17. Ujian Untuk Jason

1058 Words
“Kenapa kamu terlalu memanjakan mereka?” tanya Searlus menoleh menatap istrinya yang kini membaca majalah fashion. “Memangnya kenapa kalau aku memanjakan mereka, Sayang? Salah?” “Salah kalau kamu memanjakan mereka di depanku.” “Sayang, kamu tidak boleh egois seperti itu. Aku tidak mau hubunganmu dengan Jason malah makin tidak baik. Dia itu sebenarnya hanya minta satu hal padamu. Dia ingin kamu membebaskan dirinya dan stop untuk mencegatnya.” “Sudah aku katakan kepadamu. Aku melakukan ini kepadanya karena ingin yang terbaik.” “Aku tahu, Sayang. Kamu ingin yang terbaik untuknya. Siapa yang melarang itu? Aku tidak melarangnya. Hanya saja, dengarkan pendapatnya dulu, kita ingin yang terbaik untuk putra kita tapi belum tentu itu yang terbaik menurutnya,” kata Katelyn menatap wajah suaminya yang saat ini menatapnya tajam dan ingin sekali memarahinya, namun Searlus bukan tipe pria yang akan marah padanya, yang akan membentaknya atau ngambek kepadanya. Searlus selama ini selalu mengalah darinya, hanya saja terkadang Katelyn pun takut untuk melakukan sesuatu yang tidak suaminya inginkan. Jadi, terkadang Katelyn memaksakan diri untuk memihak suaminya meskipun ia tidak mau ada perdebatan. “Apa yang kalian bicarakan?” tanya Lelin baru keluar dari lift dan melangkah menghampiri anak dan menantunya itu, lalu duduk di hadapan keduanya. “Mom, ini sudah malam sekali, kenapa Mommy turun?” tanya Katelyn. “Tidak ada masalah, Nak. Mommy hanya belum mengantuk,” jawab Lelin. “Sienna dan Jason sudah pulang?” “Mereka sudah pulang, Mom.” Katelyn mengangguk dan tersenyum menatap wajah ibu mertuanya itu, kali ini Katelyn senang karena yang menang dari kompetisi ini adalah ibu mertuanya, karena beberapa waktu lalu sebelum Jason dan Sienna menikah, Katelyn menanyakan kepada Jason, siapakah yang akan ia pilih, pilihan neneknya atau pilihan ayahnya, dan Jason menjawab ia sebenarnya sudah lama menyukai pilihan neneknya, dan mereka sudah berteman lama. Karena itu, Katelyn senang dan bahagia ketika ibu mertuanya menang. “Mommy, kenapa Mommy ikut campur dengan urusanku?” tanya Searlus menatap kesal pada ibu kandungnya. “Ikut campur yang mana? Mommy tidak pernah ikut campur. Urusan perusahaan? Mommy tidak pernah tahu,” geleng Lelin. Karena harta yang Searlus miliki saat ini karena Searlus ahli waris dari Lelin dan almarhum mantan suaminya. Sementara Jason akan menggantikan ayahnya jika nanti sudah pensiun. “Ikut campur urusanku dengan menjodohkan Jason dengan gadis itu,” geleng Searlus. “Oh jadi kamu masih dendam pada Mommy. Karena Mommy menang?” kekeh Lelin memandangi menantunya yang kini terkekeh. “Searlus, Mommy itu tahu betul bagaimana keluarga Summer, mereka itu keluarga yang baik dan ramah. Mommy mengenal Hussie dari sejak lama, dia memiliki kekayaan yang sebanding dengan kekayaan kita. Sementara Sienna adalah lulusan terbaik dan memiliki pendidikan yang tinggi, dia juga ahli waris satu-satunya keluarganya. Dia tidak memiliki saudara, jadi sama dengan kita.” “Mommy, tapi keluarga Harley adalah rekan bisnisku.” “Meskipun keluarga Harley rekan bisnismu dan membatalkan kerja sama denganmu, jangan terlalu di ambil pusing, keluarga Summer lebih kaya dari mereka.” “Jadi, Mommy akan tetap menjodohkan Jason jika andaikan teman Mommy itu adalah orang tak punya?” tanya Searlus lagi. “Tetap.” “Kenapa bisa begitu?” “Karena janji tetap janji dan janji adalah hutang, bukan karena Sienna kaya raya atau keluarganya terpandang, meskipun Sienna miskin, tetap saja Mommy akan menikahkannya dengan Jason, karena mereka itu memang jodoh, dulu Mommy dan neneknya Sienna melakukan ritual lama untuk menyatukan Jason dan Sienna, meskipun terdengar tidak masuk akal, tapi sebagian besar orang dulu memang percaya pada ritual seperti itu.” “Jadi, Mommy sudah pernah menyatukan Jason dan Sienna dulu?” “Iya.” “Bukankah kata Mommy, Mommy baru bertemu dengan Aunt Hussie baru-baru ini?” “Benar. Mommy baru bertemu dengannya baru-baru ini, setelah bertemu kami langsung menjodohkan cucu kami.” “Terus, sejak kapan Jason dan Sienna, Mommy dan Aunt Hussie satukan?” “Sejak dulu,” jawab Lelin. “Begini, Mommy dan Aunt Hussie itu terakhir bertemu ketika Jason usianya 1 tahun.” “Aku tidak ingat,” kata Katelyn. “Ketika usia Jason sudah satu tahun, menantu Hussie hamil, dan kami melakukan ritual untuk menjodohkan mereka di masa depan,” jawab Lelin lagi. “Dan, setelah menantu Hussie melahirkan, mereka pindah ke negara lain dan baru kembali ke negara ini setelah usia Sienna 5 tahun, tapi karena kita juga sudah pindah, jadi kami bertemu baru-baru ini.” Katelyn mengangguk. “Dulu, Mommy ini paling banyak temannya,” bisik Searlus membuat Katelyn tertawa kecil. “Jadi, jangan marah jika Mommy menjodohkan Jason dan Sienna.” “Jika nanti Sienna hamil dan melahirkan, kamu jangan ikut jejak Mommy,” kata Searlus. “Hem?” Katelyn menoleh dan menatap suaminya. Lelin tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan putranya itu, usia Lelin memang sudah setengah hidupnya, jadi ia harus mendapatkan cicit dulu, setelah menikahkan Jason dan Sienna. Karena, Lelin ingin Searlus dan Katelyn memiliki kehidupan baru setelah ia meninggalkan keluarganya dan pergi selama-lamanya, itu lah yang sering Lelin dan Hussie bicarakan. Jason baru selesai berganti pakaian di ruang ganti dan keluar ke kamar mereka, Jason menutup matanya ketika melihat Sienna membuka pakaiannya, tanpa melihat ke belakang. Jason kembali masuk ke kamar ganti dan mengelus dadanya yang memburu di dalam sana. Jason benar-benar melihat punggung Sienna yang sungguh bening dan putih, Jason mengelus dadanya lagi dan merasakan jantungnya berdetak begitu kencang. Sienna memang orang yang sembrono, ia berpikir Jason akan lama berganti pakaian, karena gerah, ia lalu membuka pakaiannya dan menggunakan baju handuk, mereka harus membersihkan tubuh mereka karena seharian beraktifitas di luar. “Xav, kamu masih lama?” teriak Sienna membuat Jason menghela napas halus dan keluar dari ruang ganti. Lalu, melihat Sienna sudah mengenakan baju handuk. Jason mengembuskan napas dan mengelus dadanya. “Ada apa denganmu? Kamu terlihat gelisah,” tanya Sienna. “Aku tidak apa-apa. Ada baiknya cepat mandi sana,” kata Jason. “Xav, kamu jangan gila,” geleng Sienna lalu masuk ke kamar mandi dan membiarkan pakaiannya tadi di atas sofabed, sungguh Sienna sembrono sekali. Jason lalu menggelengken kepala dan mengambil pakaian Sienna lalu menaruhnya di keranjang cucian kotor, Jason harus lebih tahan banting ketika satu kamar dengan Sienna, karena Sienna akan selalu melakukan kebiasaannya, Sienna akan selalu menguji imannya dan Sienna akan selalu menguji pertahanannya. Jason takut suatu saat nanti ia menyentuh Sienna dan tidak perduli lagi dengan sudut pandangan Sienna yang membuat hati Jason terus berdebar tak karuan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD