Chapter 34 - Flos Hamil

1138 Words
Saat upacara tersebut selesai, api unggun pun dimatikan dan kedua goblin membereskan tempat tersebut. Tn. Lion tampak senang karena ia sudah menyelesaikan tugasnya sebagai penghulu. Ia mempersilahkan mereka berdiri dan berciuman. Prof. Rei menolaknya untuk melakukan hal tersebut. Tn. Lion langsung mendekatkan kepala mereka berdua dan sentuhan bibir di antar mereka pun terjadi. Ia langsung tertawa girang ketika menyaksikannya.  “Kalian sudah sah, tidak perlu malu-malu!” Kata Tn. Lion.  Prof. Rei merasa itu semua seperti sebuah permainan. Sedangkan putri Flos membuat wajah datar karena ini adalah hal pertama baginya. Di dunia waktu, ia juga tidak pernah melihat penduduk dunia tersebut melaksanakan pernikahan. Ia hanya kebingungan sebagai seseorang yang pertama kali melakukannya.  Prof. Rei berkata kepada Tn. Lion, “Apakah ini pernikahan sungguhan?”  Ia masih merasa tidak percaya. Belum lagi melihat putri Flos yang tampak seperti orang bodoh yang sedang ditipu. “Tentu! Tidak bisa diragukan!” Kata Tn. Lion.  “Aku merasa ini seperti..” Ucap Prof. Rei ragu-ragu. Tn. Lion ingin membuktikan kepada Prof. Rei bahwa mereka merupakan sepasang suami istri. Ia menyuruh Prof. Rei menekuk jarinya dan menunjukkannya kepadanya. Tn. Lion menekan jari tersebut dengan kuat hingga Prof. Rei menjerit kesakitan. Setelah Prof. Rei berteriak, kemudian Flos yang juga kesakitan. Ia menjerit sama seperti Prof. Rei.  “Lihat? Kalian menyatu!” Kata Tn. Lion.  “Apa yang terjadi?” Tanya Flos.  “Tubuhmu dan tubuhnya telah menyatu. Jika Prof. Rei mati, maka kau juga akan seperti itu!” Ucap Tn. Lion menjelaskan kepada Flos.  Prof. Rei sekarang percaya tentang ucapan Tn. Lion. Ia sekarang akan berupaya untuk memperlakukan Flos seperti istrinya sendiri.  “Kalian harus segera pulang. Hari sudah pagi!” Ucap Tn. Lion. Ia pergi meninggalkan mereka di ruang tamu tersebut. Prof. Rei kemudian bertanya sambil berteriak, “Bagaimana dengan baju kami?” “Kalian bisa membawanya. Anggap saja itu hadiah untuk kalian!” Kata Tn. Lion tanpa melirik mereka. Ia tetap berjalan menaiki tangga.  Prof. Rei dan Flos saling menatap. Ia membantu Flos berjalan dengan gaunnya yang berat tersebut. Mereka pun menaiki mobil dan pergi meninggalkan rumah Tn. Lion. Saat sampai di gerbang, Beruang bertubuh manusia membukakan gerbang tersebut agar mereka bisa lewat. Meski Prof. Rei menyapa si beruang, tetapi tetap saja, reaksinya sangat datar dan tak ada tanggapan. *** Sebulan kemudian, kehidupan Prof. Rei lebih bermakna. Ia merasa sangat senang karena sekarang dirinya sudah ada yang melayani setiap hari. Saat ia pergi kerja di penghujung minggu, Flos akan menyiapkan sarapan untuknya, mencuci bajunya, membersihkan rumah, dan mendengarkannya saat ia mengeluh. Kehidupannya sangat indah saat ia akan pulang ke rumah.  Meski sudah sebulan, ada beberapa situasi yang membuatnya masih malu-malu. Ia tidak menyangka kisah cintanya akan diawali dengan sangat cepat seperti itu. Ia merasa sangat beruntung karena mendapatkan Flos sebagai istri. Ia sangat cepat belajar dan tidak sulit untuk diberitahu. Setelah pernikahan tersebut, Prof. Rei bisa hidup dengan lebih baik. Ia mendapat jabatan yang lebih tinggi dan ditunjuk menggantikan kepala tim mereka, Edward. Ini semua bisa dilakukan karena penemuan-penemuan hebat yang ditemukan oleh Prof. Rei.  Selama mereka hidup bersama, Flos banyak berbicara tentang dunia waktu. Ia menjelaskan dari mana asal usulnya, apa yang dilakukannya di sana, dan semua perincian tentang dunia itu. Ia juga menceritakan legenda- legenda yang dipercaya oleh penduduk dunia waktu mengenai cara kerja dunia tersebut. Ia juga menceritakan tentang apa yang membuat mereka bisa hidup di dunia tersebut. Ia menjadi pendengar yang baik, meski kadang ia percaya tidak percaya sewaktu mendengarnya. Tetapi melihat kesempurnaan dari Flos, dia bisa melihat bahwa dunia tersebut memang ada. Dunia tempat manusia-manusia sempurna tinggal. Hari ini adalah hari sabtu, saatnya Prof. Rei memberikan laporan. Ia sudah menyiapkannya dan akan membicarakan proyek penelitian selanjutnya. Ia tidak sabar menunggu sore datang, sehingga ia bisa pulang dan bertemu istrinya. Tetapi, tidak semudah itu. Mereka mendapatkan tekanan dari Pak Wangsa, pemimpin perusahaan agar menyiapkan alat penelitian mereka yang terbaru yang bernama Donor DNA. Maksud dari donor DNA adalah manusia bisa memperpanjang umur mereka dengan meminum kapsul yang dirancang mereka. Penelitian tersebut belum sempurna, dan mereka harus lembur agar bisa siap tepat waktu. Prof. Rei sudah menyelesaikan pekerjaannya di kantor PI dan ia pun pul                                               ang. Dalam perjalanan ia mengingat kejadian saat Flos menceritakan tentang dunianya. Entah kenapa ia penasaran dengan hal itu. “Sebuah perang terjadi saat adik ayah ingin merebut tahta. Di saat ia akan melempar adiknya ke bumi, ia menarikku bersamanya dan akhirnya akupun jatuh ke sini.” Jelas Flos. Memikirkan cerita itu, ia berpikir tentang di mana adik ayah Flos berada. Apakah ia akan berbuat jahat kepada Flos lagi? Itu semua masih tanda tanya besar di dalam pikirannya. Saat ditengah perjalanan mengendarai mobil, hujan deras mengguyur desa. Hujannya sangat deras hingga ia kesulitan saat melihat jalan. Kaca mobil Prof. Rei dibendung air yang deras. Wiper mobil tersebut tidak cukup untuk menyingkirkan curah hujan yang sangat tinggi. Air yang turun seolah-olah memberikan tembok besar di kaca mobilnya. Prof. Rei harus pelan-pelan mengendarai mobil karena jangkauan matanya tidak bisa melihat dengan jelas.  Ia sampai di rumah dan membuka pintu mobilnya. Ia keluar dan mengalaskan tasnya di kepala agar tidak terkena hujan. Saat masuk ke dalam rumah, bajunya basah kuyup karena hujan yang tak berhenti-henti juga. Ia melihat Flos telah menghidangkan makanan di meja makan. Ia bisa mencium aroma makanan yang sangat lezat yang dimasak oleh Flos. Ia tidak sabar ingin menyantap makanan tersebut.  Ia masuk ke dalam kamar. Flos menghidupkan lampu kamarnya. Ia melihat sesuatu yang mencengangkan. Dia melihat istrinya yang sedang berbaring dikelilingi oleh kunang-kunang kecil yang berterbangan. Ia begitu kaget melihat pemandangan tersebut. Ia berpikir bahwa bisa jadi Flos sedang sakit. Ia mendekati Flos yang sedang menutup mata. “Kau tidak apa apa?” Tanya Prof. Rei sambil memegang kening Flos. Ia pun terbangun dan matanya terbuka. Ia terlihat menyentuh perutnya dan tersenyum senang. Melihat Flos yang tampak mencurigakan, membuat Prof. Rei mengatakan perkataan yang sama. “Kau tidak apa apa? Apakah kau sakit?”  Sambil menunggu jawaban Flos, ia mengalihkan pembicaraan. “Dari mana asal kunang-kunang ini?” Kata Prof. Rei lagi kepada Flos. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat kunang-kunang juga. Ia tertawa kecil melihat reaksi Prof. Rei. Sambil tertawa ia berkata penyebabnya. Ia berkata,” Aku hamil!“  Mulut Prof. Rei terbuka lebar, matanya berkaca-kaca meski tak terlihat di kegelapan itu. Ia langsung memeluk Flos dengan sangat erat. Cukup lama ia memeluk istrinya dan terdengar suara terisak-isak. Melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. “Mengapa ada kunang-kunang yang banyak di sini?” Tanya Prof. Rei lagi. “Ini adalah tanda saat penduduk dunia waktu hamil!” Jawab Flos sambil menyentuh pipinya. “Sudahkah kau makan?” Tanya Flos lagi. Prof. Rei menggelengkan kepala.  “Sebaiknya kau mandi dulu karena kamar kita sudah menjadi basah!” Ucap Flos memperingatkan. Prof. Rei pun keluar dari kamar dan pergi mandi. Setelah itu ia duduk sendiri di ruang tamu dan menyantap makan malam yang telah disajikan Flos.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD