Diandra scarlett edison
aku masih menatap langit lagit apartemenku sembari merebahkan tubuhku diatas sofa hitam,seakan otakku berhenti berfikir tentang pekerjaan sejak kejadian kemarin aku masih tidak melakukan apapun. Masik dengan pakaian kantor melekat ditubuhku sepatu yang masih menempel di telapak kakiku.
"Apa yang kau pikirkan baby,apakah kau kesulitan menangani bisnis itu baby?"suara jonatan membuyarkan lamunanku,dia berdiri tegak disampingku.
Dengan malasnya aku menjawab pertanyaan jonatan yang terlihat mengkawatirkankku"tidak"aku masih tetap asik dalam posisiku tanpa mau bergerak sama sekali.
"Tidakkah kau lapar baby?"
"tidak"
"ok,kalau begitu apakah kau mau sesuatu?"
"tidak"
"kau mau mandi?biar aku siapkan semuanya termasuk pakaianmu heh?"
"tidak"
"tidakkah kau tau betapa berantakannya dirimu baby?"
"tidak,aku tidak perduli?"
"ayolah diandra jangan membuatku bingung,ceritakan padaku ra"
"tidak,aku tidak mau"
"DIANDRA BANGUN"
Mencoba bergerak memposisikan badanku agar lebih terlihat nyaman dalam posisi duduk.
Jonatan mulai duduk disampingku kembali berkata"ada apa denganmu diandra,maafkan aku jika pekerjaan itu membuatmu lelah"ada sedikit jeda sebelum kembali berkata"aku benar-benar terlihat seperti pecundang,"
"tidak jo,kau bukan pecundang lebih tepatnya kau b******n yang menyuruh adikmu bekerja setiap hari"
Jonatan terkekeh mendengarnya sembari berdesis"cih,kau punya mulut tidak pakai filter ya,sayangnya kau memang benar aku memang b******n k*****t,tidakkah kau tau aku k*****t menyedihkan"
Plak...
Aku mendaratkan tanganku diatas kepala jonatan,membuat jonatan mengaduh dan mengusap usap kepalanya"kau benar-benar wanita kejam ra"
"kau menjijikkan,sok mellow. Bawaanya pingin nonjok b******n sepertimu"
Jonatan terkekeh mendengarnya, dan kembali bertanya"jadi?"
"apa"
"jadi apa masalahmu"
Aku kembali mengingat apa yang wiilliam ucapkan mandesis kesal tanpa menjawab pertanyaan jonatan aku berbalik bertanya kepada jonatan"jo apa aku wanita berambisi besar,apakah aku terlihat seperti wanita yang selalu memgejar dolar kemana-mana?"
Jonatan mengerdikkan bahu"mungkin"
"Ah sudahlah,jo kau mengenal william sudah lama bukan?"
"tidak juga,aku mengenalnya setahun yang lalu,di sebuah club malam,why?"
"entahlah,aku merasa pernah mengenalnya sedikit lebih lama darimu"
"benarkah?kapan?"
"entahlah aku tidak mengingatnya"aku sedikit berbohong pada jonatan agar jonatan tidak memberodong ku dengan pertanyaan pertanyaan menyebalkan.
"Oh tuhan,jangan bilang kau mulai menyukai nya ra"
"jaga mulutmu b******n jangan membuatku mengulangi memukul kepalamu lagi brengsek."
Jonatan tergelak melihat wajahku yang memerah.
"bisakah kau sedikit sopan terhadapku baby,aku kakakmu,hey apa kau melupakan itu sayang,mana adat ketimuranmu,"
"oh shit...aku benar-benar melupakannya jo"
Aku dan jonatan kembali tertawa bersama seakan beban dalam diriku menguap begitu saja,ya benar jonatan satu-satunya penyemangatku. Semangat untuk hidup,semenjak mommy tiada jonatanlah yang mengurusku. Dia kakak mommy sekaligus daddyku.
Ceklek...
Mendengar suara pintu apartemen terbuka tiba-tiba aku dan jonatan dengan cepat melihat kearah pintu. Betapa terkejutnya aku melihat william.
"hey will,kau-"
"kenapa kau bisa masuk keapartemenku?"aku menyela perkataan jonatan.
"ckck,bukankah ini tempat kerjaku juga."
"jangan bermimpi Mr.edmond,mulai besok kau bisa bekerja diapartemenmu sendiri,dan kau jo mulai besok kau ambil lagi bisnis ini"
"tapi-"
William segera menyela perkataan jonatan"apa kau menyerah menangani bisnis ini,oh god aku tidak menyangka kau mundur sebelum berperang,kemana sikap sombong dan aroganmu nona,kemarin kau sangat berambisi mengambil alih segalanya"
"aku tidak akan mundur tuan,aku akan tetap membantu dari kejauhan, aku tidak mau melihat jonatan semakin terlihat seperti pecundang mengerikan"
"alasanmu cukup meyakinkan nona,"
"terserah,pemikiran anda tuan"
"Diandra apa maksudmu?"jonatan terlihat kebingung dengan apa yang aku katakan.
Kau akan segera mengerti jo...!!!
Mohon bantuannya..bantu koreksi ,vote dan komen ya...