Bab 11 - Dave Dan Jasmine

1512 Words
Drrrtttt! Drrrtttt! Queen meraba sisi ranjang tempat ponselnya bergetar dengan kuat. Entah siapa yang menghubunginya pagi-pagi begini. Yang jelas, dirinya masih mengantuk dan belum siap jika harus dikejutkan dengan sesuatu lagi. Kejutan hari kemarin, sudah lebih dari cukup membuatnya merasa begitu letih. Begitu ponselnya Queen temukan, Queen segera menggeser tombol hijau sehingga panggilan video call itu pun tersambung padanya. “Halo?” ucap Queen dengan suaranya yang serak dan pelan. “Bibi ...!” “Ya Tuhan, Dave!” Mendengar suara Davio yang nyaring, Queen lekas bangkit dan duduk bersila di atas ranjangnya yang empuk. Kantuknya tadi, mendadak lenyap seketika. Rupanya, keponakan kecilnya lah yang sudah mengganggu tidur nyenyaknya. “Ada apa jagoan? Kenapa menghubungi Bibi pagi-pagi begini. Hoaam ... Bibi masih mengantuk,” jawab Queen dengan wajah berbinar namun berpura-pura masih mengantuk. . Mendadak, dia sangat merindukan keponakan kecilnya yang suka usil itu meski selalu bertatap muka seperti ini dari jauh. “Aku merindukan Bibi. Apa Bibi tidak merindukanku?” suara Davio yang terdengar kesal dengan wajahnya yang cemberut, membuat Queen terbahak. “Kau sensitif sekali, Dave. Tentu saja, Bibi merindukanmu. Mmuch!” Queen memberikan kecupan singkat dilayar ponselnya dan melihat Dave memberikannya senyuman. “Bibi apa kabar?” Dave yang ternyata bergelung di dalam selimut, semakin terlihat menggemaskan. “Bibi baik, Dave. Bagaimana dengan kabarmu juga keluarga besar kita?” Davio, bocah pintar berusia hampir 8 tahun itu, tentu saja bisa di ajak untuk berbicara selayaknya orang dewasa karena Dave sudah mengerti apa yang orang dewasa tanyakan padanya. “Semuanya baik-baik saja, Bi. Hanya Mommy dan bibi Anna yang tidak baik.” “Ya Tuhan, mereka berdua kenapa?” Queen tiba-tiba khawatir. Dia tau, Jasmine sedang hamil tua dan akan segera melahirkan. Sedangkan Anna? Dia tentu saja mengkhawatirkan bagaimana rumah tangga Anna dan saudara kembarnya, Luxander yang pastinya tak akan harmonis seperti pasangan lainnya mengingat Luke menikahi Anna hanya berlandaskan dendam bukan cinta. Dia pun dan keluarganya yang lain tak bisa melakukan apa-apa. Perbuatan yang dilakukan Anna pada dirinya juga Jasmine di masa lalu, tentu saja membuat keluarga besarnya marah, terlebih Luxander yang sangat menyayanginya dirinya dan Jasmine. “Sebentar lagi, Mommy akan melahirkan. Kata pelayan, Mommy akan kesakitan. Dan bibi Anna ....” Queen melihat raut wajah Davio yang muram. Davio juga tak melanjutkan perkataannya. Sepertinya, Dave mengetahui sesuatu tentang kehidupan Anna sekarang. “Bibi Anna kenapa Dave?” tanya Queen penasaran. “Bibi Anna akan memiliki bayi juga, seperti Mommy, Bi.” Mendengar jawaban Dave, Queen tentu saja terkejut. Dia pun lantas berseru. “Ya Tuhan? Benarkah?” Dave mengangguk. “Tapi, kata bibi Anna, tidak ada yang boleh mengetahui jika Bibi Anna juga memiliki bayi dalam perutnya. Paman Luke juga tidak tau. Yang tau ada bayi di dalam perut bibi Anna, hanya aku saja, Bi.” Queen menutup mulutnya. Dia mengerti, bahkan sangat mengerti maksud dari perkataan Dave tadi. Semakin ke sini, dia semakin yakin. Jika rumah tangga Anna dan Luke tidak sehat. Bisa dibilang, Luke mungkin memperlakukan Anna tidak baik. Lain hari, dia akan menanyakan langsung sebagai saudara kandung Luke. Bukan berniat untuk menghakimi atau apa pun. Dia hanya tidak mau, Luke menyesal jika terjadi sesuatu pada Anna dikemudian hari akibat dari kesalahan yang Luke lakukan sendiri. Ya Tuhan, Queen bisa membayangkan posisi Anna saat ini. Anna pasti terluka dan sendiri. Bahkan, jika mengingat tabiat Luke yang keras dan tak peduli, semoga saja pikirannya salah karena menebak Luke akan membawa perempuan lain ke dalam rumah tangganya dan Anna. Tidak! Semoga saja tebakannya tidak benar. “Emm ... jangan khawatir, Dave. Semuanya akan baik-baik saja,” ucap Queen kemudian sambil tersenyum lebar. Bertanya kepada anak sekecil Dave, tentu saja harus pada porsinya. Dia tidak mungkin memberondong Dave dengan pertanyaan rumit lainnya meski sebenarnya dia penasaran. “Bibi kapan pulang?” pertanyaan Dave kali ini, membuat Queen menggigit bibir dalamnya pelan. Dia tidak punya jawaban untuk pertanyaan Dave tadi. Tapi, jika Dave tak dia berikan jawaban, Dave pasti akan terus bertanya dan bertanya sampai Dave mendapatkan jawaban yang Dave mau. “Dave mau Bibi pulang?” Queen balik bertanya untuk memancing reaksi Dave. Dave terlihat membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Kemudian, bocah itu pun duduk di atas ranjangnya sambil bersandar ke kepala ranjang. “Tentu saja aku mau Bibi pulang. Tapi, kata Mommy, Bibi sedang mengikuti lomba. Jadi, belum bisa pulang sekarang.” Queen tertawa pelan. Dave yang cerdas sekaligus menurut pada orang yang lebih dewasa dalam keluarganya, membuatnya semakin gemas pada keponakan satu-satunya yang dia miliki itu. Tentu saja, sebelum bayi Jasmine dan Anna lahir ke dunia dan melengkapi keluarga besarnya. “Setelah lomba ini selesai, Bibi pasti akan segera pulang,” ucap Queen meyakinkan bocah kecil itu. “Baiklah. Aku akan menunggu Bibi pulang,” jawab Dave kemudian. “Emm ... Bibi juga harus berjanji akan menang. Karena nanti, aku juga ingin memegang pialanya.” Lanjut Dave lagi membuat Queen terbahak. Dave selalu saja berhasil membuatnya tertawa. “Ya. Bibi berjanji akan berusaha untuk menjadi pemenang,” jawab Queen dengan yakin. “Dave, kau sudah bangun?” Suara Jasmine, yang terdengar di sana, membuat wajah Queen semakin berbinar. “Mommy, lihat. Aku sedang berbicara dengan bibi Queen,” ucap Davio kemudian memberikan ponsel itu pada Jasmine, sehingga terlihatlah wajah bahagia Jasmine di layar ponsel itu. “Queen?” seru Jasmine dengan mata berbinar. Berbinar namun ditutupi oleh kegelapan. Queen tersenyum, namun ada se tetes air mata yang jatuh di sudut matanya begitu dia melihat Jasmine yang tak lagi sempurna karena Jasmine sudah kehilangan penglihatannya. Anna. Anna adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas kebutaan yang Jasmine alami sampai sekarang. Dari dulu, Peter selalu memaksa Jasmine untuk mendapatkan penglihatannya kembali. Namun, Jasmine selalu menolak. Jasmine mengatakan, dengan kondisinya yang seperti itu, Peter akan selalu memprioritaskannya. “Please, jangan berekspresi seperti itu, seolah aku tak menghubungimu selama puluhan tahun, Jasmine,” seru Queen. “Kita hanya melewatkan momen ini, selama 3 hari.” Lanjutnya dan membuat Jasmine mencebikkan bibirnya kesal. “Berkomunikasi seperti ini tidak ada gunanya Queen. Apalagi aku yang tak bisa melihatmu. Kami tetap merindukanmu pulang. Kau sudah terlalu lama jauh dari kami karena mimpimu itu. Padahal, Peter bisa membuatmu menjadi model terkenal tanpa harus mengikuti kompetisi seperti itu.” Jasmine dengan wajahnya yang cantik, berbicara panjang lebar membuat Queen semakin merasa bahagia bercampur haru di hari se pagi ini. Jasmine adalah wanita terhebat yang dia temui. Lewat hubungan-hubungan rumit di masa lalu, siapa yang akan menyangka semuanya akan berakhir seperti sekarang? Jasmine, musuh terberatnya saat berada di universitas, malah menjadi adik iparnya sekarang. Dan Peter, pria yang membuatnya tergila-gila di masa itu justru adalah anak dari bibinya—tepatnya berstatus sebagai sepupunya, sekaligus menjadi saudaranya karena Peter ternyata adalah anak kandung dari pria yang sudah membesarkannya layaknya anak kandung. Rumit. Ya, kisah ini begitu rumit. Seseorang tidak akan mengerti bagaimana pahit manis kisah ini tercipta tanpa memulai semuanya dari awal. Saat di mana seorang wanita p*****r yang membuat seorang penguasa bernama Alexander tergila-gila sampai menghalalkan segala cara. Tak sampai di situ, Alex yang selalu dibutakan oleh amarah, nekat membiarkan p*****r yang dicintainya pergi dengan membawa sebagian dari dirinya. Nah, dari sanalah cerita ini dimulai. Pembalasan seorang putra kepada ayah yang sudah membuangnya, membuka semua rahasia masa lalu yang kelam dan sudah tertimbun oleh berjuta keping kegelapan dan kecewa. Di masa itu, semuanya terbongkar. Peter membawa perubahan besar dalam keluarga D’orion yang sudah hancur belasan tahun silam karena sebuah tragedi yang terjadi karena kesalah pahaman. Rahasia jika Ayah Jasmine dan ayah Peter adalah saudara kandung juga terbongkar sehingga hubungan mereka pun pernah di tentang. Namun, takdir tidak akan pernah mengkhianati seseorang. Apa yang sudah takdir gariskan, pasti akan orang itu lalui bagaimana pun caranya. Sekali lagi, Queen tersenyum lebar. Kini, keluarganya sudah bahagia. Tidak ada rahasia atau pun masa lalu kelam yang akan menghancurkan keluarganya lagi. Namun, yang membuatnya tetap terluka adalah, kondisi kebutaan yang Jasmine alami sampai sekarang. Bagaimana Luke tak murka pada Anna, atas perbuatan Anna yang memang benar-benar tak bisa di ampuni dengan mudah? Jika dipikir-pikir, Anna memang pantas mendapatkan balasan yang setimpal dengan kehidupan rumah tangannya dan Luke yang mungkin saja Luke buat seperti neraka. “Kau tau sendiri, Jasmine jika aku ingin mewujudkan mimpiku itu dengan kerja kerasku sendiri tanpa ada campur tangan Peter. Adanya Peter, pasti akan membuat semua rencanaku menjadi hancur.” Desah Queen lemah. Peter dengan segala kekuasaannya, akan mendapatkan apa pun yang Peter inginkan semudah membalikkan telapak tangan. Jasmine mengangguk pelan. “Jika kau tetap pada keputusanmu, aku hanya bisa mendukungmu dari sini, Queen. Tapi, jangan lupa. Kau harus tetap pulang saat aku sudah melahirkan,” ucap Jasmine dan tentu saja Queen mengangguk dengan cepat. “Aku pasti akan pulang, dan bertemu dengan Angelina cantikku,” jawab Queen membuat senyuman Jasmine mengembang. “Semoga keinginanmu untuk bertemu Angelina benar-benar terkabul.” Riuh tawa kembali terdengar di sana. Queen masih punya beberapa menit untuk berbincang dengan Jasmine juga Dave, sebelum berangkat ke restoran untuk memulai aktivitasnya sebagai pelayan. Beginilah kehidupan keluarga mereka. Saling terhubung dan berkaitan satu sama lain. Penuh cobaan, perjuangan, sakitnya cinta, dan pahitnya perpisahan. Hanya saja, tetap akan ada bahagia setelah derita menerpa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD