Chapter 26 - Hatersnya Merlin
Fabio mengantar Merlin menuju lokasi pemotretan. Selama perjalanan mereka hanya saling diam. Terhanyut dalam pikirannya masing-masing.
"Aku tungguin kamu, yah. Hari ini aku engga ada jadwal shooting. Jadi aku bisa tunggu kamu," tawar Fabio.
"Gimana caranya bukannya kita backstreet?" tanya Raisa.
"Aku tunggu di mobil. Lagian aku bete di rumah terus," keluh Fabio.
"Ini bakalan lama loh, Fab. Abis pemotretan aku kan lanjut talkshow. Pasti selesainya sekitar jam sepuluh sampai sebelas malem. Besok kan kita masih ada ujian hari ke dua," oceh Merlin. Ia tidak mau sampai Fabio menunggunya. Soalnya selain beresiko. Fabio juga harus belajar materi ujian besok.
"Pokoknya aku mau nungguin kamu. Soal ujian, aku bawa buku kok. Aku bisa belajar di mobil, selama kamu pemotretan," Fabio bersi kukuh agar bisa menunggu Merlin di lokasi pemotretan.
"Ya udah terserah kamu aja," Merlin pasrah.
Mobil Fabio berhenti di area sekitar lokasi pemotretan. Segera Merlin keluar dari mobil Fabio. Sengaja Fabio memarkirkan mobilnya tidak terlalu dekat dengan posisi lokasi. Bisa gawat kalau sampai ketauan yang lain. Mereka pasti akan curiga, kalau Fabio dan Merlin ada apa-apanya. Bisa repot kalo reporter sampai ngeliput.
Fabio mulai menbaca-baca buku pelajaran yang ia bawa di mobilnya. Maksudnya ia mebaca buku itu, untuk mengusir rasa jenuh. Eh malah jenuh beneran.
Tiba-tiba ponsel Fabio berbunyi. Ada panggilan masuk dari Mitha. Sudah berapa kali ini memang Niyya dan Mitha terus menghubungi Fabio. Pasti mereka akan mengomel lagi pada Fabio. Soalnya Fabio kabur lagi tanpa bilang-bilang. Rasanya Fabio sudah mulai lelah menjadi aktor. Ia ingin beristirahat sejenak saja.
Telepon itu terus menganggu Fabio. Sampai akhirnya Fabio mau mengangkatnya. "Hallo! Iya, mah. Ada apa?"
"Kamu di mana?" tanya Mitha dengan nada kesal.
"Aku lagi pengen istirahat dulu mah," sahut Fabio.
"Istirahat di mana? Mama serius Fabio. Hari ini kan kamu ada jadwal shooting dua iklan. Kenapa kamu engga ada kabar? Telepon, sms, WA, engga ada satupun yang kamu respon. Sebenernya kamu kenapa? Mama jadi kena marah pak produser nih. Gara-gara kamu batalin shooting gitu aja. Kamu di mana sekarang?" rempet Mitha memarahi Fabio. Baru kali ini Fabio membatalkan shooting, tanpa bilang-bilang. Biasanya Fabio selalu on time. Tak pernah terlambat.
"Aku kan lagi ujian nasional mah, jadi beri aku nafas sejenak. Aku cape mah bener-bener cape. Mama harusnya biarin aku istirahat, barang sejenak saja. Mama mau kalau Fabio terlalu cape. Pingsan lagi di lokasi kaya kemarin?" tanya Fabio. Mitha teringat saat Fabio pingsan di lokasi shooting film Princess Aziura.
Mitha tidak mau kalau sampai Fabio tumbang lagi. Apalagi sekarang Mitha tau, kalau Fabio sakit keras. Jadi Mitha harus bisa menjaga Fabio. Jangan sampai kabar tentang penyakitnya tersebar di media.
"Mengenai shooting iklan hari ini bisa di atur ulang aja lagi jadwalnya. Biar Niyya yang mengaturnya," ujar Fabio santai. Saat ini Fabio benar-benar tidak mau di ganggu.
"Tapi Fab.. "
Belum selesai menyelesaikan kalimatnya, Fabio memotongnya "Mah, aku mohon. Hari ini aja aku minta supaya engga shooting dulu. Aku bener-bener lelah," pinta Fabio sambil memelas.
Mitha mengehlakan nafas panjangnya. Sepertinya sejak Fabio tau, kalau dirinya sedang sakit. Fabio suka mengundur-undurkan jadwal shooting. Mitha harus lebih mendisiplinkan Fabio lagi. "Ya udah hari ini aja yah. Besok engga boleh kaya gini. Kita bisa di denda. Karena melanggar perjanjian di kontrak," Mitha memperingatkan Fabio.
"Oke mah, bye!" ucap Fabio sambil matikan ponselnya. Fabio tidak mau sampai Mitha berubah pikiran dan menyuruh Fabio lagi, untuk tetap shooting.
Fabio memundurkan kursi kemudi sedikit lebih menyeder dari posisinya. Fabio memejamkan matanya. Dan tertidur dengan nyaman. Lega rasanya terhenti sejenak dari rutinitasnya yang sangat padat. Fabio benar-benar butuh istirahat. Ia butuh hiburan sejenak seharusnya.
*********
Leon tersenyum senang akhirnya ia bisa memperkenalkan Merlin kepada ibunya. Dan syukurnua Elizhabeth juga menyukai Merlin. Lega rasanya.
"Senyam senyum terus nih. Makannya gas pol dong. Jangan biarin Merlin nunggu lebih lama lagi. Kasian kan dia, cewek itu butuh kepastian Leon. Cewek itu engga suka di gantungin. Kalo dia keburu naksir cowok lain gimana? Kamu juga kan yang rugi," nasihat Elizhabteh.
"Mah, aku belum bisa jadi kekasihnya Merlin. Merlin pasti sedih, kalo tau aku sakit kaya gini. Sekarangkan dia udah jadi artis. Aku juga harus bisa menjaga citranya sebagai seorang artis. Kalau sampai media tau Merlin punya pacar sakit-sakitan kaya aku, Merlin pasti di bully. Aku engga mau itu," jelas Leon.
"Kamu jangan menjadikan penyakit kamu sebagai halangan Leon. Kamu berhak bahagia. Cinta tidak memandang apapun. Kalau dia cinta sama kamu. Pasti dia mau kok ngerawat kamu dan membantu kamu. Agar kamu bisa lebih berjuang lagi, untuk sembuh. Kalau saran ibu sih, lebih baik kamu nyatakan cinta saja sama dia, masalah di tolak apa tidak. Yang penting kita sudah berusaha dulu," saran Elizhabeth.
"Iya bu, akan aku pikirkan," sahut Leon. Ia masih benar-benar takut, untuk menyatakan cintanya pada Merlin. Seperti yang Leon bilang. Ia tidak mau, Merlin sampai di bully.
"Leon kamu udah tau belum. Kalo kakak mu mau tunangan?" tanya Elizhabeth.
"Tunangan? Loh bukannya kemaren di lamar yah? Cepet banget udah mau tungan aja," komentar Leon.
"Berarti cowoknya gercep. Alias gerak cepat. Bagus dong itu namanya cowok pemberani," sindir Elizhabeth.
"Ibu nyindir aku nih ceritanya. Aku juga pengen gercep, kalo aku sehat," ups! Sepertinya Leon sedikit tersingung dengan ucapan Elolizhabeth.
"Bukan gitu maksud ibu. Kalau soal cinta lebih cepat lebih baik. Kalau ada yang bilang. Cinta itu tidak harus memiliki. Itu bohong. Tetap saja dalam hati yang paling dalam. Pasti ingin memiliki," Elizhabeth memberikan wajengan lagi ke anak sematawayangnya.
"Iya, iya secepatnya Leon bakalan nembak Merlin kok," sahut Leon sambil cemberut.
"Leon kata kakakmu. Pacarnya mau dateng malam ini. Kamu engga ada ada carakan malam ini? Feeling ibu sih dia mau resmi ngelamar Dewanti. Ibu udah kasih tau ayah. Dan ayah pulang cepet hari ini. Hari ini hari spesial kakakmu. Kalau bisa kamu engga kemana-mana hari ini," pinta Elizhabeth.
"Siap ibu. Aku seneng dengernya akhirnya kak Dewanti mau nerima lamaran pacarnya," ucap Leon girang.
Tinggal giliran gue. Gue akan secepetnya nembak Merlin. Setelah gue bisa operasi. Gue akan sembuh dan bisa jagain lo, Mer. Gue engga akan jadi cowok lemah. Tapi bakalan jadi cowok kuat yang selalu ngelindungi lo, gumam Leon dalam hati.
"Ya udah mandi dulu sana! Ini udah mau jam enam sore. Jangan ngelamunin Merlin terus!" tegur Elizhabeth saat melihat Leon masih bengong aja dari tadi.
"Iya, iya," jawab Leon sambil berjalan menuju kamar mandi.
*********
Merlin sekarang sedang berada di acara talkshow di sebuah televisi swasta.
"Bagaimana kesan kamu saat pertama shooting bersama Fabio?" tanya hots acara itu.
"Awalnya aku engga nyangka aja. Bisa menjadi peran utama. Dan yang menjadi lawan mainnya. Fabio pula, aktor muda yang sangat hebat. Meskipun sama-sama baru di bidan entertaiment. Fabio itu lebih unggul dari pada aku. Dia bisa berperan apa saja. Fabio selalu riset tentang peran apa yang akan ia mainkan. Katanya untuk pendalaman karakter," jawab Merlin malah menceritakan soal Fabio. Tak apa ia harus tau berterimakasih sama Fabio. Bagaimanapun juga, meskipun ini jering payah Merlin. Tapi tanpa bantuan Fabio. Merlin tidak akam lolos chasting di film Lexi.
"Wow kalian hebat yah. Masih muda tapi punya karir yang luar biasa. Pertanyaan berikutnya. Apa benar setelah Fabio shooting film Fast Hunter yang ke dua, Fabio akan bermain film sama kamu lagi?" tanya host itu lagi.
"Ternyata gosipnya sudah sampai sini yah hehehe," Merlin tertawa seadanya. "Iya, kami akan bermain film lagi. Mungkin setelah ujian nasional dan ujian sekolah berakhir. Kami akan mulai shooting lagi," sahut Merlin.
"Oh begitu. Kalian ini masih sekolah tapi udah bisa membagi waktu antara shooting dan sekolah yah, hebat!" puji hots.
"Harus dong! Selain karir, ilmu juga harus di cari. Nilai akademik ga boleh kalah dengan shooting," jawab Merlin mantap.
"Baiklah. Pertanyaan berikutnya masih mengenai film kamu dan Fabio. Apa kamu bisa kasih bocoran, film apa yang kira-kira akan kalian garap? Apa genre fantasi lagi? Atau mau ambil romance?" tanya sang hots mulai mengorek-ngorek informasi dari Merlin.
Merlin tidak boleh membocorkan film itu, karena shooting saja belum di mulai. Kalau Merlin membocorkannya. Bakalan melanggar kontrak dong.
"Rahasia dong. Hehehe, kita liat aja nanti. Engga lama lagi kita akan shooting kok," jawab Merlin.
"Pertanyaan terakhir. Pertanyaan ini juga mungkin mewakili, pertanyaan yang netizen ingin katakan," host itu sengaja menjeda kalimatnya. Merlin jadi penasaran. Pertanyaan apa yang sebenarnya akan host t itu tanyakan.
"Apa hubungan Merlin dan Fabio? Apa kalian pacaran? Cilok? Atau hanya sebagai partner kerja?" tanya si host.
Deg! Pertanyaan itu membuat Merlin terkejut. Tapi ia harus bisa menjawab pertanyaan itu. Karena ini belum saatnya media tau tentang hubungan Merlin dan Fabio. Maka Merlim akan membantah gosip itu.
Merlin tersenyum, "Kami berdua ini hanya sahabatan. Bagi aku Fabio itu partner kerja yang baik. Dia juga guru yang patut aku contoh," jawab Merlin bijak.
"Oke, terjawab semua netizen. Kalau Merlin dan Fabio masih sama-sama singel. Tapi jangan salah loh! Dari sahabatan bisa jadi cinta. Hahaha. Baiklah pertanyaan itu mengakhiri talkshow kita malam ini. Semoga bisa menghibur kalian. Selamat malam. Dan sampai jumpa!" Host mengakhiri acaranya.
"Good job, Merlin," puji host itu.
"Thank you, Mbak," sahut Merlin.
Akhirnya pertanyaan demi pertanyaan bisa Merlin jawab juga. Waktu telah menujukan pukul sepuluh malam. Rasanya Merlin ingin cepat-cepat pulang. Ia harus cepat ganti baju dan bergegas pulang.
Setelah ganti baju, Merlin segera bergegas untuk pulang. Merlin berjalan menuju mobil Fabio. Entah kenapa dari tadi, sepertinya ada yang mengikuti Merlin. Merlin menoleh ke belakang. Dan...
Plak! Seseorang menampar pipi Merlin tanpa alasan. Seorang cewek yang tak di kenal berbuat kasar pada Merlin. Siapa dia?
"Eh lo kenapa? Kenapa nampar gue?" tanya Merlin dengan nada sebal. Gimana engga sebal, tiba-tiba di tampar seperti itu. Merlin tidak tau apa salahnya Merlin.
"Berhenti lo deketin Fabio. Jangan ngerasa lo deket sama Fabio, jadi lo bisa kecentilan sama dia!" betak si cewek yang baru saja berhasil menapar Merlin.
"Hei! Siapa lo ngurusin hidup gue! Gue sama Fabio cuma sahabatan kali. Kalo di film gue sama dia memang pacaran. Kenapa elo yang sewot!" Merlin ikut membentak si cewek itu.
"Gue engga suka elo sama Fabio deket. Masih ada artis cantik lainnya. Yang lebih pantes sama Fabio. Dibandingkan elo! Gembel naik kelas!" hina cewek itu.
Jelb! Banget kata-kata si cewek itu. Ini haters pertama Merlin. Pasti fans fanatiknya Fabio. Dia engga mau kalau sampai jadi kekasihnya Fabio. Duh dasar fans zaman sekarang. Bisanya ikut campur hubungan orang saja.
"Heh! Enak aja lo bilang kaya gitu! Gue bisa kaya gini karena usaha! Sirik aja lo! Emang elo siapa bisa ngehina-hina gue?" bentak Merlin tidak terima ia di hina seperti itu.
Cewek itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah botol kaca berisi sebuah cairan. Ia membuka tutup botol kaca itu. Saat cewek itu mau menyiramkan cairan yang ada di dalam botol itu, ke arah Merlin. Ada tangan yang menepisnya. Botol itu jauh ke tanah dan pecah.
"Kamu gila mau nyiram Merlin pake air keras!" betak Fabio. Ternyata Fabio yang tadi menepis botol itu. Untung saja Fabio segera menepisnya, kalau tidak mungkin wajah Merlin akan rusak. Akibat di siram oleh air keras.
Fabio memegang bahu Merlin. "Kamu engga apa-apa kan?" tanya Fabio cemas. Merlin menggeleng. Menandakan ia baik-baik saja.
"Fa.. Fab.. Fabio.." ucap cewek itu tergagap. Ia terkejut melihat Fabio. Niatnya mau menyelakakan Merlin, ini malah kepergok sama Fabio.
"Jadi itu air keras?" tanya Merlin terkejut.
"Iya, Mer. Kamu harus hati-hati. Dan kamu!" Fabio menunjuk ke arah cewek itu. "Engga seharusnya bermain-main dengan semua ini. Bahaya tau! Kamu bisa saya tuntut atas dasar percobaan pembunuhan! Karena kamu mecoba mencelakai Merlin dengan air keras!" bentak Fabio. Ternyata ia bisa marah juga. Merlin baru kali ini melihat Fabio marah. Selain dalam film. Matanya itu kelihatan sekali kalau ia sangat marah.
"Ma.. Maaf Fabio.. Aku cuma engga suka aja sama Merlin. Aku engga setuju, kalo sampai kalian pacaran. Merlin itu engga selevel sama kamu Fabio. Dia itu miskin. Cuma dia beruntung karena dia gembel naik kelas!" cecar cewek itu terus menghina Merlin.
Fabio mendengus kesal. "Ya tapi engga dengan kaya gini caranya! Kamu udah ngerugiin orang namanya! Bisa kan di bicarakan baik-baik. Satu lagi! Camkan ini! Status sosial di mata Allah itu semua sama. Kaya atau miskin hanya status di bumi ini. Jangan kamu menghina orang dengan statusnya seperti ini. Karena belum tentu. Kamu lebih baik dari dia!" bentak Fabio membela Merlin.
Merlin baru melihat sosok yang berbeda dari Fabio. Ternyata ia cukup berani juga. Merlin senang karena mendapatkan pembelaan dari Fabio. Orang dia engga salah kok. Si cewek itu aja yang nekat mau mencelakai Merlin. Udah gitu pake menghina Merlin lagi. Ya, pastilah Fabio sebagai pacarnya. Akan membela Merlin habis-habisan.
"Mer, kamu mau tuntut orang ini ga?" tanya Fabio.
"Ja.. Jangan Fabio aku mohon," ujar cewek itu sambil memohon pada Fabio.
Merlin bingung harus jawab apa. Di satu sisi ia ingin sekali menuntut cewek itu. Di sisi lain kasian juga.
"Gini aja, Fab. Kali ini gue maafin dia. Tapi kalo sampe ke ulang lagi. Gue engga akan ampuni dia!" ucap Merlin akhirnya memberikan keputusan.
"Te.. Terimakasih," ucap si cewek itu sambil menangis.
"Satu lagi. Kamu harus minta maaf sama Merlin. Karena kamu berusaha mencelakainya," pinta Fabio.
"Enak aja. Engga mau! Engga sudi gue minta maaf sama gembel!" tolak si cewek itu.
"Heh! Emang elo siapa pake nyebut gue gembel segala. Kaya elo anak presiden aja!" bentak Merlin mulai naik pitam.
"Bodo amat!" ujar si cewek itu cuek.
"Ayo cepet minta maaf. Kalau tidak biar aku yang laporin kamu ke polisi!" ancam Fabio.
"Jangan! Jangan! Iya, iya, gue mau minta maaf sama Merlin. Mer, gue mau minta maaf!" ucap si cewek tanpa rasa sesal.
"Yang tulus dong kalo minta maaf!" ucap Merlin sengaja ngerjain si cewek itu. Harusnya Merlin tuntut saja dia. Tapi Merlin ingin memberikan kesempatan pada si cewek itu.
"Budeg lo yah! Masa gitu aja engga kedengeran!" si cewek itu malah sewot.
"Hei kamu! Cepet minta maaf sama Merlin," ucap Fabio mulai dengan nada halus. Mungkin agar si cewek itu sedikit bersikap baik sama Merlin.
"Merlin.. Gue minta maaf," ucap si cewek itu.
"Iya, iya. Udah gih sono pergi! Sebelum gue berubah pikiran buat balik nuntut lo!" ancam Merlin.
Akhirnya si cewek itu pergi dengan ngegerutu ga jelas. Mulutnya komat kamit seperti sedang mengucapkan sumpah serapah pada Merlin. Merlin sudah tak perduli. Mungkin kedepannya. Akan banyak lain yang semacam ini. Merlin harus lebih berhati-hati. Banyak orang yang nekat zaman sekarang. Kayanya Merlin harus cari body guard sama seperti Fabio. Akhirnya Merlin tau kenapa Fabio dulu menyewa sampai tiga body guard segala. Iya, karena hal ini. Inilah resiko dari pekerjaan seorang aktor dan artis. Penuh resiko, karena akan ada banyak fans dan haters mulai bertebaran.
"Kamu beneran engga apa kan, Mer?" tanya Fabio masih mencemaskan Merlin, tentang kejadian tadi.
"Aku engga apa-apa kok, yuk pulang! Udah malem juga," ajak Merlin.
Merlin dan Fabio pun langsung masuk ke dalam mobil Fabio, ia harus segera pulang. Soalnya hari semakin larut. Besok masih ada ujian nasional yang harus mereka tempuh.
*********
Aflantos International High School.
"Serius lo punya haters!" pekik Gloria kelepasan. Saat Merlin menceritakan kejadian semalam.
"Sstttt.. Jangan keras-keras," tegur Merlin.
"Hehhehe maaf, maaf, kaget gue soalnya," sesal Gloria.
"Mulut lo tuh!" timpal Novia.
"Ya, maaf, maaf Nov. Gue tadi kan kaget. Lagian kok bisa sih Mer? Lo kenal sama orangnya?" tanya Gloria.
Merlin menggelengkan kepalanya. "Engga kok. Gue engga kenal. Syukurnya ada Fabio yang nolongin gue. Kalo engga. Bisa ancur muka gue di siram sama air keras. Nekat banget tuh cewek. Pake ngatain gue gembel naik kelas pula. Sebel kan!" curhat Merlin kepada Gloria dan Novia.
"Ah bukan nekat lagi, Mer. Dia udah gila. Kalo sampe mau nyelakain lo kaya gitu. Terus udah di tangkep kan orangnya? Dia udah masuk kepenjara kan?" tanya Novia kepo.
"Gue engga nuntut dia. Untuk kali ini gue maafin. Jadi gue engga nuntut dia. Kalo dia macem-macem lagi. Gue baru bakalan laporin dia ke polisi," terang Merlin.
"Aduh, Mer! Elo b**o banget sih! Malah ngasih kesempatan sama penjahat. Udah tau dia jahat. Elo malah bebasin dia gitu aja. Lo bilang kali ini lo maafin? Lo gila yah! Kalo yang kedua kalinya lebih parah gimana? Yang pertama aja udah mau nyiram lo pake air keras. Nanti yang kedua biasa aja dia beneran coba ngrbunuh lo. Misalnya nabrak lo, atau hal nekat lainnya," oceh Gloria memarahi Merlin. Gloria tidak mau, kalau sampai Merlin di celakain lagi.
"Iya bener kata Glo, Mer. Harusnya kemaren lo tuntut aja dia. Ini udah engga beres. Tipe orang saiko tau ga. Lebih baik lo sewa body guard mulai sekarang. Biar lo aman kemana-mana," saran Novia.
"Gue tau ini beresiko. Tapi gue juga perlu ngasih dia kesempatan. Untuk nyari body guard. Gue juga lagi mikirin hal itu kok. Gue mau minta bantuan Fabio, buat nyari body guard buat gue," ucap Merlin.
"Untung masih ada Fabio yang ngelindungi elo, Mer. Beruntung banget lo bisa jadi pacarnya Fabio," ceplos Gloria.
"Sttttttt jangan keras-keras!" damprat Merlin dan Novia. Habisnya Gloria bicaranya keras sekali. Bagaimana kalau ada yang dengar. Bisa-bisa jadi bahan gosip, kalau mereka tau Merlin pacarnya Fabio.
Baru ada gosip dekat saja. Sudah ada hatersnya. Apalagi kalau mereka tau Fabio dan Merlin benar-benar pacaran. Bisa di bunuh kali Merlin.
"Ya udah yo belajar lagi. Mumpung guru pengawasnya belum datang," ajak Merlin mengalihkan topik pembicaraan.
"Tumben lo belajar di kelas. Biasanya di perpus. Lo belajar sama siapa sih di perpus? Gue yakin elo pasti engga belajar sendirian kan?" selidik Gloria. Sepertinya jiwa detektive Gloria timul kembali.
"Gue belajar sendiri kok," kilah Merlin. Ia tidak mau kalau hal ini sampai ke telinga Fabio. Apalagi kalau sampai Fabio tau. Leon ini mantan kecengannya Merlin. Mereka kan satu sekolahan. Bisa aja Fabio nekat. Bisa-bisa Fabio ngajak berantem Leon. Atau melarang Merlin buat jangan dekat-dekat dengan Leon.
"Lo jangan bohong, Mer. Kita ini kan sahabat lo. Jadi kita tau kalo elo lagi boong," terka Novia yang sama curiganya kaya Gloria. Pasalnya Merlin itu paling anti sama perpus. Katanya tempatnya sepi kaya kuburan. Makannya dia engga mau ke sana. Ini mendadak pengen ke perpus. Satu lagi, Merlin itu tidak bisa belajar ortodidak mengenai pelajaran akademik. Jadi pasti ada gurunya kan? Siapa gurunya itu? Pasti bukan Fabio. Karena ia juga belajar di kelas dari kemarin.
"Hayo siapa gurunya!" desak Gloria. Ia sudah penasaran bin kepo dengan gurunya Merlin. Soalnya kan biasanya Fabio yang jadi gurunya. Merlin mulai tertutup nih sama mereka. Biasanya juga curhat. Gloria dan Novia kan sahabat Merlin. Harusnya tidak ada yang di tutup-tutupi.
"Iya, iya. Sini gue bisikin," Merlin meminta telinga kedua sahabatnya itu, untuk mendekat. Agar mereka bisa mendengar ucapan Merlin dalam keadaan berbisik.
"Apa Leon?!!" pekik Gloria lagi. Suaranya melengking tinggi. Kaget sih kaget. Tapi engga sampai kaya gitu kali.
Buk! Merlin memukul kepala Gloria. Habisnya dari tadi dia paling berisik.
"Kok gue di tampol sih!" protes Gloria sambil meringis. Ia mengusap- usap kepalanya yang sakit.
"Emang pantes lo di tampol, Glo! Berisik dari tadi!" dukung Novia geregetan melihat tingkah lakunya, kembarannya sendiri.
"Hehhe maaaf," sesal Gloria.
"Sejak kapan lo tau Leon sekolah di sini? Kok lo engga ngasih tau kita," protes Novia.
"Lo engga mau kasih tau kita. Karena Leon elo jadiin selingkuhan lo yah!" timpal Gloria ngasal. Hampir saja kena pukul lagi kepalanya sama Merlin. Tapi Gloria dengan sigap mengindar.
"Enak aja lo kalo ngomong! Kebanyakan nonton film dramanya Fabio sih jadi mikirnya terlalu jauh. Makannya dengerin dulu cerita gue!" ucap Merlin sewot. Merlin menceritakan semuanya. Dari mulai Leon tiba-tiba datang ke lokasi shooting. Sampai belajar bareng di rumahnya.
Apa reaksi Gloria dan Novia saat Merlin dan Leon kembali dekat? Mereka akan mendukungnya? Atau malah melarangnya? Karena sekarang Merlin sudah menjadi pacarnya Fabio.