Angin yang cukup kencang dengan udara dingin yang menusuk tubuh, berhembus dan menerpa wajah seorang gadis bertubuh kecil, yang kini sedang berdiri di tepi rooftop gedung panti jompo, dengan kepala menengadah ke atas, berusaha menahan air matanya yang terus menetes tanpa henti membasahi wajah. "Bu ... apa yang harus Dyra lakukan sekarang? Hari-hari yang akan Dyra jalani gak akan seindah dulu. Orang yang selalu jadi penyemangat Dyra, udah gak ada lagi. Orang yang akan mendengarkan segala keluh kesah Dyra tanpa menyela, udah gak bisa Dyra temuin. Sekarang Dyra udah gak bisa peluk tubuh ibu lagi. Dyra udah gak ada alasan lain buat tetap hidup dan tinggal di dunia ini, karena alasan Dyra tetap bertahan selama ini … cuma ibu." Gadis itu kini menundukkan kepalanya, menatap pada aspal pelataran