Bagian5

1384 Words
Sudah pulang kerumah. Seruni bergegas untuk membuat bahan jualan sedangkan Madan pergi untuk mandi. Seruni mengikat rambutnya keatas dan mulai meng eksekusi belanjaannya tadi. Ia menarik meja makan yang jarang dipakai untuk taro diluar tepatnya didepan kosannya. Setelah mejanya tertata sekarang ia mencari dua kayu untuk ditajak di sisi depan untuk disambungkan dengan tali- tali yang akan dijadikan gantungan es. Seruni lakukan itu sendiri, ia tidak sabaran ingin jualan xixi. ''Bunda, Madan lapar.'' Kata Madan. Seruni yang sedang mencatuk-catuk langsung berhenti dan berdiri dan membawa anaknya masuk kedalam. Seruni membuka kulkas ia mengambil dua telur dan menggorengnya menjadi mata sapi setengah masak, setelah itu ia mengambil nasi hangat dan saos tomat. ''Ini sayang.'' Kata Seruni sambil meletakannya dilantai. Madan kemudian bersila dan menyantap makanannya, Seruni mengambilkan Madan minum dan diletakan disampingnya. ''Bunda buat makanan jualan dulu ya, sayang.'' ''Iya Bunda.'' Jawabnya. ** Dari jauh Raul melihat Seruni. Dadanya berdebar ia melangkahkan kakinya perlahan mendekat ke tempat tinggal Seruni dan berdiri didepan kosan itu. ''Asslamualaikum.'' Sapa Raul. Seruni mendongak ia nampak kaget bahkan jajanan yang dipegang jatuh. ''Raul.'' Panggil Seruni. ''Cantik.'' Seruni menangis ia berlari dan memeluk Raul erat. Kalimat itu yang selalu dirindukannya, suaranya. Raul memeluk balik Seruni dan mencium kepalanya berkali- kali. ''Kenapa tinggalkan aku hm? Kenapa gak bilang?'' bukannya marah justru Raul bertanya dengan lembut sambil mengusap kepala Seruni. ''Aku mau kamu bahagia tanpaku.'' ''Bagaimana aku bisa bahagia kalau kamu itu sumber kebahagianku cantik. Tanpamu hidupku gak ada bahagianya.'' Kata Raul. ''Ayang gak marah sama aku?'' ''Buat apa marah sama kamu, Aku kan sayang kamu.'' ''Ayang.'' Kata Seruni. ''Iya Ayang.'' ''Bunda.'' Panggil Madan. Seruni melepas pelukannya dan menghapus air matanya. Madan langsung kaget ia langsung marah matanya melihat Raul. ''Om jahatin Bunda Madan ya.'' Marah Madan. Madan mengambil sisa kayu dan mengacungkannya kedepan. Raul mengangkat tangannya dan menggeleng. ''Madan, bukan.'' Kata Seruni. Madan melihat Bundanya dan membuang kayunya. ''Ini ayahnya Madan.'' ''Ayah?'' tanya Madan. Madan kemudian tersenyum. ''Ayah sudah pulang.'' Pekiknya sambil berlari dan memeluk Raul. Raul nampak kaget ia menggendong Madan. ''Kamu hamil Yang? Hamil dia?'' tanya Raul tidak menyangka. Seruni mengangguk. ''Kenapa kamu gak bilang.'' Kata Raul ia memeluk anaknya dan menatapnya. ''Aku takut akan merusak pekerjaanmu.'' ''Enggak yang, gak gitu. Ya Allah Run.'' Kata Raul. ''Siapa nama anakku ini.'' ''Ramadhan Irwansyah.'' Jawab Madan. Raul langsung mengeluarkan air matanya. Ia menangis sambil mencium anaknya. ''Nama Madan sama kaya Ayah.'' Kata Raul sambil mengusap air matanya. ''Nama Ayah siapa?'' ''Irwansyah Ramadan.'' Jawab Raul. ''Wah, sama.'' ''Ayo masukan sudah senja.'' Kata Seruni. Raul masuk kedalam bersama anaknya begitupun dengan Seruni yang membawa masuk jualannya, ia belum jualan hanya saja sedang mengatur tataletaknya. Raul menurunkan Madan dan keluar untuk membantu Seruni. ''Ayang, kamu jualan kah?'' ''Baru mau jualan rencana Ayang.'' Kata Seruni. Raul membantu mengangkat jajanan untuk dibawa kedalam. ''Ayang, kata Midan kamu jadi pembantu. Betulkah?'' ''Betul ayang untuk hidup, gajinya lumayan 2 juta sebulan.'' ''Ayo masuk cantik, sisanya sudah sama aku.'' Kata Raul. Mereka sama- sama masuk kedalam rumah. Mereka meletakan jajanan itu didalam dua keranjang dan setelah itu Raul menutup pintu. ''Aku mandi dulu ya.'' Kata Seruni ia mengambil handunya dan segera bergegas kekamar mandi. Raul melepas pakaiannya dan menyisakan kaos dan celana pendek. Ia mendekati Madan dikasur dan berbaring disana. ''Ayah, sudah selesai kerjanya?'' ''Sudah dong, Madan kangen ayah gak?'' ''kangen banget, Cuma Madan jarang tanya ke Bunda karena takut nanti Bunda sedih. ''Makasih ya udah jagain Bunda.'' ''Iya Ayah. Tak lama seruni selesai mandi ia menatap Raul dan anaknya dikasur sedang berpelukan dan berbicara. ''Ayang, badanmu sudah gak ada tattonya.'' Tanya Seruni ia duduk disamping kasur dengan daster yang sudah dipakai dari kamar mandi. ''Aku sudah hapus yang, satu tahun yang lalu.'' ''Kenapa?'' ''Gakpapa, hapus aja kan kamu mau aku bersih.'' ''Iya.'' Seruni mengusap d**a Raul. Dulu Raul memiliki tatto di d**a full sampai kebelakang dan kaki disamping sebelah betis kanan. Raul menggeser badan anaknya dan dirinya. ''Sini cantik, bobo.'' Kata Raul. Seruni tersenyum ia berbaring dilengan Raul dan memeluk lelaki yang dicintainya itu. Raul mengusap keningnya hal yang biasa lelaki itu lakukan dulu. ''Ayang ada tugas kerja disini kah?'' ''Perusahaanku lagi ada kerjaan disini sayang.'' ''Ayang udah punya usaha.'' ''Sudah sayang, sudah berjalan setahun. Habis keluar dari penjara.'' ''Mereka penjarakan kamu yang?'' ''Iya, termasuk lelaki yang dijodohkan itu. Dia gak terima kamu pergi dia menuduhku sedangkan aku tidak tau.'' ''kenapa ayang gak ngaku kalo gak tau.'' ''Percuma karena ada chat kita yang belum kehapus, hal itu dijadikan bukti kuat untuk masukan aku kepenjara.'' ''Sialan.'' Kata Seruni. Raul tertawa pelan. ''Gakpapa, sekarang aku sudah bebas dan punya usaha. Aku boleh gak hancurkan kakak pertamamu?'' ''Emang ayang bisa?'' ''Jangan sebut aku Raul kalau gak bisa. Perusahaan kakakmu di ujung tanduk, tidak disentil sudah hancur.'' ''Hancurkan bila perlu mati.'' Kata Seruni sakit hati. ''Kalau gitu kita pulang ke Balikpapan ya.'' ''Takut.'' ''Gak usah takut. Mereka gak bisa macam- macamin kamu.'' ''Jualanku?'' ''Aku disini sebulan cantik, tenang aja. Lagian ngapain sih kamu jualan, muyaknya Eh. Urus aja si Madan biar aku yang kerja cari uang.'' ''Haha, sikapmu gak pernah berubah ya.'' ''Kapan mau aku berubah, aku tetap mencintaimu.'' ''Kalau gitu gantikan hpku. Aku mau ganti Iphone 13 warna pink.'' ''Boleh, berapa harganya.'' ''lima belas juta.'' Raul menelan air liurnya dan Seruni tertawa. ''Nda bisakan?'' ''Bisa, habis itu uang bulananmu aku potong.'' ''Coba.'' ''Enda cantik, ampun. Iya sudah enggak. Nanti kita beli.'' Kata Raul. Seruni tertawa bahagia. Inilah Sifat Raul selalu menghibur dirinya dan sama sekalo tidak pernah menolak permintaan Seruni. ** Karena Raul hadir, Seruni memasak makanan untuk suaminya. Sayur kangkung dan ikan goreng tersaji beserta sambal. Raul tentu saja makan apalagi masakan Seruni. ''Sayang, Aku boleh tinggal disini gak?'' ''Boleh dong.'' Jawab Seruni. Raul tertawa ia mengusap kening Seruni. Seruni memberikan piring yang berisi nasi ke lelakinya. ''Suapin.'' Manja Raul ''Apan sih, Yang. Nanti Madan minta suap juga.'' Kata Seruni. ''Biarin aja.'' Kata Raul. ''Madan aja makan sendiri masa Ayah disuap.'' Kata Madan dengan nada mengejek. Raul melirik Madan. ''Nakal kah dia?'' tanya Raul. Seruni menggeleng sambil mulai menyuapi Raul. ''Enggak.'' Jawabnya. Raul mengusap kepala anaknya sambil mengunyah. ''Jangan nakal ya Nak.'' Kata Raul setelah mengunyah dan menelan makannya. ''Enggak dong Yah.'' Jawabnya. ''Berenti kerja sudah mulai besok, Yang.'' Kata Raul. Seruni melihat Raul. ''Kenapa?'' tanya Seruni. ''Kalau aku gak kerja nanti gak bisa hidupin Madan.'' Sambung Seruni ''Biar aku yang cari uang, kamu urus aja Madan dan lakukan apa yang kamu suka.'' Seruni menyuapi Raul lagi. ''Nanti ya, Ayang. Tanggung. Habis gajian aja aku berenti.'' ''Oke, Cantik.'' Jawab Raul lalu ia menerima suapan Seruni. ** Madan sudah tidur, lelaki itu tidur dibawah dengan badcover sedangkan Raul dan Seruni tidur seranjang. Bukan mereka jahat namun Madan sendiri yang mau tidur dibawah sambil menonton youtube di hp Raul hingga ketiduran. Lampu sudah mati dan cahaya tv membias diruangan. Raul mengusap wajah Seruni yang bening. Berkali- kali Raul mencium kening Seruni tak bosan dan tak henti. ''Betapa rindunya aku sama kamu Yang. Kangen banget. Aku selalu ingat kamu, bahkan sampai nangis.'' Kata Raul. ''Aku sengaja masuk penjara supaya kamu cari aku tapi kupikir kalau kamu kesini nanti ditangkap keluargamu.'' Kata Raul. ''Aku gak mau kembali Yang, aku sudah hidup bahagia disini walaupun ada perasaan takut. Takut kalau ketahuan dan ditangkap, mereka pasti akan memarahiku mengataiku macam- macam. Sedangkan aku gak kuat dengan perkataan yang mereka lontarkan.'' Kata Seruni. ''Gak usah takut ya, ada aku sekarang. Kita hidup sama- sama ayang.'' ''Lalu, bagaimana dengan keluargamu yang?'' ''Mereka gak peduliin aku mau kemana aja. Cuma kamu yang peduli sama aku sayang. Jangan tinggalin aku lagi ya, janji.'' Kata Raul ia menaikan kelingkingnya dan Seruni mengangguk sambil menautkan kelingking mereka. ''Janji.'' Jawab Seruni. Raul tersenyum ia bangun menengok Madan rupanya anaknya itu sudah tidur. ''Sayang aku mau.'' Kata Raul ia menaiki Seruni. ''Aku datang bulan Ayang.'' Kata Seruni jujur. Raul bangun dibadan Seruni dan membuka celana dalamnya. ''Yah, muyaknya.'' Kata Raul ia berbaring disamping Seruni kembali namun ia tidak kehabisan akal. ''Nenen yang.'' ''Hm hm.'' Kata Seruni. Raul tertawa senang ia membangunkan Seruni untuk melepas daster dan juga branya. Raul membaringkan Seruni hal yang pertama dilakukannya adalah mencium bibir Seruni, memasukan lidah Raul ke mulut Seruni dan menghisap bibirnya. Seruni mendesah cukup keras dan Raul menutup mulut Seruni dengan tangan. ''Jangan berisik Madan tidur.'' Kata Raul. Seruni tersenyum malu dan mengangguk. ''Aku rindu.'' Seruni memeluk Raul yang berada diatasnya. ''Jangan tinggalin aku ya, cantik.'' ''Iya ganteng.''
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD