Chapter 35 - Kelompok Lain

1392 Words
Nunc Princeps jatuh ke lubang yang dibuka oleh abangnya, Tunc Dominus. Ia sangat kesal karena Tunc dengan mudah menghentikan kekacauan itu. Ia tidak menyangka bahwa Tunc bisa membuka portal tanpa bantuan para Saga. Padahal ia sudah merencanakan hal tersebut dengan sangat matang.    Ia terbawa arus kegelapan bersama dengan Flos. Ia berteriak bersama Flos yang dipegangnya agar tidak terlepas. Flos sadar bahwa tangan pamannya menggenggamnya dengan kuat. Ia berupaya melepaskan genggaman itu sebelum mereka jatuh ke Bumi. Ia memiliki ide, ia menggunakan cincin batu yang dimilikinya dan meminjam kekuatan batu tersebut. Ia membacakan sebuah mantra hingga cincin tersebut mengeluarkan tenaga yang kuat dan mendorong Flos turun lebih jauh. Ia pun terlepas dari genggaman Nunc dan mereka berpisah.   Nunc tidak bisa berbuat apa-apa. Ia merasa kalah telak. Bahkan keponakannya tidak bisa dijadikannya sandra. Ia melihat Flos turun lebih jauh dibanding dirinya sambil menggertakkan gigi. Tak lama setelah itu ia melihat Flos menghilang dan dia memasuki atmosfer Bumi. Beberapa detik kemudian, ia pun menerjang tanah yang gersang dan sebuah lubang terbentuk di tanah berdiameter 700 meter. Ia terjatuh di gurun pasir yang luas.   Ia tampak kesal, dan berkata, “Huff..” Ia mengingat tentang Flos yang lari darinya. Ia harus memulai dari awal lagi. Mengingat hal tersebut membuatnya ingin memukul sesuatu.   Nunc mencoba berdiri dengan wajahnya yang penuh kesal itu. Ia melihat lubang yang besar terbentuk karena hantaman tubuhnya. Tubuhnya tidak kenapa-kenapa. Ia hanya diselimuti oleh pasir yang lengket di tubuhnya. Ia mencoba berdiri dan membersihkan pasir-pasir yang menempel. Ia melihat ke ujung puncak tanah dan merasa sangat malas untuk naik ke atas karena itu sangat jauh.    Di arah timur, sewaktu mengamati mulut lubang itu,  ia melihat seseorang berdiri. Ia tidak dapat melihat siapa yang sedang berdiri tersebut karena cahaya membelakanginya. Ia menunggu sebuah suara keluar dari mulutnya, tetapi, tidak ada. Ia menunggu dan tidak sabar.   “Hei!” Teriaknya.    Ia hanya bisa melihat bentuk badan seorang Mungkit dengan lapisan hitam di tubuhnya. Ia penasaran karena yakin bahwa makhluk tersebut pasti mengenalnya. Ia berjalan menuju tempat ia berdiri dan lama kelamaan orang yang melihatnya bertambah menjadi dua, lalu tiga, dan empat orang.    Nunc berjalan dengan cepat dan mulai melihat sosok manusia. Ia membolangkan mata mengapa manusia tersebut tidak mengatakan apapun. Ia berjalan dan semakin mendekat. Mereka yang berdiri tersebut ternyata lebih dari satu. Mereka kemudian membungkukkan diri dan mengucapkan salam. “Ya Tuan! Kami memberikan persembahan!”    Nunc tertawa melihat mereka. Ternyata mereka adalah para Robel yang tinggal di Bumi. Ia sangat senang karena bisa menemukan pelayannya di Bumi dan mereka pun datang tepat waktu. “Aku tidak menyangka kalian menyambut kedatanganku!” Ucap Nunc dengan senyuman lebar lalu diikuti tawa yang lebar dan bertolak pinggang. Ia hanya merasa lucu tentang kejadian tersebut. Mereka pun memperkenalkan siapa diri mereka.    “Perkenalkan saya Cat, Tuan!” Ia menunduk memberikan hormat. “Kami senang menyambutmu di bumi. Selamat datang!” Ucapnya lagi sambil menatap wajah Nunc. Ia memakai kacamata yang membuat matanya seperti akan keluar. Dilihat dari posturnya, tidak terlalu menarik. Ia memiliki perut yang buncit dan tidak terlalu tinggi. Rambutnya tipis dan ditata belah pinggir. Kumis dan jenggotnya menyatu. Ia memakai baju lengan panjang dengan rompi abu-abu. Ia tampak lebih percaya diri dibanding yang lain.   Ia berdiri bersama teman-temannya yang lain. Mempersilahkan mereka untuk memperkenalkan diri satu-satu.    “Bonjour! Saya Slurp!” Kata Slurp yang memakai kacamata hitam bulat dengan rambut spike ke atas. Wajahnya berkerut dengan alis runcing tinggi. Ia penuh dengan kepercayaan diri dan memiliki daya tarik yang tinggi.   Temannya di sebelah, lebih muda dan tinggi. Ia tersenyum dan menyebut namanya. “Saya Six, tuan!” Ia juga memakai kacamata dengan tubuh yang tampak segar dan fit. Ia berbicara dengan bibir tipisnya dan terlihat sexy. Wajahnya paling tampan di antara mereka semua.   Satu temannya yang lain juga mengatakan namanya, “Saya Name!” Ia terlihat seorang yang pendiam. Ia memakai kaos dan syal di lehernya.    Mereka selesai memperkenalkan diri. Nunc sudah mendengar nama-nama mereka yang menjemputnya. Ia penasaran bagaimana ceritanya mereka bisa berada di tempat itu.   “Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku dicampakkan ke bumi?” Tanya Nunc dengan suara pelan.   “Kami melihat gejala alam dan tanda bahwa portal dunia waktu terbuka. Kami juga mendengar beberapa informasi tentang Tuan dari mereka yang dicampakkan sebelum Tuan. Jadi kami mencari dimana tuan terlempar.” Jelas Cat mewakili.   Nunc melihat Cat. Ia terlihat paling pendek dibanding yang lain. Ia mengangguk saat Cat menjelaskannya.    Setelah mendengarkan penjelasan mereka, mereka mengarahkan Nunc untuk berjalan sedikit dan melihat sebuah mobil taft GT F50 berwarna hitam dengan roda-roda yang besar. Ia melihat mobil tersebut dan bertanya, “Ini apa?” Tanya Nunc. Tentu saja Nunc tidak tahu. Ia tidak pernah melihat bagaimana manusia berpindah tempat.   “Ini alat transportasi Mungkit! Mirip seperti Sluppart tapi tidak secepat Sluppart.” Jelas Cat. Ia membukakan pintu untuk Nunc. Ia masuk dan duduk di kursi penumpang depan. Lalu ketiga pria lain, yaitu Six, Name, dan Slurp masuk di bagian belakang yang seharusnya untuk dua orang saja. Mereka terlihat saling memperebutkan tempat yang terluas. Cat melihat ke belakang, menatap mereka dengan tajam seolah-olah sedang memperingatkan mereka untuk diam. Mereka sadar itu, dan tidak ingin terlihat bodoh di depan Nunc. Mereka berhenti saling bergesek dan melihat ke depan. Mobil pun dihidupkan dan mereka pergi dari gurun pasir tersebut.    Ia pun dibawa ke markas mereka. Mereka sampai di depan Bus rusak yang besar yang berada di daerah pinggiran kota. Di dekat bus tersebut terdapat sampah-sampah dari manusia. Awal masuk ke daerah tersebut, ia merasakan bau-bau yang tidak sedap. Ia mencoba bersabar hingga masuk ke dalam Bus.   Saat masuk ke dalam Bus, ternyata dalamnya cukup luas. Di dalam Bus tersebut, barang-barang di tata dengan rapi dan membuat rasa nyaman. Barang-barang yang di tata di dalam bus tidaklah seburuk pandangan di luar bus. Ini seperti rumah gubuk dengan perabotan mahal.   Di dalam bus tersebut ada orang lain yang tinggal. Disana terdapat dua orang lainnya yang sedang menonton televisi. Yang lain sedang membaca dan juga menyapu.    Melihat Nunc datang, mereka berdiri dan memberikan salam.    “Benda kotak apa itu?” Tunjuk Nunc ke arah televisi.   “Itu adalah kotak informasi para Mungkit. Semua perkembangan Bumi ada di kotak tersebut!” Kata salah satu dari mereka yang sedang menonton televisi. Ia memperkenalkan diri, “Nama saya Jumbur!” Katanya menunduk memberi salam. Kulitnya putih pucat dengan kaca mata yang tebal. “Semua yang ada di sini memakai lingkaran-lingkaran di matanya. Kalian tidak bisa mencopotnya?” Ucap Nunc melihat Cat.    Cat tersenyum. “Ini hanyalah style saja. Dengan memakai benda ini,” pegangnya, “Mungkit akan lebih percaya kepada kita. Kita lebih terlihat pintar dan mudah dipercaya!” Jelas Cat.   Nunc mengangguk. Ia harus membiasakan hal tersebut.   Setelah Jumbur memperkenalkan diri, temannya yang menonton bersamanya juga ikut memperkenalkan diri. “Hi Tuan Nunc, saya Staig.” Katanya membungkukkan diri. Lalu ia memperkenalkan teman-temannya yang lain. “Dua orang di sana adalah Brake dan Spong, dan yang menyapu itu bernama Jeli.” Penjelasan Staig membuat teman-temannya yang lain tidak capek-capek berbicara.   “Mengapa kalian tinggal di tempat seperti ini?” Tanya Nunc kepada Cat. Ia duduk di kursi berwarna biru di depan cermin. Sambil berbicara ia memperhatikan wajahnya. Ia melihat wajahnya sudah cukup mirip dengan manusia.    “Untuk bisa tinggal di dunia para Mungkit, kami memerlukan uang! Untuk membeli tempat yang layak, uang kami belum banyak terkumpul. Itu sangat sulit!” Jawab Cat singkat.    “Uang? Apa itu?” Tanya Nunc.    “Itu adalah nilai tukar untuk barang yang kita inginkan! Ketika menginginkan sebuah barang, kita bisa menukarnya dengan uang. Ketika memiliki uang, maka kita bisa melakukan apapun!” Jelas Cat.   Nunc mencoba memahami hal tersebut. Itu adalah hal baru bagi dirinya.   “Bagaimana caranya mendapatkan uang?” Tanya Nunc kepada Cat.   “Menjual barang atau memberikan jasa.” Jawab Cat.   “Uang diperlukan untuk berada di dunia ini?” Tanya Nunc.   Cat mengangguk menjawab pertanyaan itu.   Nunc diam. Ia memikirkan sesuatu. Ia sedang mencari cara bagaimana caranya untuk kembali ke Dunia Waktu dan merebut tahta itu. Ia ingin membalas dendam kepada abangnya, Tunc. Ia tidak mengenal siapapun di Bumi yang bisa membantunya. Ia tidak tahu harus melakukan apa agar bisa kembali ke tempat asalnya. Ia melihat Cat. Ia mengajaknya berbicara berdua saja. Sebelum ia membicarakan maksud dan tujuannya, ia mengatakan agar tidak mengatakan hal ini kepada teman-temannya yang lain.   “Apakah kau tahu cara untuk kembali ke dunia waktu?” Tanyanya.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD