Bab 5

1717 Words
"Dayon-ah hati hati dijalan ya!" "Oppa salam dengan oppa STIGMA ya. Terutama Baekhyeon oppa!" "Hyung, hati hati ya. Chan-ah beri salam pada appamu!" Guk! "Sejin-ssi, kami titip Dayon padamu. Tolong rawat dia." "Tentu saja nyonya. Baiklah kami akan pergi. Selamat tinggal!" Sejin membungkukkan badannya 90° kepada Appa dan Omma Dayon yang juga dibalas oleh keluarga itu. Setelahnya Sejin segera masuk ke dalam mobil. Dayon memeluk keluarganya satu persatu. Melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam mobil. Mobil pun mulai berjalan. "Dayon-ah kau sudah mengecek kembali barangmu kan." "Ya hyung. Aku sudah menaruhnya kedalam bagasi. Dan menutupnya." "Baguslah. Setelah ini istirahatlah bersama member lain. Jadwal kalian akan sangat padat nantinya. Mengerti." "Aye sir!" *** "Dayon-ah, kita sudah sampai. Bangunlah." "Nggh? Oh sudah sampai." Sejin keluar terlebih dulu menuju bagasi mobil. Akan mengambil barang barang milik Dayon. "Dayon-ah, kau sudah pulang." "Oh Baekhyeon hyung. Kau merindukanku?" "Ya, aku menginginkan oleh-olehku." "Apa! Aish keterlaluan." Dayon mendecak sebal mendengarnya. Meskipun ia tahu itu hanya bercanda. "Dayon-ah!" Yonghwa berlari menerjang Dayon dan melompat ke arahnya seperti koala. "Aigoo Yonghwa-ssi!" "Ya berhentilah. Dia hanya pulang sehari dan kalian bertingkah seolah dia pergi setahun." Juna dan Dongmin berjalan mendekat. Lalu diikuti Jung Wook dan Ye Jun. "Sejin hyung, bagaimana observasi kemarin." Dongmin memeluk akrab Sejin. "Lancar. Pengerjaannya hampir selesai. Kalian tinggal rehersal besok setibanya di sana." "Hyung, mana oleh-olehku." "Kau bisa mengambilnya di bagasi Jun-ah." Ye Jun, Yonghwa dan Baekhyeon segera menuju bagasi diikuti Sejin yang membantu membukanya. KLIK! OMO ! HYUNG ! *** Beberapa waktu sebelumnya, Splashh ! Hahh. Pagi ini diawali Risa dengan mencuci mukanya memakai air yang mengucur dari kran wastafel dekat taman. Segar sekali. Gadis itu juga meminum air dari situ untuk menghilangkan dahaganya juga rasa laparnya. "Hemhh aku lapar sekali." Mulai terlihat orang yang berlalu lalang disekitarnya. Padahal semalam begitu sepi. Kalau dilihat-lihat memang suasana drakor dan aslinya sungguh berbeda. Risa kembali akan mencuci mukanya ketika ia menyadari gadis itu sudah tidak sendiri lagi. Didepannya ada seorang pria dengan wajah sangarnya. Sial! Dia ditemukan! Risa segera berlari namun sayangnya pria itu berhasil mencekal tangannya. Risa meronta sekuat tenaga sambil meminta pertolongan pada orang disekitarnya. Dan reaksi mereka hanya diam melihatnya. Sial! Ini bukan drama Korea! Kenapa mereka cuma melihat saja! Untuk kesekian kalinya Risa mengumpat. Sepertinya memang tidak ada yang bisa menolongnya. Entah itu karena mereka memang tidak bisa, atau mereka hanya mengira ini syuting, Risa tidak bisa mngharapkan pertolongan mereka. "Ahkk! LEPAS!" Risa melihat teman-teman pria itu mulai berlari mendekat. Membuatnya semakin panik. Ia tidak mau kembali ke mansion itu lagi. TIDAK ! Tidak ada cara lain. Risa menendang junior pria itu dengan sekuat tenaga. Membuat pria itu merunduk sedalam-dalamnya. Membuatnya terlepas dari cengkraman itu. Kesempatan itu tidak disia-siakan Risa. "Maafkan aku !" Gadis itu berlari secepatnya sebelum yang lain menangkapnya kembali. Terjadi aksi kejar-kejaran lagi. Dengan keadaan tubuh yang semakin lama semakin lemas tanpa diisi sedikitpun. Risa mati-matian menjaga pandangannya untuk tetap fokus. Sampai di belokan Risa melihat sebuah mobil yang menyala di depan rumah. Samar-samar ia mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat di belakangnya. Taruhan. Risa mempertaruhkan semuanya untuk berlari mendekati mobil itu. Gadis itu pasrah. Berharap pintunya bisa terbuka. Dan . . Cklek! Ternyata bisa! Beberapa barang tertata rapi di dalamnya namun masih cukup untuk menyimpan tubuh kecilnya. Drap drap! Langkah kaki itu semakin mendekat. Tanpa buang waktu lagi Risa masuk ke dalamnya tanpa menutup pintunya rapat. Dilihatnya dari celah pintu beberapa orang terlihat bingung bahkan ada yang mengumpat karena tidak menemukan keberadaannya. Padahal sebenarnya jarak diantara mereka sangat dekat. Hanya sekitar 5 meter. Salah satunya tiba-tiba menatap kearah mobil yang menyala, mobil yang ditumpangi Risa. Jantung Risa berdetak sangat kencang. Tuhan, tolonglah. Pria itu mulai mendekati mobil itu. Matanya tak lepas memandang mobil itu terlihat penasaran. Kini jaraknya mencapai 2 meter. Tangannya bersiap siap terulur ke depan. "Dayon-ah. Hati-hati di jalan." Langkah pria itu seketika terhenti karena kemunculan beberapa orang yang keluar dari rumah di depannya. Ia buru-buru pergi mengabaikan rasa penasarannya dengan bagasi mobil yang belum tertutup sepenuhnya. Risa lega. Badannya langsung lemas mengetahui ia baru saja melewati bahaya yang mengintainya. "Aku pergi." Suara itu terdengar makin mendekat. Dan klap. Pintu bagasi tertutup sempurna. Risa dilanda panik kembali. Sepertinya mobil ini mulai bergerak. Bagaimana ini. Kemana perginya mobil ini membawa Risa nantinya. Krucukkk !! Ah Risa benar-benar butuh makanan sekarang. Rasanya kepalanya memanas, telinganya berdenging dan lalu pandangannya buram dan Risa tidak sadarkan diri. *** DORM STIGMA. Apartemen yang terbilang cukup luas untuk ditempati ketujuh namja ini terdengar sunyi. Tidak seperti biasanya. Sesekali hanya terdengar dentingan sendok di meja makan. Member STIGMA ditambah Sejin, manager STIGMA. Semuanya berkumpul menjadi satu di meja makan. Pandangan mereka tertuju pada seorang gadis yang sibuk makan dengan lahap di hadapan mereka. Ting Glup Glup "Fuahh Alhamdulillahh." Gadis itu menyelesaikan makannya setelah menghabiskan segelas air yang di sediakan Yonghwa. Tersisa dua mangkok kosong ramyeon dan semangkuk jajangmyon yang sudah habis dilahapnya. Dan senyuman merekah diwajahnya. "Kau makan dengan baik." Ujar Dongmin memakai bahasa Koreanya sembari membersihkan sudut bibir Risa yang sedikit belepotan kuah jajangmyeon. Matanya lekat menatap Risa dengan dihiasi dimple andalannya. Seketika Risa jadi malu dibuatnya namun berusaha ia tutupi meskipun tidak mengerti apa yang dikatakan pria itu. Memang seperti yang Bora katakan. Dimple Dongmin tidak terkalahkan. "Khamsamnida." Sungguh. Risa mengucapkannya dengan tulus untuk perlakuan manis Dongmin yang membersihkan sudut bibirnya. "Kau siapa? Kenapa bisa berada di bagasi?" selidik Dayon. Terjadi jeda diantara mereka. Risa tidak mengerti arah pembicaraan Dayon sama sekali. Dia butuh penerjemah seperti paman Andrew yang sudah membawanya ke Korea ini. "Kenapa? Kenapa tidak menjawab? Apa kau sasaeng?" Kedelapan pria itu semakin lekat memperhatikannya. Membuat Risa gugup dan bingung untuk menjelaskannya. "Anu, eng I cant speak korea." Kini mereka mulai mengerti. "Where do you come from?" Dongmin mewakili yang lainnya bertanya. Karena memang member STIGMA yang lain tidak begitu fasih berbicara english. Namun sedikit banyak mereka tau maksudnya. "Aku dari Indonesia, oppa. Aku . ." Terjadi jeda lagi Risa bingung harus menceritakannya dari mana. Karena sejujurnya Risa juga tidak begitu fasih berbahasa inggris. "Aku sedang lari dari seseorang. Dan barangku hilang." "Kau tidak apa-apa? Apa perlu kita menelpon polisi? " Baekhyeon terlihat khawatir. "Aku baik-baik saja. Setidaknya aku sudah jauh dari mereka. Aku hanya ingin pulang." "Kapan?" Sejin mulai memahami situasinya. "Itu . ." Pertanyaan yang sulit. Risa lupa tidak ada yang bisa dipakainya untuk membeli tiket pulang. Bahkan passport dan bajunya tidak ada. Tidak mungkin dia datang mengambilnya ke mension itu. Bisa mati dirinya nanti. "Hyung, bagaimana kalau berangkat bersama kita. Kita bisa berpisah di bandara nanti." "Kau benar Jun-ah. Sejin hyung bisakah kau mengurusnya ?" Dongmin menyetujuinya. Sekarang pilihan berada ditangan Sejin. Nampak Sejin berpikir bagaimana bagusnya. Masalah uang itu sudah bukan sesuatu yang memberatkan. Namun ia juga harus memikirkan posisi karir STIGMA. Beberapa detik ia bergelut dalam pikirannya akhirnya ia berhasil memutuskan. "Baiklah." Terdengar sorakan kegembiraan disana. "Dengan satu syarat." Suasana seketika sunyi kembali. "Selama menunggu, Kau akan tinggal di kantor. Aku tidak mau muncul rumor yang bisa merusak karir mereka." "Baik!" Risa menganggukkan kepala dengan semangat. Ternyata tuhan masih mencintainya. Betapa beruntungnya dia bisa bertemu sedekat ini dengan idolanya. Mereka begitu baik hingga rela membantunya. Yang bahkan tidak pernah kenal dengannya. Menjadi seorang Bora memang pilihan yang tepat. Mereka sibuk berbincang bincang satu sama lain. Member STIGMA terlihat begitu semangat ketika mengetahui bahwa Risa ternyata juga seorang Bora. *** Klik! Lampu telah dinyalakan. Memperlihatkan sebuah kamar kecil yang sederhana. Terisi kasur lemari, juga meja rias. Lebih mirip kamar kos kosan. "Nah Ini kamarmu Risa-ssi. Kalau perlu bantuan kamu bisa memanggilku." ujar stylist noona STIGMA. "Terima kasih onnie." "Kalau begitu aku tinggal dulu. Aku harus mengatur jadwalku kembali untuk tour STIGMA besok." "Onnie. Eng itu kapan jadwal keberangkatan mereka." "Itu dua hari lagi. Kau memang akan berangkat bersama mereka. Tapi aku akan mengantarmu ke bandara dulu. kita akan berpisah nanti. Aku harus memperketat penjagaan mereka. Karena akhir-akhir ini tersebar rumor seseorang akan menyerang mereka di bandara." "Benarkah! Onnie aku tidak apa-apa sendiri. Lebih baik kau fokus untuk keselamatan mereka ya." Stylist onnie tersenyum padaku. Kami memang baru sebentar bertemu tapi rasanya kami bisa menjadi akrab layaknya saudara. Staff BM Entertainment terlihat sangat baik. Dengan mudahnya mereka menerimaku. "Tidak apa-apa. Kami akan melakukan yang terbaik untuk artis kami." Stylist onnie tersenyum begitu manis. Ya, staff BM Ent. memang banyak yang bisa diandalkan seperti stylist onnie. STIGMA benar-benar beruntung mempunyai mereka. "Onnie, terima kasih banyak." Mungkin seperti ini rasanya punya kakak yang bisa diandalkan seperti stylist onnie. Risa mendadak merindukan Reno. Apa kabarnya ya. Saat ini pasti Reno sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. "Risa-ya, beristirahatlah. Kau pasti lelah. Jangan lupa bersihkan tubuhmu. Kau sangat bau." "Apa! Tidak mungkin. Apa aku sungguh bau onnie? sangat bau? Ahh pasti STIGMA oppa juga mencium bauku. Bagaimana ini." "Hahaha mangkannya. Mandilah sekarang. Bersihkan tubuhmu. Biar besok kamu bisa menunjukkan penampilan terbaikmu di depan mereka." Stylist onnie mengedipkan matanya padaku. Dia memang tau bahwa aku seorang Bora. Bora yang sangat beruntung. Risa tersenyum dibuatnya. "Ne, aku mengerti." Setelah itu, stylist onnie meninggalkannya sendiri. Risa tidak bisa berhenti memikirkan kepulangannya yang pasti akan disambut Ratna dirumah bibi. Senyumnya mengembang. Pelariannya selama ini membuahkan hasil. Bisa bertemu member STIGMA, makan, bisa pulang gratis juga. Setelah itu Risa akan memikirkan caranya bagaimana bisa mendapat uang dengan jumlah banyak itu agar mereka bisa berhenti mengejarnya. Tunggu. Mengejarku? Lalu bagaimana jika mereka tidak berhasil mendapatkanku? Apa mereka akan kembali ke Indonesia dan menemui ibuku lagi? Batin Risa bergejolak. Senyumnya kembali memudar. Semua pertanyaan itu berkelebat dikepala Risa. *** 2 hari kemudian Bandara Incheon, Hari ini hari keberangkatan STIGMA untuk tour mereka di luar negeri. Risa sudah standby di dalam menunggu keberangkatannya.  Risa memakai baju tanktop yang dipadu padankan dengan kemeja kotak kotak tanpa mengancingkannya. Beserta celana jeans pemberian dari stylis onnie. Rambutnya yang cukup panjang dibiarkan tergerai. Dan tidak lupa sepatu converse corak merah melekat di kakinya. Simple dan nyaman. Ini masih satu jam lebih awal dari keberangkatan mereka dan Risa tidak menyangka bandaranya akan sepadat ini. Terlihat begitu banyak Bora yang antusias menunggu idolanya. Pantas saja BM Ent. harus benar benar melakukan penjagaan extra untuk STIGMA. Sambil membunuh waktu, akhirnya Risa memutuskan untuk pergi jalan jalan mengelilingi bandara. Matanya terlihat berbinar kagum dan antusias melihat deretan huruf huruf hangul yang tertulis disana. Dari lantai satu, lantai dua kembali lagi lantai satu. Risa merasa cukup melihat lihatnya. Karena sebentar lagi jadwal keberangkatannya. Ia segera mengecek passport barunya dan barang barangnya yang lain. Takut kalau-kalau ada yang hilang seperti passportnya Dongmin oppa dulu di acara BW season 1. Aman. Baru saja Risa menutup tas ransel yang dibawanya, tiba-tiba kerumunan penggemar berlari menuju kearahnya berdiri. Sepertinya member STIGMA sudah datang. Terlihat penjagaan yang diperketat di sekitar mereka. Masing-masing bodyguard berada di sisi tiap member sambil membuat barrier agar member aman dan bisa melangkah maju. Dari posisinya berdiri Risa masih bisa melihat ketujuh member itu yang kadang terlihat sibuk melambaikan tangan untuk penggemarnya. Risa tersenyum kecil. Sepertinya ini memang waktunya mereka berpisah. Gadis itu tidak akan melupakan kebaikan mereka semua yang sudah membantunya selama ini. Tanpa sengaja mata Risa menangkap pergerakan salah satu dari penggemar yang bersikap aneh. Dia memakai baju serba hitam beserta topi dan maskernya. Sepertinya dia cowok. Yang paling penting, penggemar itu membawa sebuah pistol yang mulai diarahkannya kepada YONGHWA! DORR!! KYAAAA!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD