Bab 10 - Titik Terang

1348 Words
Televisi di ruang tamu itu tak lagi hidup seperti sebelumnya. Bahkan ruangan itu masih sunyi meskipun ada 3 orang di sana. Robert yang melihat Erick dengan sorot mata tajam, dan Erick yang terdiam dengan raut wajah datarnya. Lalu, Lily? Lily sedang mencoba meredakan emosi yang membuncah di dadanya. Dia masih belum bisa melupakan saat di mana dia melihat adegan yang baginya sangat menakutkan ketika Robert menodongkan senjata itu pada Erick. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Robert benar-benar menarik pelatuknya dan melukai Erick di depan matanya. Dunianya pasti akan hancur detik itu juga. Mentang-mentang Robert seorang Polisi dan legal memegang senjata, Robert bisa melakukan itu pada Erick. Awas saja jika setelah penjelasannya nanti, Robert masih seenak jidat memperlakukan Erick, dia akan benar-benar menbuat Robert menyesal seumur hidup dengan membuat saudara anehnya itu benar-benar impoten. “Aku akan menjelaskan semuanya, Robert.” Suara Lily memecah keheningan. Dia memang harus segera meluruskan kesalah pahaman yang bisa berakibat fatal ini. “Robert, dia adalah Erick kekasihku. Dan Erick, dia adalah Robert sepupuku,” ucap Lily memperkenalkan mereka berdua. “Hy, Aku Erick. Maaf, sudah masuk ke rumahmu tanpa meminta izin padamu dulu,” ucap Erick sambil mengulurkan tangannya dan Robert tentu saja menyambut uluran tangan Erick dengan wajah tak semenakutkan tadi. “Maafkan aku juga karena sudah menganggapmu penjahat yang ingin merampok rumahku dan menyakiti Lily,” balas Robert kemudian melepaskan jabatan tangannya. “Erick adalah kekasihku. Dia adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja. Maaf, tidak menceritakan kebenaran ini padamu tetapi aku rasa itu tidak penting karena menyangkut privasi kita masing-masing,” ucap Lily memulai penjelasannya. “kemarin, Erick menaruh curiga padaku telah berselingkuh saat melihatku dan dirimu pergi malam-malam untuk membeli makanan 2 hari yang lalu. Tapi, meski dia marah, dia masih mau mengantarku pulang ke rumah dan menemaniku sebelum kau datang, karena aku mengatakan jika kau akan pulang. “Sekarang, karena kau benar-benar pulang, aku ingin mengenalkanmu padanya agar dia tidak salah paham lagi jika melihat kita bersama. Dan sebaliknya, agar dirimu tak menyangka dirinya penjahat yang ingin merampok rumah kita atau pria yang berniat untuk menggodaku saja.” Lily menatap Robert dan Erick setelah menyelesaikan penjelasannya. Mulai detik ini, bagaimana hubungannya dan Robert sudah menemukan titik terang untuk Erick agar tak selalu menaruh curiga dan menganggap Robert adalah selingkuhannya. Lebih dari semua anggapan itu, Robert adalah satu-satunya kakak sepupu yang dia miliki dan dia punya di dunia ini. “Ibuku dan ibu Robert adalah saudara. Kami berdua juga anak yatim, karena orang tua kami sudah meninggal tanpa ada yang tersisa. Aku hanya memiliki Robert sebagai kerabat dan begitu pun sebaliknya. Itulah mengapa, kami begitu dekat bahkan seperti saudara kandung.” Ada nada getir dalam kata-kata Lily. Kenyataannya adalah, dirinya memang tak memiliki siapa-siapa di dunia ini selain Robert. “aku tak memiliki siapa pun dalam hidupku. Aku hanya memiliki kalian berdua sebagai orang yang berharga dalam hidupku. Jadi, aku mohon. Setelah semuanya menemukan titik terang seperti ini, hal menakutkan tadi jangan sampai terulang lagi atau aku akan memukul kalian berdua secara adil! Hiks!” Lily menangis. Erick pun segera memeluk kekasih yang sangat dicintainya itu. Dia sudah melakukan kesalahan besar dengan menaruh curiga pada Lily yang setia dan hanya mencintainya. “Maafkan, aku Lily. Aku sudah meragukan kesetiaanmu,” ucap Erick dengan nada menyesal. “Setelah ini, jangan lagi membuat saudaraku menangis atau aku akan benar-benar menembak kepalamu,” jawab Robert membalas perkataan Erick tadi. Erick mengangguk yakin. “Tak akan pernah, Robert. Aku mencintai Lily dan aku berjanji akan segera menikahinya untuk membuktikan keseriusanku.” Mendengar perkataan Erick, Robert tersenyum kilas namun sangat tipis. “Terima kasih banyak. Lily lebih mencintaimu, tentu saja kau yang bertanggung jawab jika dia menangis lagi. Dan jika hal itu terjadi, kau yang akan aku buat impoten seumur hidupmu.” Setelahnya, ruangan itu riuh oleh suara tawa. Permasalahan Lily dan Erick sudah menemukan titik terang. Tinggal, bagaimana permasalahan yang dibuat takdir untuk menyatukan Robert dan Queen lewat cara begitu unik. *** Di tempat lain .... Ruangan temaram yang didominasi oleh warna hitam itu memperlihatkan sebuah pemandangan menakutkan. Di sana, ada belasan wanita yang terikat pada sebuah kursi dengan mata tertutup rapat oleh kain hitam, juga mulut yang di lakban agar tak bisa walau hanya untuk sekadar bersuara. Melihat bagaimana pipi mereka yang basah dengan rontaan yang tiada hentinya mereka lakukan untuk melepaskan dari tempat ini, sepertinya mereka menyadari jika hidup mereka terancam. Ya, seseorang dengan keji sudah menculik mereka dan tak membiarkan mereka melihat cahaya walaupun hanya sekejap. Tiba-tiba, ketukan sepatu terdengar di sana. Seorang pria dengan setelan mahalnya, juga raut wajah jahat yang kentara di wajahnya yang mulai menua, melangkah dan melewati satu persatu wanita hasil buruan anak buahnya itu. Tawa kerasnya seketika menggelegar di sana. Aroma pundi-pundi dolar mulai tercium melihat betapa segarnya hasil buruannya selama 1 minggu terakhir. “Mr. Rodge. Polisi sudah mencurigai sindikat perdagangan kita.” Laporan salah satu anak buahnya, membuat pria yang bernama Mr. Rodge itu kembali tertawa begitu lepas. Ya, dia tau polisi sudah mulai mencium bangkai yang dia ciptakan selama puluhan tahun terakhir. Dan dia sama sekali tak mempermasalahkan hal itu karena tak akan semudah itu, polisi menemukan bukti dan mengungkap kejahatannya. “Untuk hal itu, aku yang akan mengatur. Tugas kalian adalah, mengumpulkan buruanku sebanyak mungkin. Hahaha ....” Mr. Rodge kembali tertawa begitu lepas. Sindikat kejahatan yang dia lakukan ini, tentu saja bangkainya akan tertutup rapat lewat statusnya di depan publik sebagai seorang pengusaha yang dermawan dan murah hati. Aparat kepolisian, tentu saja akan sulit membuka topeng yang dia pakai selama ini sebagai pengusaha yang sukses dan masuk dalam jajaran orang yang berpengaruh di Washington DC. “Segera antarkan pundi-pundi uangku dengan selamat. Aku akan memperluas jaringan kita dengan menemukan tuan-tuan murah hati yang baru. Hahaha ....” Mr. Rodge kembali tertawa lepas seolah dunia sudah berada dalam genggamannya. Memang tak ada salahnya pria tua itu beranggapan demikian. Sindikat perdagangan gelap yang dia lakukan tak hanya pada perdagangan manusia saja. Tapi juga merambah ke pasar perdagangan senjata Ilegal juga obat-obatan terlarang bernilai fantastis. Oleh karena itu, pundi-pundi uangnya semakin menggunung setiap detiknya. Tanpa pria itu sadari, hidup semua orang pasti akan mengalami seperti yang pepatah katakan. Saat sepandai-pandainya Tupai melompat pasti akan terjatuh juga. *** Prangggg! Suara pecahan benda terdengar di kamar mewah itu. Kamar mewah milik seorang wanita berkelas bernama Elsa. Elsa yang belum bisa meredam amarahnya, tiada hentinya melemparkan barang berharga yang berada di kamarnya sehingga membuat kamarnya berantakan. Sungguh, dia merasa sudah begitu direndahkan oleh seorang wanita miskin bernama Queen. “Apa pekerjaanmu sudah benar hah?! Bukankah aku menyuruhmu untuk menjebak wanita itu di klub, agar dia tertangkap polisi. Tapi kenapa wanita itu masih bisa mengikuti kompetisi?!” Elsa yang sudah tak tahan, berteriak begitu murka pada salah satu anak buahnya yang sudah tidak becus menjalankan perintah darinya. “Saya sudah memasukkan obat terlarang itu ke dalam saku jaketnya, Nona,” jawab pria yang menabrak Queen di klub beberapa hari yang lalu. “dan saya juga sudah memastikan jika wanita itu tertangkap oleh seorang polisi yang menyamar.” Lanjut pria itu. “Bodoh!” Plak! Elsa menampar wajah anak buahnya itu dengan kuat. Setelahnya, dia mencengkeram rahang pria itu dengan begitu menggebu. “Apa kau mau, tubuhmu yang kekar ini menjadi korban mutilasi ayahku selanjutnya?” lirih. Elsa mengatakannya begitu lirih. Namun mampu membuat pria bertubuh kekar itu mendadak ketakutan. “Tidak, Nona. Saya mohon, ampuni saya,” ucap pria itu memelas. Bekerja kepada Mr. Rodge selama beberapa tahun, sudah membuatnya tau dan melihat dengan jelas, kejahatan apa saja yang bisa dilakukan oleh pria tua itu. Dan wanita ini, bahkan menuruni kekejaman ayahnya. “Hahaha ...” Elsa tertawa lepas. Membuat seorang pria ketakutan dan seperti kelinci seperti ini, tentu saja membuatnya senang. “Sekarang, kau harus menerima hukumanmu!” Brughh! Elsa mendorong pria itu hingga terjatuh. Setelahnya, dia mengambil cambuk yang biasa dipakainya untuk memberikan hukuman pada anak buahnya yang sudah tidak becus bekerja. Beginilah Hidup. Kau harus menjadi Predator agar kau tak dimangsa. *** Jangan lupa tap Love dan Follow akun Dreameku. Terima kasih banyak sudah membaca cerita ini. Cerita ini akan gratis sampai tamat nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD