengangkat alexa ala bridal style, menutup pintu dengan kakinya lalu membaringkan alexa di sofa terdekat. Ia menghela napas panjang lalu berlari dan membuka kamar terdekat. Dari foto di dinding kamar, ken tau kamar tersebut merupakan kamar alexa. Ia akhirnya kembali menggendong gadis itu dan membaringkan tubuhnya di spring bed gadis itu. Ken memperhatikan kamar alexa. Kamar gadis itu benar-benar melambangkan kamar seorang perempuan. Kamar alexa benar-benar rapi dan bersih dengan aroma mawar yang benar-benar wangi. Kamarnya didominasi oleh warna biru pastel dan putih. Ken tersenyum melihat foto alexa kecil dengan kedua orangtuanya di atas meja kecil di samping tempat tidur alexa. Ken menghela napas panjang mengisi indera penciumannya dengan wangi khas gadis itu. Ken memperhatikan ruangan tersebut lalu membuka salah satu pintu. Begitu membukanya, ken yakin ruangan tersebut merupakan walked in closet milik gadis itu. Dengan tidak nyaman ken berjalan memasuki walked in closet milik alexa. Sama seperti rumah alexa, walked in closet milik alexa sangat rapi dengan dinding berwarna putih dan jejeran rak beserta lemari yang berwarna merah maroon. jejeran sepatu di rak membuat ken sadar betapa alexa menyukai fashion. Ken memperhatikan sekilas tempat tersebut. Tiba-tiba matanya terpaku dengan gaun tidur yang digantung rapi. Yang benar saja, alexa memiliki banyak gaun tidur yang seksi dengan beraneka ragam warna. Ken meneguk ludahnya memandang gaun tidur berwarna merah maroon dengan potongan yang sangat pendek. tiba-tiba ken membayangkan alexa memakai gaun tidur tersebut sambil berbaring di atas ranjang. dengan gaun tidur sependek itu, ken bisa menikmati bentuk tubuh alexa. Ken menggelengkan kepalanya cepat. Tidak! Seharusnya ken hanya mencari handuk kecil untuk mengompres alexa. Ken membuka laci satu per satu. Terkadang ia tersenyum melihat laci berisikan jam tangan ataupun perhiasan milik alexa. Gadis itu pasti manis memakai barang-barang tersebut. Ken terdiam ketika membuka 2 laci terakhir. Benar saja! Laci tersebut berisi pakaian dalam alexa! Diam-diam ken memperhatikan satu per satu pakaian dalam milik alexa. Dari pengamatan ken, alexa menyukai tipe celana dalam yang berenda, model hipster dan juga bikini. Ken menggigit bibirnya. Tampaknya alexa tidak menyukai jenis yang terbuka seperti g-string maupun thong. Lalu, ia melihat bikini di laci tersebut. Spontan ken membayangkan alexa sedang memakai bikini tersebut. Ken menyentuh bikini berbahan dasar lace yang berwarna putih. Dengan tubuhnya yang proporsional, ken yakin alexa akan terlihat seksi. Seandainya gadis itu melakukannya, ia ingin sekali menyentuh pahanya dengan ujung jarinya secara perlahan dan... Astaga! Darah ken berdesir setiap kali memikirkan gadis itu. Ken memejamkan matanya berusaha mengusir jauh pikiran kotornya. Ken mengingatkan dirinya berulang kali bahwa alexa sedang sakit dan membutuhkannya. Setelah meredam gairahnya, segera saja ia membuka laci terakhir dan mengambil handuk kecil. Ken segera berjalan ke kamar mandi menyiapkan kompresan untuk alexa
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD