“Kamu udah mau nikah?” tanya Nada dengan wajah tak bersalahnya sama sekali, karena ia menganggap apa yang ia lakukan adalah benar. Ia menganggap apa yang ia lakukan bukan kesalahannya. Aku tidak pernah menyangka ia akan sepercaya diri itu. “Ada apa ya? Kenapa kamu bertanya?” tanyaku. “Memangnya kenapa kalau aku bertanya, Mbak? Aku kan sepupu kamu.” “Lah terus?” “Ya aku keluarga.” “Apa? Keluarga?” Aku tertawa kecil dan menggeleng. Sungguh percaya dirinya ia menganggap dirinya keluarga setelah apa yang ia lakukan. Karena perempuan ini semua impianku berakhir, semua impianku hancur, semua kehidupanku berubah. “Mbak, aku minta maaf kalau aku buat salah. YA aku tahu ini kesalahan aku, tapi kan sekarang mbak udah mau nikah. Jadi, gak masalah kan?” tanya Nada menatapku dengan tatapan menje