BYUR! Alea langsung terbangun ketika air yang disiram ke wajahnya. Matanya melihat pada Vanno yang sudah memakai pakaian kantornya dan ember yang ada di tangannya. “Kau sangat nyenyak sekali, lebih baik kau bersihkan semua apartemen ku sekarang, dibanding kau hanya tidur dan tidak punya kerjaan seperti orang kaya yang masih banyak uang. Wanita miskin ini ternyata masih pemalas.” Ejek Vanno. Alea melirik jam yang ada di dinding kamar Vanno. Jam delapan pagi. Niatnya semalam, ia bangun subuh dan langsung ke rumah sakit. Tidak menunggu Vanno bangun, ternyata lelaki itu lebih dulu bangun dibanding dirinya. Alea mengusap wajahnya kasar. Lalu menatap sendu pada Vanno. “Sekarang kau menjadikan ku pembantu?” tanyanya lirih. Vanno tertawa kecil mendengar pertanyaan Alea. “Bukankah kau mem