Bagian 3

1012 Words
Seruni sampai dirumah jam 3 Sore, Seruni masuk membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam. Madan ia turunkan darii dalam gendongan dan lelaki itu segera menuju kamar mandi untuk pipis. Seruni menutup pintunya ia bersandar dan terduduk pelan seketika kakinya luruh kelantai akibat berita tadi. Raul masuk penjara dan itu menjadi pukulan berat baginya, seseorang yang dicintainya. ''Maafin aku Ayang.'' Kata Seruni ia menangis pelan dan sangat pilu. Ia memegang dadanya dan memeluk dirinya sendiri. Tak lama Madan datang diambang pintu kamar mandi ia memandang ibunya, ia segera berlari dan memeluk Seruni. Seruni tersadar ia segera memeluk anaknya balik dan Madan duduk dipangkuannya. ''Bunda kenapa?'' ''Bunda gakpapa sayang. Madan istirahat sana dikasur. Sudah cuci tangan dan kakinya kan?'' ''Sudah Bunda, B unda boleh pake Ac.'' ''Boleh dong, kita bobo bareng ya.''' ''Iya Bunda.'' Madan segera berlari ia menuutup jendela dan tirainya setelah itu mengambil remote Ac dan menyalakannya. Seruni tersenyum melihat madan. Madan adalah duplikat Raul. Madan naik ke atas Kasur ia melepas kaosnya dan berbaring. Seruni berdiri ia mengambil handuknya untuk mandi, setelah mandi ia akan tidur disamping anaknya. ** Seruni berbaring disamping Madan, Madan Nampak menonton tv sambil memeluk bantal kesayangannya. Madan mengusap rambut Seruni Ketika merasakan kepala ibunya didekatnya. Seruni merasa ngantuk perlahan matanya tertutup dan bayangan Bersama Raul berputar. Seruni mengingat Raul ''Cantik, sudah bangun. Ayo pulang nanti dicariin. Pake bajunya.'' ''Sayang, sabar ya. Apapun yang terjadi aku tetap bersamammu, jangan tinggalin aku ya cantik.'' ''Cantik, Semangat ya. Jangan tinggalin aku. Kalimat itu menggema di dalam ingatan Seruni tak rasa cairan hangat keluar dari matanya. ''Ayang.'' Kata Seruni tanpa suara, tak lama Seruni terbangun ia melihat kamarnya yang gelap dan hanya cahaya tv. Ia menengok ke Madan yang mulai menutup mata. Seruni tidak tidak bisa tidur ia bangun dan bersandar. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Masak? Sepertinya nanti malam beli sate saja. ** Malam telah tiba Seruni keluar untuk membeli sate sedangkan Madan berada dirumah. Sembari menunggu ia duduk dikursi dan memeriksa ponselnya yang sedari tadi tidak buka sewaktu mampir ditempat Laura. Di ponsel ini hanya ada akun barunya dan tidak berteman dengan siapapun. Seruni membuka i********: Ia melihat akun Raul dan itu di privat. Seruni ingin memfollownya hanya saja tidak enak. Seruni Kembali ke halaman utama dalam ponselnya dan terlihatlah wajah Raul dan Madan yang ia edit sedemikian tupa. Seruni mengusap ponselnya dan tak lama kemudian ia ditegur karena pesanannya sudah jadi. ** Seruni sampai dirumah ia membuka pintu dan melihat Madan. ''Bunda sudah pulang.'' Kata Madan sambil menengok mamanya. Seruni menutup pintu Ketika masuk dan segera mempersiapkan makan malam mereka. ''Madan turun Kasur, makan dulu.'' Kata Seruni sambil memberikan lima tusuk sate dan tengah porsi lontong. Madan segera turun dan duduk dihadapan makanannya. ''Terima kasih Bunda.'' ''Sama- sama sayang.'' Mereka makan Bersama sembari menonton tv, perlahan terdengar suara rintikan dan lama kelamaan menjadi deras. ''Hujan diluar ya Bunda.'' ''Iya sayang.'' Jawab Seruni. Madan segera berdiri dan membuka korden ia melihat guyuran air yang membasahi kota kecil ini. ''Ayo selesaikan makannya sayang.'' ''Iya Bunda.'' ** Seruni terbangun jam tiga pagi, ia mengikat rambutnya dan turun dari Kasur. Seruni membuka pintu kamar mandi dan menyalakan air keran. Ia membungkuk dan mengambil air wudhu. Setelah selesai ia keluar dan segera menggelar sejadah. Seruni memakai mukenah putihnya kemudian bersiap untuk tahajud malam. Ingatan buruknya muncul Kembali dan membuatnya segera menenangkan diri. Seruni bukanlah anak yatim piatu, ia memiliki keluarga namun karena suatu masalah akhirnya ia kabur dan membawa Madan anak semata wayangnya. Seruni kabur karena ingin dijodohkan, karena ia tidak terima akhirnya ia meminta pacarnya untuk datang melamar, namun pacarnya ditolak hingga akhirnya Seruni pasrah. Didalam pasranya ia berfikiran untuk memberikan pacarnya ''Perawan" sebagai tanda perpisahan. Singkat cerita Seruni telah memberikan perawannya dan melakukan hubungan berkali- kali. Dari hubungan badan itu akhirnya Seruni hamil. Bahagia? Tentu saja ia merasa senang. Seruni tidak memberitahu ke pacarnya kalau dia hamil dan tidak pula memberitahu ke keluarganya. Suatu malam, ia merasa tidak tenang dan gelisah sekali, hari pernikahannya semakin dekat dan ia tidak ikhlas dengan hidupnya. Akhirnya malam itu ia mempersiapkan rencananya untuk kabur. Kabur. Seruni tidak membawa pakaian sehelaipun yang ia bawa hanya tas yang berisi berkasnya. Seruni membongkar dua tabung celengan hasilnya dapat 2,5 jt. Uang itu ia masukan kedalam tas. Seruni meninggalkan pernikahan yang dijodohkan dan juga pacarnya. Menurut Seruni dengan meninggalkan pacarnya akan membuat hidup pria itu Bahagia. Seruni mencintai Raul, namun demi keamanan supaya gak diganggu keluarganya akhirnya ia meninggalkannya. ''Dedek, yang kuat ya. Kita mau pergi nak.'' Kata Seruni sambil mengelus perutnya. Malam itu juga sekitar jam satu malam Seruni keluar dari rumah kakaknya ia berjalan kaki dari rumah kedepan gang. Yang Namanya takut gelap dan orang jahat sudah tidak dihiraukan, yang ia pikirkan sekarang harus bisa ketempat penginapan, penginapan yang sering dirinya dan Raul tempati. Begitu sampai didepan Gang Seruni duduk ditempat yang gelap ia memesan taxi online dan bersyukur dapat. Sembari menunggu Seruni bersandar mengelus perutnya. ''Bunda tau ini salah tapi biar aja yang penting bisa Bahagia.'' Tak lama taxi pesenannya datang dan segera ia masuk untuk sampai ditempat tujuan. Setelah dua puluh menit ia sampai di penginapan dan segera melakukan check in. besok pagi ia harus ke terminal travel untuk berangkat keluar kota. Senipah adalah tempat pilihannya untuk tinggal dan menetap. ** Seruni selesai tahajud diakhir ia menangis sambil berdoa. Berdoa memohon, meninta seperti anak kecil ke Tuhannya untuk diberikan kebutuhan dan keinginannya. Setelah dirasa hatinya tenang ia segera melepas semuanya dan berbaring disamping Madan. Seruni menarik anaknya dan mengukung lelaki itu didalam pelukannya. Seruni ingin pindah dari kota ini dan mencari kota baru untuk ditinggali. Ia merasa tidak aman karena masih dikalimantan. Seruni ingin pindah ke tanah Jawa dan hidup selamanya disana. Menurut Seruni dijawa ia merasa aman, selain ekonominya murah disana juga terdapat pabrik dan lowongan pekerjaan. Seruni mengusap rambut anaknya, sekarang tidak ada yang perlu ia khawatirkan. Keungan yang ia atur sedemikian rupa selalu cukup walaupun hidupnya tidak pernah kaya. Semua itu karena sumpah dari ibunya yang tega terhadap dirinya. Seruni membenci ibunya walaupun ia tau hal ini adalah kesalahan besar. Surga memang ditelapak kaki ibu tapi ibu yang seperti apa dulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD