12. M.O.S Perfect

1564 Words

12. M.O.S Perfect "Emang ya, cowok itu cuma bisa lampiasin masalah dengan tonjokkan, melukai diri sendiri." Maya menaikkan dua alisnya tinggi, memberi atensi lebih pada Dhea yang menggumam kesal di sebelahnya. "Siapa?" tanyanya. Dhea mendengkus. "Bukan orang penting." Maya terkekeh. Lontaran kalimat yang Dhea ucapan jelas berbanding terbalik dengan raut wajahnya. "Bukan orang penting kok dipikirin." goda Maya, jarang-jarang dia melihat teman semejanya menaruh perhatian pada seseorang, apalagi cowok. Menerawang, Dhea memikirkan ucapan Maya. Benar saja, untuk apa dia memikirkan orang tidak penting macam Sammy. "Kak Sammy ya." Tak menyahut, Dhea hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh. "Gue liat lo ditarik Kak Sammy tadi pagi, liat juga pas lo berangkat bareng dia." Kali ini Dh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD