Octavia tampak gelisah di kursinya. Mereka saat ini berada di pesawat yang akan membawa mereka ke Jepang. Di televisi, dia melihat di dalam pesawat itu penuh akan orang dan kursi mereka berdempetan. Tapi saat ini yang dia lihat tidak ada satupun orang di dalam kabin itu selain dirinya dan Renov. Aneh sekali.
"Hmm, Renov?"
Pria yang dipanggil itu sedang sibuk dengan laptopnya menghentikan pekerjaan, pria itu menatap sekilas. "Ada apa?"
"Kemana orang-orang? Kenapa hanya kita yang berada disini? Aku melihat di televisi dipesawat penuh orang." ucapan gadis itu membuat raut kasar Renov berubah berkedut, bibirnya tersenyum tipis, menahan tawa, pria itu menekan sesuatu di kursinya. tak berselang lama ada seorang pramugari datang membawakan beberapa camilan. Mata Octavia membesar melihatnya.
"Makanlah, tenang 'kan dirimu. Atau jika kamu tidak nyaman di kursi ini, tidurlah di ruangan belakang. Ada kasur disana." ucap pria itu.
Octavia menatap camilan yang kebanyakan coklat di pangkuannya. Gadis itu dengan girang membuka salah satunya, mengunyahnya pelan.
"Ada orang lain, tapi mereka berada di kelas berbeda." ucap Renov, namun Octavia tidak mengerti maksud kelas pria itu. Tapi dia memilih diam menikmati makanannya.
"Hmm, kamu mau?" gadis itu menyodorkan salah satu makanannya saat melihat Renov masih menatapnya. Dia hanya kurang nyaman karena tatapan Renov kali ini... Berbeda dari biasanya.
"Aku menginginkan camilan yang lain." ucap pria itu.
Kening Octavia berkerut. Dia melihat semua makanan di pangkuannya. "Kamu mau yang mana?"
"Kamu. Aku menginginkanmu." suara Renov berubah serak dan begitu berat. Tangan pria itu menyibak makanan di pangkuan gadis itu. Octavia belum sempat protes, pria itu sudah terlebih dahulu melepaskan pengaman ditubuh Octavia, lalu pria itu menyibak rok gaun gadis itu, hingga memperlihatkan pahanya yang mulus dan Indah.
Renov menggeram melihatnya. Pria itu menatap Octavia tajam. "Buka celana dalammu!" ucapan kasar pria itu membuat Octavia terkejut.
"Buka sekarang juga!"
Octavia mau tak mau menurut, dia membuka celana dalamnya dengan pelan. Lalu saat celana dalam itu jatuh ke bawah, Renov melebarkan kedua kakinya, memperlihatkan vaginanya.
"Ahhhh!" gadis itu langsung mendesah kuat saat jari-jari Renov memasuki k*********a. Tubuh Octavia tersentak, terasa sakit awalnya.
Renov tampak senang melihat wajah bernafsu gadis itu. Jarinya mulai masuk dan keluar dengan pelan, membuat tubuh Octavia menggelinjang. "Arghhhh!" kaki Octavia makin terbuka, menerima sentuhan lebih pria itu.
Renov tersenyum miring, makin menusuk v****a basah gadis itu. "Ahhh! Ahhhh!!" mereka sama-sama tak peduli jika akan ada petugas yang datang. Octavia pening akan rasa nikmat.
Tangan Renov menggocok kemaluan gadis itu dengan kasar, dan Octavia memekik kaget begitu jarinya masuk begitu dalam, menyentuh sesuatu disana, jari Renov menusuk-nusuk k*********a dengan liar.
"Ahhh! Ahhh! Ja-jangan!" pekik gadis saat Renov mencumbunya dan mengigit kupingnya. Jari-jarinya semakin kencang menusuk kemaluan gadis itu.
"Re-renov, ahh... Ahhhh... Ahhhh!!!"
Jari-jari itu bertambah menjadi dua dan mengocok dengan ahli hingga Octavia sedikit berjingkat. Mulutnya terbuka lebar menahan hasrat yang siap meledak.
"Ya, panggil namaku sayang," suara Renov serak. Jarinya makin. Menjadi di v****a Octavia.
"Ahhhkkkk!!!!" gadis itu terpakik kencang ketika sesuatu dalam dirinya keluar. Menyembur membasahi jari-jari Renov. Ini sangat nikmat, gadis itu mengakuinya.
Nafas Octavia terengah-engah. Renov mengeluarkan jarinya dari v****a basah gadis itu dan dia dengan sengaja menjilat jari-jarinya yang penuh akan cairan Octavia di depan gadis itu, membuatnya sedikit mendesah.
"Camilanku sangat nikmat," bisik Renov sambil mengelus v****a basah gadis itu.
****
Mereka sampai di hotel pukul tujuh pagi. Bukannya beristirahat terlebih dahulu, Renov malah kembali menyetubuhi istrinya itu.
Penisnya sudah sekeras batu sejak tadi, dia menginginkan miliknya berada dalam gadis itu. Tangan Renov meremas-remas b****g gadis itu saat dia memasuki Octavia dari belakang. Pemandangan yang begitu menggairahkan bagi pria itu.
Renov meremas b****g Octavia sambil terus menusukkan penisnya kedalam milik gadis itu. Dia menghentakkan tubuh mencari kepuasan.
Octavia mengerang dan mendesah, gadis itu meremas sprei miliknya. Renov benar-benar panas saat bercinta. Kepalanya pening saat p***s Renov yang besar menusuk miliknya begitu kasar dan cepat.
"Ah! Ah!" Octavia mengerang kencang saat Renov mempercepat gerakkkannnya.
"Ahhh!! Aku datang!!" urat-urat leher pria itu terlihat, matanya terpejam erat, dan tak menunggu lama, mereka sampai pada puncaknya. Cairan mereka menyembur. Dalam pelepasan itu, Renov menyerukan nama gadis itu.
"Octavia!!! Arghhh!!!"
Tubuh mereka langsung terjatuh lemas di atas ranjang. Renov langsung merengkuh tubuh gadis itu. Octavia sudah tampak kelelahan langsung tertidur setelah percintaan panas mereka.
Tanpa gadis itu tau, Renov menatap wajahnya yang tampak polos itu lama. Pria itu mengusap wajah gadis itu lembut. Namun hanya sebentar sebelum matanya berubah tajam dan dia menjauhkan tangannya dari gadis itu.
"Maafkan aku," ucapnya berbisik serak, lalu Renov pergi ke kamar mandi, membersihkan diri dan mendinginkan otaknya.
***