Part 5

1238 Words
Setahun kemudian Diki berhasil menjalin hubungan dengan gadis lulusan SMA. Hubungan mereka sengaja dirahasiakan Diki. Selain faktor usia pacarnya yang masih muda, Diki juga tidak siap putus lagi.  Ia ingin memberikan surprise untuk keluarganya. Ini adalah kisah cinta Diki terpanjang. 2 tahun ia menyimpan rapat. Diki benar-benar jatuh cinta kepada gadis asal Cilegon yang  telah memikat hatinya. Gadis itu bernama Sofia. Gadis manis, walaupun tidak terlalu cantik dibanding mantan-mantannya, namun Sofia sangat menarik. Keduanya pertama kali bertemu di Pantai Anyer. Ketika Sofia sedang mengadakan acara perpisahan sekolah dengan teman-temannya. Sementara Diki sedang mengunjungi proyek pembangunan hotel. Cinta tumbuh diantara keduanya apalagi setelah Sofia kuliah di Jakarta keduanya jadi sering bertemu. " Honey, hubungan kita sudah cukup lama. Aku ingin kita meresmikan nya." Diki mengutarakan niatnya. Mereka sedang makan malam bersama. Tadi sore Diki sengaja menjemputnya. " Tapi Bang aku kan masih kuliah." Sang pacar tampak ragu. " Ga apa-apa itu bukan masalah besar. Orang lain juga banyak yang nikah sambil kuliah. Soal biaya dan lain-lain Abang siap menanggung." ucap Diki penuh percaya diri. Sofia bukanlah gadis kaya seperti gadis-gadis lain yang dikenal nya. Diki yang sudah mapan tidak mempersoalkan status sosial gadis pujaan hatinya. " Besok aku kenalin kamu sama keluarga aku." ujar Diki. " Baiklah Bang, kalau Abang memang serius. Mudah-mudahan keluarga Abang mau menerima Fia apa adanya." Ucap gadis berkerudung itu. Sofia setuju. Ia juga mencintai kekasihnya yang tampan, baik, dan kaya itu. *** Hari Minggu pagi di teras rumah Mami Ratih sedang asyik membaca koran. " Mi, Diki pengen nikah." Diki melontarkan maksudnya. " Nikah? sama siapa?" Bu Ratih menyimpan koran yang sedang dibacanya. Ia langsung fokus mendengarkan omongan Diki yang mengagetkan dirinya. " Sama pacar aku lah." Jawab Diki tanpa rasa malu. " Mami pikir kamu ngejomblo." Maminya tersenyum. "Aku punya pacar tapi aku rahasiain takut gagal lagi." Jawab Diki. " Udah berapa lama kalian pacaran, kok Mami ga tahu." Mami Ratih penasaran. " Udah 2 tahun. Orangnya baik. Mami pasti suka." Diki sangat yakin proposal Pernikahannya bakal di Acc. " Mami mau kenalan dulu. Soal nikah gampang yang penting kamu bawa dulu calonnya kesini" Mami Ratih yang cantik itu tersenyum. " Nanti sore aku ajak ke sini." Seru Diki sumringah. " Iya kebetulan nanti Dany en Family juga bakalan datang." Beritahu Bu Ratih. *** Tepat pukul 4 sore, Diki datang bersama Sofia. Kedatangan gadis itu disambut dengan hangat. Mami Ratih yang kepo terhadap calon menantunya mewawancara Sofia dengan berbagai pertanyaan. Heni yang kebetulan ada juga ikut-ikutan mengintrogasi Sofia menemani ibu mertuanya. Seminggu kemudian gadis itu datang lagi. Sang Mami sengaja ingin mengetest kemampuan skill yang dimiliki calon menantunya. Wanita itu mengajaknya ke dapur. Memintanya untuk membantu membereskan dapur, cuci piring dan juga menyiapkan makan malam. Sikap wanita paruh baya itu agak sedikit berubah. Ia tampak kecewa karena ternyata Sofia tidak pandai memasak. Walaupun itu masakan sederhana.   " Maaf Tante, masakan aku ga enak ya." Sofia meminta maaf melihat ekspresi calon mertuanya yang sedang mencicipi cah kangkung jamur tiram buatannya yang rasanya aneh. " Kamu ga bisa masak?" Mami Ratih tidak percaya dengan pengakuan Sofia. " Mami ga habis pikir ya terus peran Mama kamu apa?" Bu Ratih mulai menunjukkan siapa dirinya. " Sejak kecil aku tinggal sama nenek. SMA aku juga tinggal di asrama." Sofia berusaha memberikan alasan. " Di Asrama itu justru harusnya lebih pintar dong." Bu Ratih mulai menunjukkan rasa tidak puasnya. Esok harinya giliran Heni yang mengetes kemampuan Sofia dalam membuat kue. Hasilnya sama gagal total. Bantat. " Kamu harus banyak belajar dan latihan yang keras." Heni menasihati calon adik iparnya. *** " Mami ga setuju dengan hubungan kamu sama Sofia." Seru Bu Ratih saat dirinya mengunjungi Diki di apartemen nya. " Mami kenapa bilang begitu." Diki terkejut. " Dia bukan tipe menantu idaman Mami, Diki." Wanita yang berstatus sebagai ibu kandung nya itu berkata serius. " Dia pasti bisa masak, Aku akan suruh dia ikut kursus." Diki memberi usul. " Alasannya bukan itu saja. Dia terlalu banyak kekurangan nya. Butuh waktu lama untuk membentuknya." Sang masih tak terbujuk. " Aku akan berusaha." Diki meyakinkan. " Cari gadis lain saja. Apa sih yang dibanggakan. Penampilan pas-pasan, Dari keluarganya broken home, ga bisa masak,  ga asyik diajak shopping. Ga cocok sama Mami. Dia juga ga bisa ngasuh anak-anak. Lihat kan kemarin waktu ditipin adik-adiknya Tasya dia ga bisa akrab sama mereka." Bu Ratih membeberkan semua kekurangan Sofia. " Mi, tapi Diki cinta sama Dia." Diki memaksa. " Makan tuh cinta. Kamu sudah dibutakan oleh cinta. Mami udah diskualifikasi dia dari daftar calon menantu Mami. Kamu jangan bantah Mami. Ini urusan serius. Mami memiliki kriteria khusus untuk standar menantu Hadiwijaya. Dan dia tidak layak." Wanita itu berkata dengan tegas dan jelas. " Mami ga adil." Diki menatap kecewa ibu kandungnya. " Kamu jangan  kekanak kanakan Ki,  Berfikir yang realistis dong. Dia baru 20 tahun mau kamu ajak nikah tanpa memiliki skill apapun, ntar malah bikin susah deh." " Yang mau nikahin dia kan Diki Mi" Diki ngotot. " Tapi Mami ga mau dipermalukan oleh menantu Mami." Wanita itu lalu pergi meninggalkan anak bungsunya. Ia tidak mau berdebat lebih panjang lagi. *** Sofia menangis terisak. Gadis itu sengaja menemui Diki kekasihnya untuk membahas kelanjutan hubungan asmara mereka. " Maafin perlakuan Mami aku ya Fi, " Diki tahu, gadisnya itu menangis gara-gara perlakuan Maminya kemarin. "Aku tahu diri bang, aku memang tidak cocok berada di lingkungan keluarga Bang Diki." Ia berkata sambil terisak " Sayang, Kamu jangan bilang gitu dong." Diki berusaha menenangkan. " Kita harus mengakhiri hubungan ini Bang." Kata-kata Sofia membuat Diki sesak nafas. "Sofia..." pekiknya. " Iya Bang, Sebaiknya bang Diki cari saja gadis lain yang siap dinikahi yang lebih baik dari aku." Sofia berkata sungguh-sungguh. " Aku hanya cinta sama kamu." Diki memeluk gadis itu. Namun Sofia berusaha menyingkirkan tangan Diki. " Terima kasih atas apa yang udah abang berikan. Tapi aku mau kita putus." Ia bersikukuh. " Fia...jangan tinggalin Abang." Diki memohon. " Selamat tinggal Bang." Sofia pergi meninggalkan Diki. Patah hati. Diki benar-benar patah hati selama 3 hari ia berkabung dan cuti kerja. Semua gara-gara Maminya. Ia sangat sedih dan terpukul.  Berulangkali ia coba menghubungi Sofia namun gadis itu tidak dapat dihubungi. Dicari di kampus pun gadis itu sulit ditemui. *** Sejak putus dari Sofia setahun yang lalu, Diki memilih untuk menjomblo. Dia masih belum bisa move on. Baginya Sofia adalah mantan terindahnya. Usia Diki kini sudah  29 lebih. Sebenarnya ia juga ingin segera mengakhiri masa lajangnya tapi apa daya  ia belum menemukan lagi cintanya. Akhir-akhir ini dirinya sering gelisah. Ia iri dengan Erik dan Tasya. Mereka yang belum berusia 20 sudah menikah dan akan punya anak. Mereka juga selalu pamer kemesraan. Tentu saja Diki cemburu. Dulu ia selalu santai jika ada yang bertanya kapan menikah. Tapi sekarang pertanyaan itu seolah mengusiknya. " Teman kamu yang pake jilbab hijau itu siapa?" Tanya Diki kepada Tasya, pada suatu hari ketika dirinya berkunjung ke rumah orangtuanya. " Om ngecengin dia ya." Tasya menatap Om gantengnya dengan curiga. " Cuma nanya aja." Diki berpura-pura. " Itu Silmi." Jawab Tasya masih menatap Diki. " Cantik ya Om? Ntar aku bilangin kalau Om nanyain. Dia belum punya cowok lho. he..he..." Keponakannya yang sedang hamil itu menggodanya. " Tasya..!!!" Diki geram. " Udah deh Om ngaku aja suka. Dia tipe Om kan? Masih  fresh. Kalau mau no kontak nya ntar aku kasih." Tasya berdiri dari tempat duduknya sambil mengelus perut buncitnya meninggal kan Diki seorang diri. Pria itu tersenyum sendiri. Silmi...boleh juga. *** TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD