Alea menelan salivannya menatap pintu apartemen Vanno sembari memegang kepalanya yang masih terasa sangat pusing sekali. Alea masih demam dan belum berkurang selama dua hari ini. Tadi ayahnya sampai melarangnya untuk pergi dan Alea pergi ketika ayahnya masuk ke dalam kamar mandi. Alea kabur dan tidak menunggu ayahnya keluar dari dalam kamar mandi. Maafkan dirinya yang tidak mau ayahnya tahu kalau dirinya harus datang ke sini. Kalau tidak Vanno akan datang ke rumah sakit dan menarik dirinya di hadapan ayahnya. Alea tidak mau itu terjadi. “Oh… kau sudah sampai. Kau masih mau berdiri di situ hmmm?” Alea menatap Vanno yang berdiri dengan wajah menyebalkannya melihat pada Alea yang hanya berdiri dengan keadaan yang begitu lemas. “Kau kenapa? Mau mati?” celetuk Vanno tersenyum si