BAB. 29 PALANG PINTU

1012 Words

Riri terbangun, ia menoleh ke samping, Damar ternyata tengah menatapnya. Kepala Damar disangga dengan telapak tangan yang sikunya menekan kasur. Riri menarik tengkuk Damar, dicium lembut bibir Damar. "Bagaimana bisa tahu, kalau bercinta akan membuat ingatan akan Negeri Halimun bisa aku dapatkan, Pangeran?" Riri bersuara manja. "Perasaanku mengatakan begitu. Puteri bukan sepenuhnya berdarah manusia, ada darah Negeri Halimun juga yang mengalir dalam tubuh Puteri. Aku yakin, hal itu pasti akan membedakan Puteri dengan manusia biasa, ternyata aku benar." Damar mengecup ringan bibir Riri. "Aku sangat bahagia, Pangeran. Luar biasa bahagia," ucap Riri dengan suara bergetar. Rasa haru menyusup ke dalam hatinya. Air mata mengaliri sudut matanya. Bahagia yang kini tengah ia rasa, karena bisa be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD