Zeferino menjaga Yara seharian penuh. Tubuh penuh darahnya sudah bersih karena mandi dan berganti pakaian. Sebelum pergi dia meminta Istrinya di rawat di ruang VIP. Semua terasa berat untuk di lalui sehingga membuatnya kalut. Dalam diam Zeferino duduk termenung seraya menggenggam tangan mungil, Yara. Sesekali dikecup punggung tangan Istrinya penuh sayang. "Sayang, kapan kamu bangun? Aku minta maaf atas kesalahanku. Tolong jangan buat aku khawatir. Bangunlah!" pinta Zeferino bernada cemas. Satu hari penuh Istrinya tertidur dengan berbagai alat bantu melingkupi tubuh mungilnya. Hati Zeferino begitu remuk melihat Yara terluka karenanya. Zeferino merasa ada yang datang spontan mengeluarkan senjata api miliknya. Dia kembali memasukkan di balik saku tatkala tahu para Mafia pilihan yang d