Dua Pemain Basketku

2120 Words
Besok Bryan akan meninggalkan klinik fisioterapi ini. ACL nya sudah sembuh 100 %. Jadi malam ini. Sandra akan mengundang Bryan untuk makan malam di tempat tinggal mereka sekaligus meminta Bryan untuk menandatangani surat kontrak untuk bergabung dengan Trust Agency. Kemarin Bella telah mengirimkan via email surat kontrak tersebut. Setelah tanda tangan kontrak dengan mereka. Saat Sandra, menyuruh Bella mempersiapkan surat kontrak untuk Bryan. Bella langsung menjerit kesenangan. “ Kamu benar-benar agent TOP. ke Amerika bukan hanya menemani Timmy untuk terapi, tapi juga bisa merekrut atlit potensial sekelas Bryan. Aku meleleh melihat fotonya yang kamu kirimkan. Dia kok ganteng banget. Uda ada yang punya belum? Kalau belum, untuk aku aja ya. Si Bryan.” “ Nanti kutanyain apa dia sudah ada yang punya? Kalau belum, boleh untuk dirimu.” Kata Sandra menggoda sahabatnya itu. “ Tumben, kamu ngak bilang untuk dirimu. Biasanya kamu nggak mau aku saingi, kalau lihat cowok-cowok pemain basket ganteng.” Kata Bella. “ Bisa digorok Timmy aku, kalau masih menginginkan Bryan.” Kata Sandra keceplosan. Padahal awalnya dia ingin merahasiakan hubungannya dengan Timmy sampai nanti mereka kembali ke Manila, baru akan dia ungkapkan kepada Bella. Tapi sekarang sudah terlanjur. Karena Bella langsung menjerit. “ Kalian jadian?? Nggak sahabatan lagi? Kalian sekarang pacaran? Akhirnya… Meledak juga ya perasaan kalian berdua.Ceritain dong.” Jerit Bella penuh rasa ingin tahu. Mau tidak mau, Sandra harus menceritakan semua kejadian seminggu yang lalu kepada Bella. “ Ternyata Bryan yang jadi pemicu, Timmy berani mengungkapkan perasaannya kepadamu. Untung ada Bryan, kalau tidak kalian bakalan sahabatan terus sampe jompo dan dua-duanya tetap jomblo. Timmy harus berterimakasih nih, sama Bryan, bukannya cemburuan terus.” Kata Bella. “ Timmy uda nggak cemburuan kok sama Bryan. Hanya kalau aku mau ketemu Bryan, dia pasti selalu ingin ikut. Ada aja alasannya supaya bisa ikut.” Kata Sandra tersenyum simpul. “ Tapi aku mengerti sih, kecemburuan Timmy. Bryan itu memang mempunyai semua kriteria cowok idamanmu. Apalagi dia itu usianya, lebih tua darimu. Itu nilai plusnya yang tidak bisa ditandingi Timmy. Kalau untuk hal lain, misalnya gantengnya, bodynya dan kemampuan bermain basketnya, aku memberi nilai sama untuk Timmy dan Bryan.” Kata Bella bagai bu guru yang sedang mengkoreksi kertas ujian. “ Kamu itu uda bagaikan pakar cowok-cowok idaman. Kalau gitu, kamu aja yang usaha untuk mendapatkan Bryan.Moga-moga proses pemindahannya bisa terlaksana. Gimana lobby mu ke Federasi basket? Apakah mereka tertarik?” Tanya Sandra kembali fokus ke pekerjaan mereka. “ Delapan puluh persen mereka tertarik. Karena katanya jarang ada pemain NBA yang mau di naturalisasi kembali menjadi warga negara Filipina. Mereka hanya tidak bisa menjamin Bryan dapat club di Manila karena pasti tidak ada Club yang bisa bayar semahal gaji Bryan di LA. Tapi aku akan memberikan yang terbaik untuk Bryan. Eh! Manager talent Global Knicks juga sudah menyatakan minatnya untuk Bryan agar bergabung di klub mereka. Mereka masih nyesak tuh kalah tipis melawan Manila Warrior pada pertandingan Liga Champions yang lalu, karena lemparan tiga angka Timmy.” Kata Bella memberi informasi. “ Ok! Kamu atur aja yang terbaik buat Bryan. Kamu yang bertanggung jawab penuh untuk Bryan, selama proses perpindahannya. Manatau benih-benih cinta tumbuh di antara kalian berdua.” Kataku. “ Siap Boss. Kira-kira kapan kalian bisa kembali? Bulan depan kontrak Timmy di Manila Warrior sudah berakhir loh. Gimana mau aku samperin mereka, atau tunggu kalian balik dulu?’ Tanya Bella. “ Tunggu kami balik aja. Kecuali kalau mereka hubungi kita dulu, untuk memperpanjang kontrak. Tapi kalau tidak, kita diamin dulu aja. Aku yakin, mereka pasti akan memperpanjang kontrak Timmy dan memberikannya kenaikan gaji juga fasilitas, mengingat berkat jasa Timmy, kemenangan di Liga Champions bisa mereka raih.”Kata Sandra dengan yakin. “ Iya, aku juga sependapat. Pasti Timmy kembali akan menjadi pemain termahal kali ini.” Kata Bella. Mengingat percakapan mereka di telepon, Sandra jadi tersenyum-senyum sambil memotong kentang untuk salad yang akan mereka makan bersama malam nanti. Selain salad, Sandra juga memasak mushroom pasta kesukaan Timmy untuk mereka semua . Timmy yang baru selesai mandi, memeluk erat tubuh Sandra dari belakang. “ Aku keringatan banget, Tim. Jangan dipeluk dulu. Nanti badanmu ikutan lengket. Kamu kan uda wangi.” Kata Sandra. “ Biarin, aku suka mencium keringatmu.” Kata Timmy sambil mencium tengkuk Sandra. Ciuman itu membuat Sandra menggeliat kegelian dan membuat Sandra yang telah selesai menata salad di salad bowl, membalikkan badannya dan memeluk erat tubuh tinggi Timmy yang beraroma Gucci guilty black. Aroma Maskulin yang sangat Sandra sukai. Sandra memejamkan matanya menikmati aroma itu . “ Batalin aja yuk, acara makannya dengan Bryan. Kita lanjutin pelukannya di kamar, manatahu kamu sudah mengijinkanku mempergunakan hak prerogative ku.” Rayu Timmy dengan mata sayu. “ No. Tidak boleh. Selama kamu masih berjalan memakai kruk.” Kata Sandra melepaskan dirinya dari pelukan Timmy dan langsung mengangkat salad bowlnya untuk ditata di meja. ‘ Aku mandi dulu ya, Tim. Kalau Bryan datang, tolong bukain pintu. Kamu jangan jutek ya sama dia. Awas kalau kamu berani judes-judes dan Bryan tidak jadi tanda tangan kontrak denganku.” Kata Sandra mengancam Timmy. “ Beres, Bu Boss. Aku malah mau peluk Bryan dan mengucapkan terimakasih padanya. Karena tanpa dia, kita pasti masih sahabatan selamanya.” Kata Timmy tersenyum manis. Selesai mandi, Sandra memakai dress selutut , dua tali berwarna biru muda. Biasanya baju ini akan dia kenakan bersama blazer. Tapi karena cuaca sangat panas dan di rumah saja. Sandra memutuskan untuk tidak memakai blazernya. Sandra tidak memakai celana pendek dan kaos, karena dia ingin suasana yang lebih formal saat Bryan tanda tangan kontraknya. Sandra tetap ingin menjaga keprofesionalismenya, meskipun tanda tangan kontrak kali ini tidak dilaksanakan di kantornya di Manila. Saat Sandra keluar dari kamar. Timmy dan Bryan yang telah hadir menatapnya dengan mata terpukau. Tubuh tinggi Sandra, kulit coklat eksotisnya , mata bundarnya dipadu dengan rambut pendeknya yang basah, membuat Sandra kelihatan super sexy. Timmy langsung berdiri dari tempat duduknya di meja makan dan berjalan menghampiri Sandra lalu memeluknya dan mencium pipinya seakan-akan memberitahu Bryan, kalau Sandra adalah miliknya. Sambil memeluk Sandra, Timmy berbisik. “ Kok nggak pake blazermu?” “ Panas”Kata Sandra mendorong tubuh Timmy dan berjalan menghampiri Bryan yang duduk di meja makan dan menatap mereka dengan keheranan. Kenapa Timmy memeluk Sandra dan menciumnya begitu mesra? Apakah hubungan mereka ini lebih dari agent dengan atlitnya? “ Yuk. Kita makan . Aku uda lapar. Maaf ya Bryan. Aku hanya bisa menyediakan ini. Susah banget belanja bahan makanan di sini. Terlalu jauh dari mana-mana tempat ini. Jadi aku pakai bahan yang ada aja, yang kami beli minggu lalu, saat ke supermarket di downtown.” Kata Sandra. “ Iya, Ini aja uda cukup kok, San. Aku kalau malam juga makannya sedikit.” Kata Bryan memperlihatkan senyumannya yang menawan. Mereka bertiga makan sambil berbincang ringan, tentang pengalaman main basket Bryan. Bryan itu mulai bermain basket saat kuliah. Saat SMA malah dia sama sekali tidak tertarik dengan basket. “ Kalau aku, main basket dari usiaku 10 tahun. Coach Edy, pelatih basket di sekolahku yang menemukan bakatku dan dia yang melatihku sampai aku terpilih di Timnas lalu pindah ke Manila” Kata Timmy. “ Wah. Hebat! Kamu mulai dari kecil. Pantas saja permainanmu sangat bagus dan tembakanmu juga sangat akurat. Aku dengar dari Sandra, kamu itu keakuratannya 80 % untuk tembakan three point.” Puji Bryan. Timmy tersenyum-senyum senang mendengar kata-kata Bryan. Ternyata Sandra juga membanggakan Timmy di depan Bryan. Timmy lalu mengambil kesempatan ini dengan pura-pura merendah padahal dia ingin Bryan tahu kalau Sandra sudah menjadi miliknya. Timmy pun berkata “ Ah! Sandra ini paling pintar kalau disuruh memuji kekasihnya. Aku nggak sebaik itu Tembakanku masih sering meleset kok.” Mata Bryan tampak melebar. Ternyata mereka ini memang sepasang kekasih bukan sekedar agent dengan atlitnya. “ Kalian ternyata sepasang kekasih. Pacarannya uda lama? Pasti uda lama ya, mengingat kalian uda saling mengenal sejak remaja.” Tanya Bryan sambil menggulung-gulung pasta di garpunya. “ Resmi pacarannya baru minggu lalu. Itupun gara-gara kamu. ”Jawab Timmy sambil tersenyum. “ Loh! Kok gara-gara aku?” Tanya Bryan keheranan. “ Timmy cemburu padamu, makanya dia meledak mengungkapkan perasaanya padaku, setelah kita bersahabat puluhan tahun.” Sandra yang menjawabnya kali ini. “ Makanya aku mau terimakasih padamu, kalau tanpa kamu. Pasti kami berdua masih ketakutan untuk mengungkapkan perasaan kami.” Kata Timmy sambil berjalan ke arah Bryan dan memeluknya erat . Bryan juga balas memeluk Timmy. “ Aduh.. kalau gitu aku terlambat dong, untuk mendapatkan cinta Sandra. Tau aku duluan ya, yang mengungkapkan cinta padamu, San . Saat pertama kita bertemu.” Kata Bryan sportif. “ Nggak mungkin kamu akan diterima.” Balas Timmy “ Nggak mungkin dong aku menerima pernyataan cinta dari lelaki yang baru kukenal . Aku belum gila.” Kata Sandra sambil tertawa-tawa. Dan mereka bertigapun berakhir tertawa lebar. Sudah hilang rasa kesal dan cemburu Timmy kepada Bryan. Dia tidak perlu cemburu pada Bryan, karena Sandra tidak akan melabuhkan cintanya untuk Bryan. Timmy adalah satu-satunya pria yang ada di hati Sandra dari dulu sampai sekarang dan Timmy harapkan rasa cinta mereka akan ada untuk selamanya. Selesai makan malam, mereka bertiga pindah di ruang duduk di depan TV. Sandra lalu mengeluarkan surat kontraknya dan menyerahkannya ke Bryan. “Kamu baca dulu surat kontraknya Bry. Kamu boleh mempelajarinya dulu atau konsultasi ke orang-orang terdekatmu. Sebelum kamu tanda tangan kontrak dengan perusahaanku. Setelah kamu tanda tangan kontrak ini. Trust Agency yang akan mewakili semua kepentinganmu di Filipina mulai dari transfer club, proses naturalisasi dan endorsement-endorsement yang akan kamu dapatkan berikut dengan iklan-iklan nya. Dari semua pendapatanmu itu , kami akan mengambil fee 10 %.” Kata Sandra menjelaskan dengan rinci dan tegas. Bryan tampak membalik-balikkan kertas kontrak itu. Lalu memasukannya kembali ke amplop coklatnya. “ Apakah kalian mengambil fee dengan jumlah yang sama 10 % untuk setiap atlit atau ada perbedaan tergantung potensi atlit. Kalau di Amrik, atlit TOP berbeda fee nya dengan atlit level 2 sepertiku.” Kata Bryan. “ Kalau di Filipina bukan tergantung potensi atlit. Tapi tergantung perusahaan agency. Jadi satu agency dengan agency lain berbeda. Tapi agency ku yang paling sedikit mengambil fee dari atlit-atlit kami. Semua atlit kami sama di angka 10 % baik yang sudah TOP atau masih amatir. Tapi kami berusaha memberikan pelayanan yang sama kepada mereka semua dan kami juga berusaha keras untuk mendapatkan bayaran yang tinggi dari klub-klub yang akan dimasuki mereka. Seperti Timmy, saat ini dia adalah pemain termahal diantara semua pemain basket professional Filipina.” Kata Sandra menerangkan. ‘ Okay, aku bisa mengerti. Kamu hati-hati Tim, rekormu sebagai pemain termahal, pasti akan segera kusalip, kalau aku pindah ke Manila nanti.” Goda Bryan ke Timmy. “ Siapa takut?? Mari kita bersaing sehat.” Kata Timmy. “Aku tanda tangan sekarang aja kontraknya.” Kata Bryan mengambil pulpen dan mengeluarkan surat kontrak itu kembali. “ Ngak perlu kamu diskusikan dulu dengan orang terdekatmu? Atau cari-cari info tentang agency lainnya di Manila? ” Tanya Sandra. “ Nggak perlu. Aku sudah mantap akan pindah demi mamaku dan aku sudah nyaman dengan perusahanmu, terutama dengan kamu. Aku ingin punya agent sebaik kamu yang sampai bela-belain menemani atlitnya pemulihan di Amerika. Mana ada agent seperti kamu di Amerika ini.” Kata Bryan. “ Aku ini karena sahabatan sama Timmy uda lama, makanya aku menemaninya. Tapi kalau ada atlitku yang cedera, aku tetap akan usahakan yang terbaik untuknya. Kamu jangan khawatir tentang itu. Perusahaan kami dengan semua atlit-atlit kami itu, uda seperti saudara dan kami saling membantu dan mendukung. Aku mau semua atlitku fokus hanya dengan performanya dalam setiap pertandingan, untuk hal lainnya, biarkan kami yang mengurusnya. Nanti yang bertanggung jawab untuk mu adalah Bella,dia asistenku. Dia yang akan mengurusi semua keperluanmu. Kapan kamu rencana berangkat ke Manila, atau kita berangkat bareng, saat Timmy pulih dan boleh pulang?” Tanya Sandra. “ Berapa lama lagi, Timmy boleh pulang?” Tanya Bryan “ Kata dokter Nolan, mungkin satu atau dua bulan lagi. Sekarang ini robekan ACL nya sudah mulai membaik. Minggu depan, Timmy sudah tidak perlu memakai kruk. Jadi tinggal latihan penguatan otot.” Kata Sandra. “ Okay kalau dua bulan lagi, kita barengan aja kembali ke Manila. Biar aku pulang dulu ke Ohio untuk mempersiapkan kepindahan mamaku dan aku. Mama pasti akan sangat bahagia.’Kata Bryan dengan mata berbinar-binar. “ Pasti, mamamu akan sangat bahagia. Bryan.” Kata Timmy menepuk-nepuk bahu Bryan. Seperti kata Sandra, Bryan memang pria yang baik. Yang bersedia pindah dan melepas kewarganegaraanya untuk bisa mewujudkan keinginan mamanya yang ingin menghabiskan masa tua di negara asalnya, Filipina. Setiap orang tua yang pergi merantau pasti mengingingkan kembali ke negara asal untuk menikmati masa tuanya. Bryan dengan yakin , menandatangani surat kontrak itu. Lembar demi lembar dia tandatangani. Ketika lembar terakhir selesai di tandatangani. Bryan menjulurkan tangannya kepada Sandra dan mereka berdua berjabat tangan erat. “ Welcome to Trust Management Agency. Bryan Lucas.” Kata Sandra “ Thank You my New Agent.” Balas Bryan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD