Chapter 41 - Jatuh Cinta

1393 Words
Ms. Slufi mengatakan hal buruk tentang pria yang mengajaknya berkenalan. Berani-beraninya dia melakukan hal tersebut kepada Ms. Slufi. Tentu saja ia geram dengan sikap Mr. Pella.  “Kau tidak lihat, betapa menjijikkan pria tersebut?” Kata Ms. Slufi dengan lirikan tajam dari sudut matanya. Ia berbicara kepada Mayda yang sedang memegang kuas. Mayda hanya tersenyum sambil mengerjakan tugasnya. Ms. Slufi masih belum puas dengan ocehannya. “Pria itu sangat jorok! Lihatlah air liurnya sekarang bertumpahan dari mulut yang besar itu!! Menjijikkan…” ucapnya lagi sambil menggetarkan bahu dan bibirnya. Ia bisa melihat jelas dari kaca salon tersebut air liur Mr. Pella jatuh ke lantai. Ia melihat Mayda dengan senyuman jahat. “Jangan lupa taburkan pasir untuk membersihkan lantai mu yang Indah ini. Air liurnya sudah membuat lantai mu yang suci ini menjadi terkutuk.” Kata Ms. Slufi. Mayda merasa itu terlalu berlebihan. Ia menepuk pelan bahu Ms. Slufi dengan geramnya. Cara Ms. Slufi mengucapkannya sangatlah lucu. Ia ingin tertawa dengan keras, tapi setelah mengingat bahwa Mr. Pella bukanlah manusia biasa, ia tidak bisa melakukannya. Ia mencoba menahan semua gejolak tawa di dalam dirinya. Mayda-pun memberi tahu sebenarnya siapa pria itu. “Agar kau tidak salah sangka, Mr. Pella adalah adik dari raja dunia waktu, raja Tunc. Mungkin kau tidak mengerti dan tidak pernah tinggal di dunia waktu, tetapi dia sangat dihormati oleh kami para Rebel. Kayaknya,” ia menggelengkan kepala. “Kau jangan berbicara macam-macam kepadanya!” Ucapnya serius. Mendengar penjelasan Mayda tidak membuatnya takut sama sekali. Tak ada kata gentar di dalam kamusnya. Ia tidak kenal raja dunia waktu dan ia juga tidak kenal siapa pria bodoh itu.  “Maafkan aku, aku tidak bisa menjanjikan hal tersebut! Dia yang mulai mengusik diriku.” Kata Ms. Slufi sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan mencoba meredakan kobaran amarahnya. Mayda memaklumi hal tersebut. Ia sudah dapat memprediksikan bahwa apa yang akan dikatakan Ms. Slufi sama seperti apa yang didengarnya barusan. “Tapi kau akan menyesali kata-katamu tadi!” Ucap Mayda. “Kenapa aku menyesalinya?” Alis matanya berkerut mengatakan hal itu. “Dia nantinya akan mengelola sebuah sekolah tempat anak-anak gifted belajar. Ini adalah sekolah pertama yang mengumpulkan anak-anak berbakat di seluruh dunia. Ini sebuah kesempatan untuk membangun hubungan baik dan bekerjasama dengan mereka. Kau bisa mencari talent-talent baru di sekolahnya!” Ia berhenti sebentar menghias wajahnya. Tatapan matanya tajam melihat ke arah Ms. Slufi, lalu memicingkan matanya saat akan melanjutkan ucapannya.  “Kau harus bersikap baik kepada mereka!” Kata Mayda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya beserta bibirnya yang rapat. Ia benar-benar ingin membuat Ms. Slufi menyesal. Mendengar penjelasan itu Ms. Slufi langsung terdiam. Ia harus menelan ludahnya sendiri. Ia tersenyum seolah-olah bahagia tetapi tidak. “Mengapa kau tidak mengatakannya padaku dari awal!” Ucapnya dengan senyuman rapat. “Aku sudah memperingatkanmu!” Matanya melotot kepada Mayda. “Ini namanya bukan memperingatkan tetapi menjebak!” Kata Ms. Slufi kesal.  Mayda hanya tertawa ringan. Ia tidak menanggapinya lagi.  Pejabat polisi tiba-tiba datang menggeledah salon. Ia memeriksa seluruh ruangan. Mereka ingin memastikan bahwa salon tersebut bukanlah tempat prostitusi. Kejadian tersebut sering sekali terjadi di daerah tempat Mayda membuka usaha. Usaha salon seringkali menjadi tempat untuk dilakukannya perdagangan wanita. Setiap sebulan sekali, pemerintah melakukan penggeledahan terhadap hal tersebut.  Mayda dan Ms. Slufi tidak terkejut. Mereka tetap melakukan pekerjaan mereka sementara para polisi tersebut menggeledah seluruh ruangan. Mr. Pella kembali dibingungkan dengan tindakan polisi-polisi itu. Ia menyuruh mereka berdua berdiri, yaitu Mr. Pella dan Brake lalu menggeledah pakaian mereka. “Apa yang kalian lakukan!” Bentak Mr. Pella. Ia tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh polisi tersebut. Ia kemudian menolaknya hingga mundur.  Brake langsung menenangkan suasana. “Maaf..maaf.. dia ada gangguan jiwa!” Ucap Brake tak ada pilihan lain. Lagian ini tidak akan masalah karena Mr. Pella juga tidak tahu arti dari gila. “Apa yang dilakukan kedua pria ini disini? Inikan salon wanita?” Kata Polisi menunjuk ke tubuh Mr. Pella tetapi, matanya melihat ke arah pemilik salon. Ia sudah kenal siapa pemilik salon tersebut.  Mayda menghentikan sebentar menghias wajah. Dengan wajah yang dipenuhi dengan kekesalan karena diganggu, Mayda berkata, “Mereka adalah keluargaku. Seminggu ini mereka akan pulang pergi ke sini untuk numpang makan.”  Polisi itu merasa alasannya cukup masuk akal. Ia melanjutkan menggeledah bagian-bagian kecil seperti kolong-kolong meja, kamar mandi, dan tong sampah.  Mereka tidak menemukan kejanggalan. Mereka pun pergi.  “Mengapa kau tunduk kepada mereka?” Kata Mr. Pella kesal. Ia menghempaskan genggaman Brake. “Kenapa kau tunduk dengan Mungkit?” Kata Mr. Pella lagi lalu mendekatinya sambil tangannya bertolak pinggang. Brake hanya menundukkan kepalanya. Ia tidak menjawab apa-apa. “Sudahlah! Di Bumi memang seperti itu, Tuan!” Kata Mayda kepada Mr. Pella.  Ia melihat Mayda. “Apa yang mereka lakukan?”  “Mereka hanya melaksanakan peraturan yang ada di bumi.” Jelas Mayda kepada Mr. Pella.  Pintu kembali terbuka. Seorang pria datang memasuki salon tersebut. Ia pendek, memakai topi hitam yang dipadukan dengan jaket kulit dan celana jeans. Ia melepas topinya saat mereka masuk.  Ia tersenyum kepada Mayda dan memberikan sebuah kode dengan alis mata yang terangkat beberapa kali.  “Kau bisa mengatakannya disini. Mereka sama dengan kita!” Kata Mayda kepada pria tersebut.  “Kenalkan, ini Brake, dan disebelahnya adalah adik dari raja Tunc.” Kata Mayda menunjuk kepada Brake dan Mr. Pella. Ia sedang mengenalkan Tn. Smith dengan mereka berdua. Mayda menjelaskan lagi, sebelum ia lupa mengatakannya. “Tuan Nunc mengganti namanya menjadi Mr. Pella. Kau bisa memanggilnya dengan nama itu.” Sebuah senyuman panjang berada di wajahnya. “Benarkah? Tuan Nunc? Salam..” Kata pria itu. Ia memberikan hormat dan menanyakan bagaimana bisa adik raja berada di Bumi. Ia tentu mengenal Mr. Pella karena pria tersebut merupakan mantan dari penduduk dunia waktu yang melarikan diri ke Bumi. Ialah yang disebut manusia setengah dewa. Ia bisa hidup lebih lama, jika meminum darah anak manusia yang dikelola oleh para Dog’s atau saga yang tinggal di Bumi.  “Kenalkan saya Tn. Smith.” Ucapnya lagi.  “Senang berkenalan denganmu, Tn. Smith!” Kata Mr. Pella. Sedangkan Brake hanya diam saja. Ia tidak mengatakan apapun. Ia melihat ada bacaan di dekatnya. Ia mengambil itu dan mengalihkan perhatiannya kepada koran tersebut. “Apakah kau akan melakukan treatment umur panjang lagi?” Tanya Mayda kepada Tn. Smith.  “Ya.. benar.” Ucap Tn. Smith lalu duduk di dekat Mr. Pella.  “Sebentar lagi. Aku akan siapkan dulu ini!” Ucapnya kepada Tn. Smith agar bersabar menunggu hingga Ms. Slufi selesai.  “Apakah kamu Rebel juga?” Tanya Mr. Pella.  “Ya, tuan! Saya rebel. Kami juga disebut sebagai manusia setengah dewa. Karena kami bisa melakukan hubungan seks dengan manusia dan bisa memiliki anak!” Jelas Tn. Smith.  “Cukup menarik!” Kata Mr. Pella menganggukkan kepalanya. Ia hanya menganggap itu sebuah informasi tanpa tahu apakah itu bermanfaat atau tidak.  Tak berapa lama, Mayda selesai mengerjakan riasan wajah Ms. Slufi dan ia memanggil Tn. Smith untuk masuk ke dalam sebuah ruangan.  Ms. Slufi permisi kepada Mayda dan akan pergi. Ia melintas di depan Mr. Pella dan tersenyum kepadanya. Jantung Mr. Pella berdegup kencang. Ia menyentuh pergelangan tangan Brake hingga mengganggunya membaca koran. Mr. Pella menggenggam tangan itu dengan kuat. Brake bertanya-tanya apakah ia mengalami kejang-kejang. “Dadaku terdapat detakan yang kencang. Di dalam dadaku ada sebuah benda yang hidup dan bergerak-gerak!” Kata Mr. Pella ketakutan. Ia menegakkan badannya berupaya mencari tempat yang nyaman agar jantungnya tidak lagi berdetak kencang. Ia tidak tahu bahwa hal tersebut adalah normal bagi manusia. Brake mengulurkan tangannya dan menyentuh d**a Mr. Pella. Ia merasa dipermainkan.  “Itu akan hilang sendirinya, Tuan!” Kata Brake.  “Itu berdetak dengan sangat kencang. Apa aku akan mati? Secepat itukah?” Tanya Mr. Pella kepada Brake. Keringatnya bercucuran karena takutnya. Ia melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul dua belas siang.   “Itu namanya organ jantung. Itu umum ada di dalam tubuh manusia. Ketika mencintai seseorang, manusia akan mengeluarkan hormon-hormon dopamin, adrenalin, serotonin, estrogen juga testosteron. Beberapa dari hormon ini akan mengalir melalui darah yang menyebabkan jantung berdegup dengan sangat kencang.” Kata Brake menjelaskannya panjang lebar. “Ini sangat menyiksa!” Ucap Mr. Pella. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Sepertinya aku harus mengembalikan jiwa penduduk dunia waktuku!” Ucapnya. Ia tidak mau seluruh tubuhnya berubah menjadi manusia seutuhnya. “Apakah itu mungkin?” Tanya Brake. Ia melanjutkan membaca koran tersebut setelah Mr. Pella merasa baikkan. Dalam hati ia berkata, ‘Sangat merepotkan!’
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD