Chapter 27 - Fabio Bertemu Dengan Leon
"Enak aja lo kalo ngomong! Kebanyakan nonton film dramanya Fabio sih jadi mikirnya terlalu jauh. Makannya dengerin dulu cerita gue!" ucap Merlin sewot. Merlin menceritakan semuanya. Dari mulai Leon tiba-tiba datang ke lokasi shooting. Sampai belajar bareng di rumahnya.
"Ya ampun kenapa elo engga bilang sama kita-kita sih. Mer, cepat atau lambat Fabio pasti bakalan tau soal Leon. Dari pada dia tau dari orang lain. Medingan elo yang kasih tau langsung sama orangnya. Engga enak juga, Mer. Main rahasia-rahasiaan. Fabio perllu tau, dan elo juga engga usah phpin Leon. Takutnya dia ngarep lagi sama lo," saran Gloria bijak.
"Bener kata lo, Glo. Lebih nyakitin, kalau sesauatu yang kita sembunyikan itu. Saat tau dari orang lain. Mer, gue yakin kok Fabio akan ngerti. Kan Leon cuma kecengan lo. Maaf ralat. Mantan kecengan. Tapi tetep aja. Fabio perlu tau masa lalu lo," dukung Novia. Apa yang di bicarakan Gloria dan Novia ada benarnya juga sih. Tapi engga tau kenapa Merlin masih takut mengakuinya. Merlin masih butuh waktu buat mengakui semua ini.
"Iya guys. Nanti gue pikirin dulu. Gue belum sanggup. Kalo ngomong sekarang-sekarang. Lo atau kan, kalo gue sama Fabio itu lagi manis-manisnya," ucap Merlin sedikit kecentilan.
"Hahaha manis-manisnya kaya iklam aer aja lo, Mer!" timpal Gloria.
"Iya deh gue tau, lo berdua lagi jatuh cinta. Jadi engga mau di pusingin dulu dengan masalah di masa lalu. Tapi elo harus beneran ngomong sama Fabio ya, Mer. Tentang elo pernah ada hati sama Leon. Dan mungkin elo juga harus bilang ke Leon. Kalo elo ada hubunga sama Fabio. Terpaksa lo harus bilang, kalo elo pacaran sama dia," nasiahat Novia.
"Iya, makasih ya, Guys. Kaliam itu memang pintar kalau udah ngasih solusi," ujar Merlin.
"Eh sebentar deh. Kok Fabio belum datang juga. Ini lima menit lagi bel tanda ujian bunyi loh!" tanya Gloria. Memang di meja Fabio masih keliatan kosong. Di mana Fabio sekarang? Apa Fabio tidak akan mengikuti ujian nasional?
Pikiran Merlin langsung teringat kejadian semalam. Saat Merlin di antarkan ke rumahnya. Fabio sedikit pucat wajahnya. Seperti orang sakit. Tapi Merlin tetap bepikiran positif. Mungkin saja Fabio terlalu kelelahan shooting. Merlin juga sempat menanyakan kondisi Fabio. Tapi Fabio menjawabnya, kalau dia baik-baik saja. Merlin merasa ada yang di tutup-tutupi dari Fabio. Biasanya Fabio selalu ceria. Tapi sejak ia pulang ke Indonesia. Fabio jadi suka melamun. Apa yang sebenarnya di lamun kan Fabio? Harusnya kan tidak ada beban lagi. Karena Merlin sudah menerima cintanya. Dan mereka resmi pacaran. Apa tentang status mereka yang harus di sembunyikan? Bukannya Fabio sendiri yang meminta untuk merahasiakannya. Lalu apa?
Tak lama terdengar langkah sepatu yang terburu-buru. Fabio muncul dan langsung duduk di kursinya. Fabio terngah-engah sepertinya cape setelah lari-lari tadi. Syukurnya Fabio tidak terlambat.
"Fab, kenapa kamu telat?" tanya Merlin.
Teeetttt! Bel tanda masuk berbunyi. Belum sempat Fabio menjawab pertanyaan Merlin. Bel malah bunyi. Merlin harus menanyakan prihal keterlambatan Fabio hari ini. Semoga bukan seperti yang Merlin pikiran. Semoga Fabio baik-baik saja.
*********
Berjuang memang perlu. Perjuangan itu akan terasa mudah jika kita sudah mendapatkannya. Sekarng justru yang sulit itu bertahan setelah berjuang. Bertahan saat ujian mulai melanda. Bertahan di saat mulai sesuatu hal buruk mulai tercium. Bertahan mempertahankan cinta agar tetap utuh.
Merlin, Gloria dan Novia sedang ada di caffetaria sekolah. Merlin sengaja janjian dengan Fabio di caffetaria. Soalnya sekalian Merlin mau makan dulu. Lapar terus rasanya. Hanya di sekolah Merlin bisa makan sepuasnya. Apapun yang Merlin ingin kan pasti di lahapnya. Gloria dan Novia saja sampai heran melihat nafsu makannya Merlin seperti itu. Perutnya apa engga kenyang. Makan segitu banyaknya. Perutnya mungkin dari karet, jadi engga kenyang-kenyang.
"Kenyang banget gue," ucap Merlin saat melahap habis semua makanan dan minuan yang ia pesan. Prinsip Merlin soal makan adalah makan sampai kenyang. Tapi sayangnya, kalau makan di depan Laras. Ia tetep harus menjaga porsi makanannya. Katanya takut gendut. Nyatanya Merlin tetap kurus meskipun makanannya yang ia makan banyak.
"Mer, Mer, kalap banget sih lo! Elo gini juga di depan Fabio?" tanya Gloria.
Merlin mengangguk. "He'em. Emang kenapa?"
"Engga ada jaim jaimnya lo di depan Fabio? Dia kan sekarang cowok lo!" komentar Gloria.
"Bener Mer, jaim dikit napa. Kalo di depan Fabio. Lo kan cewek!" dukung Novia mendukung komentar Gloria.
"Kenapa harus jaim. Kalo dia emang bener-bener cinta gue. Ya harus mau nerima apa adanya dong. Dan kalo gue cewek emangnya kenapa? Engga boleh gue makan banyak kaya gini. Takut gendut? Gue makan sebanyak ini hampir tiap hari. Tetep aja badan gue kurus. Engga gedut-gendut tuh," bantah Merlin.
"Terserah lo deh! Nanti aja, kalo udaj gendut. Baru deh elo nyesel," ujar Gloria memberikan peringatan.
"Hai semua! Gue boleh gabung?" tanya seorang cowok yang nampaknya suaranya sudah tidak asing lagi. Yang jelas bukan Fabio.
"Le... Leon!" ucap mereka tergagap bersamaan.
"Kok kaya kaget ngeliat gue di sini. Kaya yang ngeliat hantu aja. Engga keberatan kan kalo gue gabung sini?" ulang Leon.
Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Leon. Karena sudah menunggu jawaban dari mereka tidak ada yang jawab. Leon langsung duduk di samping Merlin. "Kalian apa kabar? Gloria, Novia," Leon menujuk mereka sambil menyebutkan nama. Dan tepat sekali. Engga ketuker mana yang Gloria. Mana yang Novia.
"Emm.. Gue baik kok. Lo sendiri apa kabar? Kok baru keliatan? Lo pake serangam sekolah ini lagi. Berarti kan elo sekolah di Aflantos International High School. Elo di kelas mana? Yang jelas bukan di kelas kita kan?" selidik Gloria. Padahal dia sudah tau semuanya, tentang Leon dari Merlin. Tapi Gloria ingin mengetahuinya lagi versi Leon.
"Gue memang sekloha di sini kok. Kelas gue itu di sebelah kelas lo pada. Gue emang sempet sembunyi dari Merlin. Tapi sekarang gue engga bakalan sembunyi lagi," jawab Leon.
Hati Merlin ketar ketir di buatnya. Merlin takut kalau tiba-tiba Fabio datang. Merlin harus bilang apa? Mana ia juga sedang janjian sama Fabio lagi. Kalau Merlin boleh jahat. Ia berharap kalau Fabio tidak datang ke sini. Agar semuanya tidak salah paham. Bisa berantakan kalau sampai mereka bertemu. Fabio pasti kepo. Dan Leon juga pasti ingin tau, ada hubungan apa. Antara Merlin dan Fabio.
"Kenapa lo harus sembunyi? Engga tau apa kalau Merlin nyariin lo!" ceplos Gloria seperti biasa. Merlin langsung melotot ke arah Gloria. Mereka memang kembar. Tapi hanya Gloria yang suka ceplas ceplos.
"Emm itu.." Leon merasa mati kutu dengan pertanyaan Gloria. Apa yang harus ia jawab? Engga mungkin juga Leon bilang, kalau ia sakit dan di rawat selama dua tahun. Gila aja. Mana ada Merlin pula. Leon senang saat ia medengar, kalau Merlin ternyata nyariin Leon dari Gloria tadi.
"Udah lah engga usah bahas itu!" instrupsi dari Merlin.
"Engga bisa dong. Kita harus tau, kenapa selama ini lo sembunyi?" ujar Novia tak mau kalah.
Leon merasa terintimidasi oleh Gloria dan Novia. Pertanyaannya ini tidak mampu untuk Leon jawab. Leon malah jadi deg degan. Semoga saja jantungnya tidak akan kambuh. Bisa berabe kalau sampai kambuh. Rahasia yang selama ini ia tutupi dari Merlin akan terbongkar. Kalau sampai Leon pingsan atau kambuh sekarang.
"Gue pengen Merlin fokus ngejar impiannya aja, " cetus Leon akhirnya. Ia harus berbohong demi menutupi hal yang sebenarnya terjadi. Semoga saja jawabannya tidak mengundang pertanyaan lebih lanjut dan rumit.
"Cuma karena itu lo ninggalin Merlin? Jahat tau lo! Alesan mau tinggal di Jepang sama bokap lo. Ini malah ternyata sekolah di sini. Tapi malah sembunyi-sembunyian lagi dari Merlin. Lo udah mainin hati Merlin tau!" tukas Gloria. Ia mulai naik pitam. Habisnya Leon datang dan pergi bergitu saja.
Merlin terus melototi Gloria, tapi sepertinya Gloria tidak mengerti dengan kode yang di berikan oleh Merlin. Gloria terus saja menekan Leon. Leon kayanya kebingungan. Merlin benar-benar tidak mau membahas hal ini.
"Ma.. Maaf gue emang salah sama Merlin. Gue udah pergi gitu aja dan ilang tanpa kabar. Terus malah sembunyi-sembunyian. Yang jelas gue punya alasan tersendiri yang ga bisa gue ceritain ke lo semua. Kenapa sampe gue, memutuskan buat sembunyi-sembunyian dari Merlin," jelas Leon panjang lebar.
Alasan tersendiri? Apakah itu? Mungkin tentang penyakitnya Leon. Tapi Leon memang belum mau membongkarnya.
"Udah bahas yang lain. Elo belom pulang Leon?" tanya Merlin basa-basi.
"Belom nih. Gue malah mau ngajakin lo belajar bareng lagi. Atau sekalia kalian juga ikut yuk!" ajak Leon.
Tapi malah di cuekin oleh Gloria dan Novia. Sepertinya mereka masih marah pada Leon. Jadi muka mereka berdua di bikin sinis.
"Jangan modus deh lo! Tar malah phpin lagi Merlin!" damprat Gloria pedas. Ia memang paling atau gimana sedihnya Merlin saat di tinggalkan oleh Leon. Hanya Gloria dam Novia yang bisa membangkitkan lagi semangat Merlin. Jadi wajar saja mereka bersikap seperti itu pada Leon. Karena Leon memang patut medapatkanya. Dan mereka juga berpikir, lagian sekarang Merlin kan sudah menjadi milik Fabio. Leon engga boleh merusak hubungan Merlin dan Fabio. Apalagi kalau Merlin harus galau, tentang memilih cinta pertamanya atau Fabio. Gawat kan? Maka dari itu Gloria dan Novia sepakat. Agar Leon dan Merlin di jauhkan.
"Kok kalian jutek gitu sih? Soal sembunyi kan gue udah minta maaf. Kenapa kalian seakan mojokin gue? Lagian siapa juga yang modusin Merlin. Kitakan sahabatan, ya engga Mer?" tanya Leon.
Merlin masih was was. Kalau-kalau Fabio tiba-tiba datang. Apa mereka akan bertengkar seperti yang ada di dalam mimpi Merlin?
"Kita ini sahabatnya Merlin juga Leon. Kita engga mau elo nyakitin dia terus terusan," protes Novia. Tumben sekali Novia bisa berbicara di depan umum. Biasanya juga Novia diam tak banyak bicara. Cuma Gloria yang selalu berani dari pada Novia. Mungkin karena Novia ingin juga membela sahabatnya Merlin.
"Ini bahas apaan sih? Udah ya ga usah deh hal ini di bahas," protes Merlin.
"Iya, iya gue emang salah. Engga seharusnya gue berprilaku kaya gitu. Maafin gue yah temen-temen. Mer, lo mau kan maafin gue?" tanya Leon.
Duh kok jadi runyam. Kayanya memang benar Gloria dan Novia berusaha menjauhkan Merlin dari Leon. Tapi engga gini juga caranya. Kasian kan kalau Leon di cuekin kaya gini.
"Mer, sorry aku telat. Tadi aku ke ruang kepala sekolah dulu," ucap Fabio saat datang ke cafetaria sekolah.
Merlin menepok jidatnya yang tidak bersalah. Ini nih yang Merlin takutkan. Kalau sampai Fabio dan Leon bertemu.
"Fabio?" tanya Leon.
"Leon?" ucap Fabio. Loh kenapa mereka saling kenal.
"Whats up brow!" ucap Leon. Sambil saling tos Leon dan Fabio.
"Gila elo sekolah di sini?" tanya Leon.
"Iya gue sekolah di sini. Seragam kita samaan nih. Elo sekolah di sini juga?" tanya Fabio.
"Iya, hahaha. Engga Nyangka kita satu sekolahan," ujar Leon.
"Bentar-bentar ini ada apa sebenernya? Kok kalian udah saling kenal? Kalian kan baru aja ketemu?" tanya Merlin bingung melihat Fabio dan Leon sudah saling dekat satu sama lain. Yang ada di dalam pikiran Merlin justru malah takut mereka bertengkar, kalau bertemu. Tapi ini mereka malah saling kenal.
"Leon ini sahabat aku saat di sekolah yang dulu," jelas Fabio.
Sahabat? Oh my god. Pacar dan mantan kecengan saling bersahabat.
Mampus gue. Kok bisa-bisanya Fabio sama Leon sahabatan? Gue kira Fabio bakalan marah sama Leon. Duh salah prediksi nih kayanya. b**o banget sih gue! Gerutu Merlin dalam hati.
"Fab, ikut aku yuk! Glo, Nov, Leon gue pamit dulu yah!" buru-buru Merlin membawa Fabio menjauh dari sahabat-sahabatnya. Sebelum suasananya semakin runyam. Pasti Gloria dan Novia akan bocor.
Merlin membawa Fabio ke mobil miliknya. Fabio bingung, kenapa Merlin menyeret Fabio ke mobil dengan cepat? Seperti ia sudah melihat setan saja.
"Kamu kenapa Mer? Kok kaya yang panik?" tanya Fabio.
"Aku engga apa-apa. Kok bisa kamu sahabatan sama Leon?" selidik Merlin.
"Dia itu memang sahabat aku satu-satunya di sekolah. Cuma Leon yang engga liat aku sebagai aktor. Cuma sayangnya ada satu insiden waktu itu. Aku sama Leon lagi bercanda di tangga. Tiba-tiba aku kehilangan keseimbangan. Aku jatoh deh dari tangga. Sampe harus di rawat di rumah sakit. Mama menuduh Leon mendorong aku. Mama mengira Leon adalah penyebab kecelakaan aku. Sejak itu Leon di keluarkan dari sekolah karena mama. Dan aku engga pernah bertemu dia lagi," cerita Fabio panjang lebar.
"Oh gitu. Kenapa kamu baru bilang sekarang?" tanya Merlin lagi.
"Aku mana tau kamu kenal sama Leon, Mer. Terus kenapa kamu bisa kenal sama Leon?" tanya Fabio. Mati kutu deh Merlin. Tadinya mau menyelidiki ada hubungan apa antara Fabio dan Leon. Merlin malah mendapatkan pertanyaan macam itu.
"Aku.. Aku sahabatan kok sama Leon. Oh iya. Tadi pagi kenapa kamu terlambat?" Merlin mulai mengalihkan pembicaraan. Ia tidak mau Fabio lebih dalam lagi mengetahui soal Leon.
"Oh masalah itu. Semalam aku engga bisa tidur. Entah kenapa meskipun mata terpejam tapi engga tidur. Bisa-bisa tidur pas jam empat shubuh. Jadi aku ke siangan deh," terang Fabio. Merlin kira Fabio sakit. Karena wajahnya yang pucat malam itu.
"Kamu engga sakit kan?" selidik Merlin. Fabio menggeleng mantap.
Padahal semalam Fabio memang pusing. Kepalanya seperti di palu. Seakan-akan akan pecah. Hingga Fabio benar-benar tidak bisa tidur, karena menahan sakit yang teramat sangat. Sampai membuat Fabio telat bangun. Dan hampir telat ikut ujian nasional.
"Apa engga sebaiknya ke dokter? Kan engga baik kalo terus-terusan engga bisa tidur?" saran Merlin.
"Idea bagus. Iya nanti aku ke dokter deh," ucap Fabio.
*********
Shooting Seleb Dadakan day one.
Menjadi seorang idola tidak semudah yang kita bayangkan. Memang yang terlihat mereka hidup enak, kaya raya dan terkenal. Tapi di balik semua itu. Ada usaha yang semua orang tidak mengetahuinya. Perjuangan untuk menggapai menjadi seorang idola. Mereka hanya tau ketika dia sudah menjadi sang idola.
Merlin sedang berkaca di ruang kostum. Ia bertanya-tanya apa ia pantas menjadi seorang idola? Parasnya memang cantik dan mulus. Harusnya membuat Merlin percaya diri. Akan bakat dan kemampuan ia sebagai artis. Tapi perjalanannya yang cukup panjang, untuk mendapatkan semua itu. Membuat Merlin kadang risih. Karena dulunya ia di pandang rendah oleh orang-orang. Banyak yang memandangnya sebelah mata. Tidak banyak pula orang yang merendahkannya. Itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Merlin.
Hidup Merlin berubah semenjak kehadiran Fabio. Semua seakan mudah bagi Merlin. Kebahagiaan, kesenangan, kepopuleran semua itu dengan mudah bisa ia dapatkan. Fabio bagaikan malaikat yang di kirimkan Tuhan agar Merlin bahagia. Selain itu cinta di antara mereka semakin tumbuh setiap harinya.
"Ayo sebentar lagi shooting di mulai. Apa yang kamu pikirkan Mer?" tanya Fabio yang sedari tadi melihat Merlin terdiam di depan kaca make upnya.
"Apa gue pantas jadi seorang artis Fab? Apa engga boleh orang miskin kaya gue jadi artis?" tanya Merlin dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Apa dengan Merlin sesungguhnya? Apa mungkin ada orang yang telah menyakiti hatinya?
"Ini bukan masalah pantas engga pantas, Mer. Ini semua berkat usaha kamu. Kamu lebih dari pantas, untuk mendapatkan semua ini. Banyak kok artis yang berjuang dari nol. Dan mereka juga pada sukses berkat usahanya sendiri. Harusnya kamu bangga dong. Bisa berjuang menjadi artis dari nol," Fabio memberikan semangat pada Merlin yang mulai lesu.
"Apa ada yang ngebully kamu? Sini biar aku hadapi orangnya. Enak aja pacar aku di bully!" tandas Fabio. Fabio sebagai pacarnya Merlin tidak terima kalau Merlin menjadi korban bullyan.
"Engga kok sayang. Cuma kepikian aja. Apa aku pantas jadi seorang artis? Gitu aja," ucap Merlin sddikit gusar. Merlin harus tetap semnagat. Seperti kata Fabio harusnya ia bangga bisa meniti karinya. Mulai dari nol hingga seperti ini. Karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
"CUT! Keren! Cemisterynya udah dapet aja. Kaya kalian beneran pacaran aja haha," puji sutradara Yeni.
Memang kenyataannya mereka pacaran kok. Memang tak banyak orang yang tau. Hanya Gloria dan Novia yang tau Merlin dan Fabio jadian.
"Oh iya, Mer. Engga apa-apa kan ceritanya di buat seperti itu? Saya cuma mau mengangkat dari sisi kehidupan kamu. Agar menjadi motovasi bagi artis-aris yang baru di bidang entertainment. Karena dengan usaha yang maksimal. Pasti bisa meraih impiannya. Kalau kamu ada yang engga setuju. Mending kamu kebagian skenario, untuk mengskip ceritanya. Ini film khusus cerita kamu. Jadi kalau kamu tidak setuju. Kita akan ganti scen lain," jelas sutradara Yeni.
Merlin jadi cangung. Jadi maksud mbak Yeni itu. Merlin bebas memilih alur ceritanya seperti apa? Loh bukannya yang sutradaranya adalah mbak Yeni?
"Aku ikut aja sih, mbak," ujar Merlin. Mau bagaimana lagi. Merlin sudah setuju dengan film ini kok. Meskipun memang ceritanya mirip sekali dengan cerita kehidupan Merlin yang aslinya.
"Oh oke deh. Oh iya menegnai saran dari Fabio. Yang memilih setting di Jepang. Saya setuju, lusa atau minggu depan. kita bisa berangkat ke Jepang. Karena perizinan dan lain sebagainya sudah hampir selesai.
"Oke deh. Makasih yah mbak Yeni," ucap Fabio berterimakasih.
"Serius kita shooting di Jepang?" tanya Merlin setengah kaget.
"Tentu. Apa kamu tidak setuju Merlin. Kata Fabio itu negara impian kamu," ujar sutradara Yeni. Fabio memang sengaja berbicara pada sutradara Yeni. Agar mereka di izinkan mencari setting di luar negeri. Berhubung ini adalah kisah Merlin. Jadi kan pas, Jepang yang menjadi settingya. Karena memang Jepang itu negara impian Merlin.
"Engga kok mbak, aku setuju!" seru Merlin berapi-api penuh semangat.
Film Seleb Dadakan ini memang sangat mengambarkan kehidupan Merlin. Seperti film ini memang di peruntukan untuk Merlin. Baik dari cerita, nama tokoh sampai alur cerita. Harus atas persetujuan Merlin. Keren kan?
Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan sutradara Yeni. Akhirnya sutradarapun pergi meninggalkan mereka bserdua.
"Mau makan dulu?" tawar Fabio di sela break shootingnya. Fabio tau saat ini Merlin pasti sedang kelaparan. Karena Fabio mulai tau, kalau Laras meminta Merlin untuk diet. Padahal Fabio tidak menyarankan hal itu. Karena semua itu hanga akan menyiksa Merlin saja. Kesehatan kam lebih penting dari pada maksain diet. Tapi malah sakit. Keluar biaya dua kali bukan?
"Aku engga nasfu makan Fab. Kamu aja yang makan. Biar aku temenin aja yah," saran Merlin.
"Kok kamu engga nasfu makan sih? Apa semua ini ada kaitannya tentang kejadian semalam?" selidik Fabio mulai curiga. Fabio tak mau kejadian semalam membuat Merlin kepikiran. Dan membuat Merlin jadi sakit karena terlalu kepikiran. Memang kalau di pikir. Si cewek semalam nekat juga pada Merlin. Harusnya Merlin tuntut aja dan memenjarakam cewek di di kantor polisi. Tidak menutup kemungkian, cewek itu pasti akan bertingah lebih nekat lagi. Fabio juga jadi was was.
"Mer, Merlin?" Fabio melabaikan tangannya di depan wajah Merlin.
"Eh iya, Fab. Ayo makan!" ajak Merlin bersemangat.
Loh bukannya tadi Merlin engga nafsu makan? Sekarang malah dia yang bersemangat. Ini benar-benar Merlin pasti sedang ada masalah. Fabio akan diam-diam Menyew body guard. Untuk melindungi dari para haters fanatik Fabio. Yang berusaha nyakitin Merlin.
"Ya udah ayo makan!" ajak Fabio. Mereka langsung ke restoran yang dekat di sekitar lokasi shooting. Merlin langsung memesan beberpa menu dengan banyak. Merlin memang paling tidak bisa menahan lapar. Syukurlah nafsu makannya kembali. Itu artinya Merlin sudah tidak kepikiran lagi.
"Kamu engga makan, Fab? Kok engga pesen makanan? Jangan bilang kamu lagi diet?" terka Merlin. "Katanya engga usah diet, diet segala. Kan nyiksa badan kamu juga. Ayo cepet makan. Ngisi amunisi lagi buat since berikutnya," oceh Merlin.
"Iya siap. Mas pesen ikan bakar sama jus jambu yah," ujar Fabio. Merlin masih kepikiran dengan Fabio dan Leon. Belum lagi tentang haters waktu itu.
Ujian memang sudah berakhir. Itu artinya mereka mulai shooting film Seleb Dadakan. Dimana semua netizen ada yang antusias dengan film ini. Ada juga yang malah engga suka. Ya sudah jalani saja, mengenai hasilnya. Kita lihat nanti setelah shooting film Seleb Dadakan selesai. Dan filmnya mulai tayang.