Bab 14

1444 Words

"Makannya jangan belepotan, Sayang. Sini, Mama bersihin mulutnya." Aku mengambil selembar tisu untuk membersihkan mulut Vano yang dipenuhi makanan. Mengabaikan Mas Bima yang sesekali melirikku di sela aktivitasnya menikmati sarapan pagi ini. Semenjak bangun tidur tadi, aku memang mengabaikan keberadaan suamiku itu sebab masih merasa dongkol atas sikapnya kemarin. Bahkan, kedatangannya ke tempat ini sama sekali tidak bisa mengobati kekecewaanku yang terlanjur besar padanya. Mas Bima bisa saja dengan mudahnya mengambil hati Vano hingga anak itu melupakan perbuatannya kemarin. Namun, tidak denganku yang sudah berulang kali mendapat hinaan dan kata-kata penuh cacian darinya, bahkan menyaksikan kemesraan dia dengan istri mudanya tepat di depan mata. "Sekarang kita mau ke mana, Ma? Bukan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD