Chapter 16

1360 Words
Mereka kini sampai di sebuah rumah yang masih dikelilingi tali kekuningan khas kepolisian yang sudah usang. Mengingat keluarga ini adalah korban pertama, dimana kejadian tersebut terjadi dua tahun yang lalu. Rumah yang menjadi tempat kejadian perkara pertama. Tempat kejadian perkara sendiri adalah tempat kesatuan fisik, di mana bukti nyata dan potensial yang berhubungan dengan kejahatan ditemukan. Maka dari itu, sebelum masuk ke halaman yang bersangkutan, Eros sudah mewanti wanti rekannya untuk mengenakan pelindung sesuai prosedur, dan tidak melakukan apa yang tidak ia suruh. Menjadi satu satunya staff penyidik forensik disana, dan memiliki kuasa khusus yang diberikan oleh kepolisian mengenai rekannya yang lain akan patuh dibawahnya jika sudah ada di dalam TKP, sejujurnya tak terlalu membuatnya senang. Rasa khawatir justru muncul lebih besar akan momok jika rekan barunya itu menghancurkan bukti penting secara tak sengaja akibat ketidak ketahuan. Fungsi dari ahli forensik di TKP sendiri sebenarnya cukup banyak, dan tentu saja memerlukan orang yang benar benar ahli di bidang ini. Seperti corpus delicti atau yang berartikan segala kesalahan harus dibuktikan sebelum terdakwa dibawa ke pengadilan atau ketika terdakwa dibawa ke pengadilan, harus memiliki bukti yang cukup bahwa terdakwa memang bersalah. Pun harus mengidentifikasi laten –petunjuk yang tersembunyi-, belum lagi ikut memberikan arahan yang memungkinkan untuk menemukan unsur pidana, memberikan urutan modus operandi, juga link atau de-link kejahatan dengan yang lain, hingga- “alam nyata atau palsu kejahatan?” mengetahui alam nyata atau palsu kejahatan. Kael yang entah kenapa –mungkin kebiasaannya- selalu mencatat sesuatu, menelengkan kepala ketika mendengar penjelasa singkat tadi dari mulut Eros. “ya, seperti apakah tempat kejadian perkara ini dipalsukan atau tidak. Biasanya untuk menyembunyikan bukti atau memang membingungkan penyidik” ujarnya lagi. Mereka semua kini sedang berada di halaman depan rumah yang bersangkutan. Belum juga masuk karena harus mendengarkan arahan Eros dan memakai perlengkapan sesuai prosedur. “Ada beberapa kasus yang kejahatannya adalah palsu atau dibuat buat. Misalnya kasus pembunuhan berantai sekitar dua puluh tahun yang lalu. Ternyata, korban yang terbunuh hanyalah satu orang, yaitu korban awal. Sisanya adalah orang lain membawa jasad jane atau john –sebutan untuk jasad yang tidak dikenali identitasnya- lalu membuat mereka tewas dengan cara yang sama atau memiliki ciri khusus khas dari pembunuhan berantai. Alam palsu itu dibuat untuk menutupi pelaku sebenarnya, salah sau pengusaha top pada masanya. Jadi seakan akan korban yang ia bunuh adalah korban dari pembunuhan berantai orang lain” “Ah.. berarti kasus mengenai orang yang memalsukan kejahatannya dengan ciri khas pembunuhan berantai pun merupakan alam palsu, kan? Intinya, baik itu alam yang baru dibuat, atau mengikuti alam nyata yang sudah lama ada, jika tidak berkaitan, maka itu termasuk alam palsu?” tanya Zale yang sudah siap dengan sarung di kedua tangannya. “ya” ujar Eros yang lagi dan lagi terkesima dengan kepintaran rekan barunya itu. Biasanya, para petugas kepolisian atau detective yang bertanya banyak hal ke mereka –para ahli forensik- susah mengerti apa yang mereka jelaskan. Membuat mereka harus berkali kali menjelaskan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh orang awam. Omong omong tugas ahli forensik, sepertinya list diatas akan sulit dilakukan. Corpus delicti, link dan de-link, unsur pidana, modus operandi hingga laten akan sulit dilakukan karena TKP ini sudah ‘membusuk’ selama dua tahun. Semua laten atau petunjuk tersembunyi mungkin akan hilang semakin disembunyikan oleh debu. Pun mengenai terdakwa akan susah karena mereka tak memiliki tersangka yang terhubung sekecil apapun dengan keempat belas orang yang menghilang ini. Dari laporan yang diberikan petugas polisi tahun lalu, sudah dicari tahu mengenai kemungkinan adanya dendam. Namun, keempat belas keluarga ini tidak memiliki link atau hubungan yang cocok satu sama lain untuk menjadikan mereka korban dari sosok yang tidak terlihat ini. Kini kedelapaan cucu adam itu mulai memasuki tempat kejadian nomer satu itu dengan perlahan lahan. Eros mulai memberikan titah kepada setiap rekannya untuk melakukan hal yang sesuai dengan prosedur, untuk mencari berbagai macam hidden gem yang mungkin saja masih bersisa disana. Eros memperhatikan denah dari ruangan ini. Dengan terbiasa, ia menggambar denah sketsa dari bangunan. Sketsa sesuai dengan yang biasanya, menggabungkan fitur dari catatan dan gambar. Terletak antara deskripsi dan foto yang barusan diambil oleh Dylan. Biasanya, jika ada mayat, maka mayat tersebut akan digambarkan secara simbolis saja di sketsa ruangan tersebut. Catatan maupun sketsa ini harus dibuat saat masuk ke TKP atau sedang berada di TKP, karena catatan yang dibuat ditempat akan selalu bagus dan lebih akurat dibandingkan membuatnya beberapa hari kemudian. Pun ini untuk pembanding karena mungkin saja sketsa yang dibuat penyidik yang dahulu akan memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Waktu, tanggal pun harus selalu ditulis. Biasanya, ini akan menjadi penyegar atau pengingat penyidik sebelum muncul di pengadilan. Dari sketsa ini, Eros bisa menjawab atau mengetahui beberapa hal dari pertanyaan mendasar. Seperti tempat masuk dan keluar di tempat kejadian perkara tersebut. Syden tadi berkata bahwa jalan yang menjadi medium hanyalah pintu depan, pintu belakang dan dua tiga jendela yang ada di ruang tamu, dan masing masing kamar. Pun itulah yang menjadi link mengenai dengan cara apa pelaku atau korban bisa sampai di tempat kejadian perkara. “Eric, bisa aku minta tolong?” Eros yang kini masih sibuk menilik sketsa sembari menjawab mental notenya memanggil pria yang lebih tua satu tahun darinya itu untuk beberapa hal. “bisa kau pergi ke halaman belakang dan depan? Kali saja ada tanda tanda penggunaan kendaraan. Tapi tetap berhati hati ya” titahnya yang langsung dilakukan oleh pemuda dihadapannya. Jika menilik dari laporan sebelumnya, maka tempat kejadian perkara ini merupakan alam yang nyata. Pun mengenai kapan kejadian tersebut terjadi bisa dilihat dari laporan yang sebelumnya, namun bagaimana kejahatan penculikan ini bisa terjadi, belum ada yang bisa memecahkannya. Siapa yang menjadi penyebab dan siapa saja yang terlibat dalam kasus tindak pidana ini, sampai saat ini belum bisa ditemukan. Dulu, warga sekitar yang berkali kali melewati introgasi pun dibebaskan karena tidak ada bukti yang memberatkan, ditambah alibi mereka sangat kuat. Sejauh ini, menurut laporan yang lama, dan setelah mereka menghabiskan waktu dirumah kosong ini, tidak ada bukti fisik yang ditemukan di TKP dan tanda perlawanan. Menurut laporan lama pun, jika dilihat dari sketsa lama, foto, dan deskripsinya, tak ada setitikpun benda yang bisa dijadikan barang bukti atau tanda tanda perlawanan. Beberapa rambut, kuku dan sebagainya, yang sudah dibawa ke badan nasional forensik untuk diperiksa pun, hanya menunjukan tanda tanda kehidupan para penghuni rumah saja. Tak ada tanda tanda orang asing disana. Senjata pun tidak ditemukan di tempat kejadian perkara, dan karena tak ada sosok mayat, maka mereka tak bisa menentukan ‘mayat’ dibunuh di tempat atau diangkut dari tempat lain. Dalam kasus ini, mereka tak akan mengetahui keempat belas keluarga ini menghilang di rumah ini atau mereka memang menghilang ketika sedang ada di area luar rumah. Namun menurut para tetangga, mereka terakhir melihat korban ya saat mereka ada dirumah untuk menyambut malam.             Metode pencarian barang bukti yang sedari tadi digunakan dan dititahkan oleh Eros kepada rekannya yang lain adalah metode Grid and Crossbatch. Pada dasarnya, ini merupakan modifikasi dan lebih bayak improvisasi dari versi metode strip. Pertama tama, semua tindak kejahatan ditandai dnegan persegi panjang, kemudian masukkan persegi panjang yang dibagi secara horizontal dan vertikal ke dalam barisan. Setiap kotak diperiksa dua kali pada bagian yang tepat. Ini merupakan metode yang paling efektif untuk pencarian. “Eros” Farren keluar dari ruang kamar utama setelah tadi ia ditugaskan untuk mencari bukti disana. “mungkin memang ada bukti yang terlewatkan oleh penyidik dahulu, meskipun kita tidak bisa berburuk sangka kepada mereka” ujarnya. “namun kemungkinan bukti tersebut hilang ditelan waktu dan kontaminasi sangatlah besar. Tak ada yang bisa menjamin kawasan dilarang masuk ini tak akan dimasuki orang iseng selama waktu satu tahunan ini” ujarnya yang sebenarnya memang sudah ada di otak Eros sedari tadi. “dibandingkan kita fokus hanya ke TKP pertama, walaupun aku tahu menurut forensik TKP pertama itu pasti akan menyimpan banyak kesalahan pelaku karena baru pertama kali, namun kita juga tak harus membuang buang waktu disini. Kita harus segera menilik tempat kejadian perkara lainnya untuk mencari peruntungan ada bukti yang belum dimakan oleh waktu” “sejujurnya, aku sangat amaze jika mengingat ini adalah tempat kejadian perkara” Dylan muncul tak lama kemudian. “ini lebih terlihat seperti rumah yang ditinggal pemiliknya berlibur” 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD