Setelah Revan pergi.
Anna langsung menutup pintu rumahnya, dia berjalan dan dia pun langsung duduk di sofa lalu menyandarkan tubuhnya mengangkat kepalanya sambil menatap langit-langit sambil menutup matanya.
Kejadian hari ini, sangatlah berat untuknya. Dia melihat Reza bersama dengan Rayya dan kedatangan Revan yang secara tiba-tiba membuatnya merasa semakin tertekan.
"Kenapa ... Kenapa kamu datang kembali Van! Aku sangat membenci kamu, aku muak melihat wajah kamu, tapi kamu benar-benar tidak memiliki rasa malu sama sekali. Kamu pria paling jahat didunia ini Van!" Teriak Anna, suaranya bergema didalam ruangan itu yang sepi dan hanya ada dirinya sendiri disana.
Anna melihat ponselnya yang berbunyi dan melihat jika Reza mengirimkan sebuah pesan untuknya.
Anna langsung membuka matanya dan segera mengambilnya.
Anna sangat penasaran dengan pesan itu dan Anna pun langsung membukanya.
Saat dia melihat pesan itu, Anna hanya bisa tertawa sambil menitikkan air matanya.
Dia merasa seperti wanita paling bodoh di dunia ini.
Reza mengucapkan kata cinta dan sayang untuknya padahal Anna tahu jika saat ini dia sedang bersama Rayya berkeliling dipusat kota ini.
"Hahahha … sayang? Cinta? Kamu sedang bersama Rayya dan kamu masih sempat-sempatnya mengatakan ini semua," ucap Anna, air mata pun mengalir dari sudut matanya. Entah harus merasa senang atau sedih, Anna tidak tahu harus bersikap apa saat ini.
"Hiks … hiks … hiks, cinta? Kamu bersamanya saat ini apakah kamu masih mengingat aku Za? Kamu terus membohongi aku tapi kamu bersikap seperti pria yang jujur," ucap Anna. Dia terus menangis tiada henti.
Hatinya sakit, tinggal beberapa hari lagi upacara pernikahannya akan segera tiba, tapi Anna menerima kenyataan pahit yang benar-benar menusuk hatinya. Dia ditinggalkan sendirian dan Reza malah bersenang-senang dengan wanita lain.
Anna tidak membalas pesan itu, dia hanya bisa menangis, meratapi nasibnya yang selalu dipermainkan oleh seorang pria.
"Kenapa semua pria seperti ini, kenapa? Dahulu Revan yang meninggalkan aku bersama Renata. Lalu sekarang kamu Za! Hiks … hiks, kenapa selalu ada orang ketiga dalam hubunganku ini. Kenapa ini terjadi padaku!" Ucap Anna,air matanya pun terus mengalir tiada henti. Hatinya sakit sangat sakit sekali.
Dia ingin mundur dari pernikahan ini, tapi dia tidak mungkin melakukannya.
"Kalau bukan karena hutang Budi, mungkin aku akan mundur dari pernikahan ini," ucap Anna. Dia susah tidak merasa semangat lagi untuk melanjutkan pernikahannya karena dia sudah sangat kecewa dengan Reza yang ternyata sudah membohonginya lagi dan parahnya dia sudah menjalin hubungan dengan Rayya yang dia ketahui jika Reza sangat membencinya tapi ternyata mereka terlihat sangat mesra.
"Aku harus bagaimana ini ya Tuhan? Aku tidak sanggup jika harus menikah dengan pria yang tidak bisa menjaga hatinya untukku. Apalagi aku hanya wanita miskin yang bisa kapan pun dia buang, aku tidak bisa ya Tuhan," ucap Anna, dia terus menangis didalam kesepiannya saat ini.
Dia memiliki hutang Budi karena Reza pernah menolongnya saat dia baru saja masuk ke perusahaannya dan saat itu dia hanya lulusan SMU, namun Reza telah membantunya dengan uang, Reza membantunya membiayai biaya pendidikannya hingga selesai dan sekarang dia bekerja di perusahaan Reza sebagai manager bagian pemasaran. Karena kebaikannya. Anna akhirnya mau menerima lamaran Reza dan memutuskan untuk menikah dengannya. Namun kedua orang tuanya sempat menentangnya. Dengan banyak usaha dan perjuangannya dengan Reza. Akhirnya Anna diterima untuk menjadi calon menantunya.
Tapi, setelah melewati banyak rintangan dan pasang surut dalam hubungannya. Reza malah bersama Rayya dan dilihat dari semuanya, Anna sudah sangat yakin jika Reza memang benar-benar memiliki hubungan dengan Rayya.
Anna merasa bingung saat ini. Dia ingin membatalkan pernikahannya karena kepercayaannya kepada Reza sudah menghilang dan Anna merasa jijik dengannya.
"Aku … aku harus bagaimana ini? Aku benar-bwnar tidak ingin menikah dengannya. Tapi aku harus membayar hutang Budi ini, tapi dengan apa?" Ucap Anna. Dia merasa bingung sendiri.
Anna yang sibuk dengan pikirannya dan tenggelam dengan perasaannya bersama dengan kesepian yang menemaninya saat ini.
Di depan pintu luar.
Revan berteriak marah dan melepaskan diri dari cengkraman dari kedua petugas keamanan itu.
Revan menatap kearah jendela tempat tinggal Anna.
"Tunggu saja! Aku tidak akan membiarkan kamu menikah dengannya. Karena kamu hanya akan menikah denganku Anna!" Umpat Revan, dia berjalan meninggalkan tempat itu dan dia meraih ponselnya.
Revan menelepon seseorang dan mengajaknya untuk bertemu.
Setelah selesai dengan panggilan teleponnya. Ada panggilan lainnya. Siapa lagi kalau bukan dari kediaman orang tua nya.
Menekan tombol 'ok' Revan langsung menjawabnya.
"Halo!" Jawab Revan dengan nada malas.
"Van, kamu ada dimana? Kami sudah menunggu kamu, disini ada Rena dan juga kedua orang tuanya. Mereka sudah repot-repot menyiapkan pesta penyambutan untuk kamu, tapi kamu malah pergi menghilang tadi. Lalu sekarang kamu ada dimana Van? Cepatlah pulang, kami akan menunggu kamu disini," ucap Bertha, dia mencemaskan keadaan putranya. Biar bagaimana pun dia sangat menyayangi Revan karena Revan adalah putra satu-satunya yang dia miliki, jadi kebahagiaan Revan adalah kebahagiaannya juga.
"Suruh mereka pergi, malam ini aku tidak bisa kembali. Ada urusan yang harus aku lakukan," ucap Revan dan dia langsung menutup panggilannya.
Tut … Tut ... Tut.
Bertha merasa terkejut karena sifat putranya masih saja tidak berubah. Padahal ini sudah tujuh tahun.
"Revan! Halo, kenapa kamu ...."
Panggilan pun terputus dan Bertha pun merasa sangat kesal dengan tingkah Revan.
"Sial! Kenapa dia masih saja suka membangkang seperti ini!" Teriak Bertha, dia merasa sangat kesal karena Revan tidak menghormatinya sama sekali.
****
Setelah mengakhiri panggilan itu, Revan menyalakan mesin mobilnya karena dia diam-diam mengambilnya yang dia titipkan di rumah Doni, sahabatnya yang kebetulan dia berada di Bogor juga.
Saat ini, Revan hendak kembali ke rumah Doni dan tanpa sengaja dia melihat pria yang tidak asing untuknya. Mobil Revan sedang berhenti di lampu merah dan kebetulan mobil pria itu berhenti tepat disebelah mobilnya.
Revan menatapnya dengan jelas dan dia melihat jika pria itu memang benar-benar pria yang pernah dia lihat.
Pria yang dia lihat didalam foto bersama dengan Anna. Pria yang akan merebut Anna dari tangannya.
Revan mengepalkan tangannya saat melihat Reza yang berada didalam mobil sedang duduk dikursi belakang dan disebelahnya ada wanita yang terlihat memakai riasan sangat tebal. Dia memakai pakaian super seksi dan terus menempel ditubuh Reza serta bergelayut mesra.
Revan mengepalkan tangannya. Dia ingin membunuh pria sampah semacam Reza.