Max terdiam melihat Kanaya makan dengan lahap. Merasa ada yang memperhatikan Kanaya pun mengangkat kepalanya menatap Max penuh tanya. “Lo mau coba makan pakai tangan?” tanya Kanaya ingin menyuapi Max, tapi pria itu menolak. “Makan pakai tangan itu nggak bersih, banyak kotoran di kuku yang masuk ke dalam tubuh,” kata Max sembari menikmati makan malamnya. “Itulah gunanya potong kuku. Anak TK di sekolah gue setiap hari berbaris di halaman sebelum masuk kelas terus periksa kuku.” Max menatap Kanaya yang lahap menyantap lalapannya. Kerupuk pun tidak luput ada di atas piring. Max tidak menyangka akan bertemu gadis bar-bar seperti Kanaya. Max merasa senang karena Kanaya tidak berubah menjadi orang lain di depannya. “Saya tidak suka makan di sini. Lain kali bawa saya ke restaurant. Atau wa