Bagian 1
Namanya adalah Seruni, gadis belia berusia tujuh belas tahun. Pekerjaannya hanya seorang pembantu serabutan. Tinggalnya di Sanipah disebuah kosan yang sederhana, kalau kalian gak tau Sanipah itu daerah mana. Sanipah adalah salah satu kelurahan di wilayah kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Potensi sumber daya alamnya juga melimpah baik di laut maupun didarat.
Pagi yang cerah, Seruni membuka pintu kosannya. Saat membuka panas matahari langsung menerkam dirinya memberikan hawa panas hingga lantainya Seruni di teraspun terpantul matahari sangking panas. Jam menunjukan pukul 09:45 Wit pantas saja sudah panas. Seruni mengangkat keset kaki didepannya lalu meletakannya dipagar tembok antara kosan. Ia mengambil sapu disamping jendela lalu masuk kedalam kosan.
Kosan ini hanya berukuran sedang dan memiliki satu toilet didalam, harganyapun hanya lima ratus ribu sebulan. Hal yang dilakukannya adalah menyapu setelah membersihkan Kasur. Segala tempat ia sapu baik di kolong Kasur maupun di kolong lemari setelah bersih ia menyapu teras kosannya.
''Run...'' tegur pedagang kue pasar.
''Dalem, mau kemana Bu?'' tanya Runi sambil berhenti nyapu dan menegakan sapunya.
''Jualanlah, kamu sudah sarapan belum?''
''Belum Bu, baru bangun dan beresin rumah.'' Jawab Runi. Ibu Wendang penjual kue mendekat ia menurunkan keranjang kue yang ditumpu dengan kepala setelah itu menurunkannya di pagar setinggi pinggang.
''Ambilah, mau yang mana? Gak usah bayar sekalian buat aby, anakmu.''
''Runi beli aja deh Bu.''
''Eleh, nih nasi kuning sama untuk-untuk kacang.'' Katanya sambil membungkus lalu memberikannya. Kue untuk adalah jenis olahan roti goreng khas Banjarmasin. Di dalamnya terdapat isian parutan kelapa gula merah yang biasa disebut unti atau inti. Selain itu, ada juga varian isian yang lain seperti pisang, kacang hijau, dan kacang tanah.
Kue ini banyak dijual di pasar tradisional maupun warung-warung kecil di Banjarmasin dan sekitarnya.
''Tunggu dulu.'' Kata Runi.
''Kada usah nak ai, be apa juga ah. Ibu pergi jualan dulu, mari.'' Tak lama beliau pergi dan Runi menatap sarapan dipegangnya. Ia tersenyum syukur makasih kepada Tuhan, setidaknya hari ini ia bisa makan.
Seruni menyelesaikan sapu menyapunya lali Kembali kedalam rumah, saat Kembali ia mendapati Putra tampannya duduk dikasur mengucek matanya dan melihat Runi.
''Bunda.'' Panggil Madan. Runi meletakan sarapannya dimeja, menaruh sapu di tempatnya setelah itu meletakan keset didepan pintu. Runi mendatangi anaknya dikasur, tersenyum ke anaknya yang langsung memeluknya.
''Anak siapa ini sudah bangun, anak Mammah ya?'' kata Runi sambil Kembali berbaring karena anaknya ingin s**u, di usia tiga tahun Madan masih minum s**u ASI. Cara ini juga ampuh untuk mengirit biaya s**u anaknya. Seruni menyibakan kaos dan Madan langsung menghisap putting s**u Runi.
''Habis ini mandi baru sarapan ya ganteng.'' Kata Runi ke Madan. Madan mengangguk pelan sambil memegang rambut Runi yang menjuntai
**
Setelah minum s**u rupanya Madan tertidur Kembali. Seruni bangun dengan pelan mengangkat guling ditengah dan diberikan ke pinggir agar Madan tidak jatuh. Runi harus mengepel rumah dan memasak untuk makan siang Madan.
Seruni berdiri memperbaiki kaosnya dan segera menuju kamar mandi. Sesampainya disana ia mengambil alat pel memerasnya dan memberikan pembershih lantai. Seruni keluar darisana dan mengepel mulai dari sudut Kasur setelah itu kolong- kolong dan lantai ruangan. Seruni tipe anak pembersih dan rapih loh.
Setelah beberes Seruni pergi ke tukang sayur langganan jaraknya tidak jauh hanya disamping kosan. ia mengembalikan alat pel ke kamar mandi setelah itu keluar untuk mengambil dompet di meja.
Seruni keluar dari kosan ia merapatkan pintunya dan segera ke warung sayur.
''Mbah.'' Sapa Seruni, nenek dari pemilik warung sayur. "Bude mana Mbah? Mau beli.'' Kata Runi sambil menatap tempe segar dan sayur tak lama bude muncul.
''Beli apa Run?''
''Tempe ini berapa Bude?'' tanya Runi.
''Tiga ribu.''
''Tempe satu, kalo kacang pnjang ikat kecil?''
''Lima ribu.''
''Oke, Tempe satu, kacang panjang, Lombok keriting dua ribu bude sama sayur masak sop.''
''lima belas ribu semuanya.''
''Ini uangnya, makasih Bude.'' Seruni mengambil belanjaannya setelah itu pulang kekosan.
**
Seruni sampai dirumah anaknya masih tidur, cuaca memang sangat cerah hingga panas. Ia langsung ke mini dapur buatannya setelah itu memasak. Masakan hari ini simple dan tahan sampai nanti malam. Ia memasak sambal goreng tempe pake irisan kcang panjang dan cabe merah. Beliyuran kalau membayangkan makanan ini, Oh ya Runi baru ingat kalau ada sisa mandai yang dikasih tetangga sebelah. Runi mengeluarkan mandai dari dalam kulkas ia segera memasaknya, menggorengnya dan membuat sambal petis tak lupa sayurnya sisa semalam ia masak yaitu pakis. Seruni segera memotong tempe menjadi ukuran kecil, mengiris bawang merah dan putih dan terakhir kacang panjang dan cabai, yupp Cuma ini bahannya gampang bukan. Jangan lupa bumbunya penyedap rasa, kecap dan sedikit gula sama micin. Seruni lekas mengambil wajan menggoreng tempe lalu membuat sambal goreng.
Tok
Tok
Tok
''Run.'' Panggil Khadijah temen deket Seruni. Khadijah melepas sendalnya dan langsung masuk.
''Kenapa Jah?''
''Besok kamu turun kerja?''
''Turun kok Jah, hari ini aku minta izin karena minggu. Kenapa?''
''Besok dirumah Kai ramai keluarga dari Belangalon pada datang.''
''Oh ya?'' Runi mengaduk tempe goreng.
''Iya, Ih jagoan masih tidur.''
''Iya Jah, tunggu ya Jah. Duduk aja dulu, akum asak.'' Kata Seruni sambil tersenyum.
''Aku disini seharian gakpapa kan Run? Sambil kerjain Pr-ku.''
''Boleh dong, seneng lagi akunya xixi.'' Kata Seruni. Seruni Bahagia kalau ada temen main kerumah apalagi temen deket seperti Khadijah.
''Masak Apa Run? Meja lipatmu mana Run?''
''Dibawah kolong Jah, kolong Kasur.'' Tunjuk Runi sambil mengangkat tempe goreng dan mematikan kompor.
''Oallah ini.'' Khadijah bersandar dipinggir Kasur dan membuka meja lipat. Sementara Seruni mulai mengeksekusi bawang merah dan bawang putih dimasaknya hingga harum setelah itu memasukan cabe percabean serta kacang panjang terakhir tempe dan kecap lalu penyedap rasa.
''Jah, coba rasain.'' Kata Seruni sambil memberikan sesendok orek tempe. Khadijah menerima suapan Seruni dan mengacungkan jempol.
''Enak Run, mau makan jadinya aku Run.''
''Yeeeee ngabisin jatah nasi aja kamu Jah.'' Kata Runi sambil tertawa pelan. Khadijah berdiri mengambil piring dan nasi di pemanak.
''Aku bawa ikan asin haruan tau.'' Kata Khadijah sambil Kembali ketempat duduknya, membuka tasnya dan mengambil ikan asin didalam kotak makan.
''Ih, nyamannya.'' Kata Seruni antusias. Ia menyiapkan makanan di lantai.
''Aku buat minuman Run, kamu ada sirup jeruk sama es batu kah?''
''Ada dong dikulkas.'' Kata Seruni sambil merapikan sisa masakannya.
Seruni mengambil nasi sedangkan Khadijah meletakan minuman di deketnya.
''Run, enak ya makanannya.''
apan pertama dan rasanya hm nikmat sekali. Nasi hangat baru masak ditambah sambal goreng yang gurih manis dicampur ikan asin haruan dan mandai serta sambal petis.
''Masya Allah, rasanya nikmat.'' Syukur Seruni.
''Aku foto ya Run.''
''Boleh silahkan.'' Seruni meminggirkan piringnya dan membiarkan temannya itu memfoto.
*foto
*foto
Khadijah tersenyum melihat hasilnya dan langsung membaginya di media sosial. Ia meletakan hpmnya saat selesai dan mengambil nasi untuk makan.
**
Lima belas menit kemuidian...
''Assalamualaikum.'' Sapa Renka, Irun dan Rina.
''Makan gak tawar- tawar ya, kalo gak liat dari Dijah.'' Cerocos Rina.
Seruni melihat Khadijah dan Khadijah cengengesan tak berdosa. Seruni tersenyum ia berdiri dan mengambilkan piring untuk teman- temannya Dijah. Sudah biasa mereka berkumpul dirumah Seruni karena tempat ini menjadi basecamp mereka untuk mengerjakan tugas kelompok ataupun mengobrol.
''Makan.'' Kata Suri sambil meletakan piring dan Kembali ketempatnya.
''Makasih ya Run.''
''Sama- sama.''
**
Makan siang sudah selesai, Khadijah dan teman- temannya sudah pulang kini ia menutup semua pintu dan jendela, menyalakan Ac dan berbaring disamping anaknya yang sedang menonton cartoon. Liburan seperti ini berdua dengan anak