Malam kedua, Sarah begitu di perlakukan dengan baik oleh wajah wajah menyeramkan yang menurut Sarah, karena walaupun mereka memperlakukannya dengan sangat baik selama dua hari ini, tapi tetap saja pandangan dan cara bicara mereka masih dengan suara ketus dan dingin.
Berbeda dengan pria yang sudah dua hari tak memunculkan diri dirumah megah itu, pria itu sering tersenyum, tapi sebaliknya dia jarang sekali berbicara, sempat Sarah mengira pria itu adalah pria bisu dan tak bisa bicara.
Udara malam terasa lebih dingin dari biasanya, Sarah memeluk lututnya di atas kerusi sambil memperhatikan orang orang itu sibuk dengan urusan masing masing.
Karena dari sejak siang mereka sudah berencana untuk buat pesta barbeque nanti malam.
Dan saat ini mereka sudah bersiap siap di belakang rumah megah itu membuat pesta barbeque, mereka sama sekali tidak meminta pertolongan dari pelayan atau pun pengawal, Mereka menyiapkan bahan dan tempat memanggang sendiri.
" Seperti gadis tawanan Dylan itu kedinginan.." kata Brian yang melihat gadis itu sedang memeluk dirinya sendiri, dia juga sendirian tak berkumpul bersama yang lain.
" Kamu kedinginan.." tanya Abigail sambil menghampiri Sarah. " Ini jaket."
" Abigail.. baik sekali pada gadis itu.." kata Kim.
" Terima kasih.." kata Sarah lalu memakai jaket tersebut.
" Sebenarnya siapa gadis itu.." Tanya Natasha pada Natalie yang duduk di sebelahnya saat ini.
" Apa kamu sama Lee salah culik ya.." kata Natalie pada Nick pula.
" Aku rasa tidak, gadis itu saja yang pintar akting.." jawab Nick karena hanya dia saja yang tak merasa ada yang janggal.
" Aku sudah menyuruh anak buahku untuk menyelidiki latar belakang gadis itu.." kata Brian yang setuju dengan Natalie, kalau Nick dan Lee salah culik.
" Duduk disini.." kata Abigail sambil mempersilakan Sarah duduk.
" Terima kasih, Nona Abi.." kata Sarah.
" Kalian sudah kenalan.." tanya Natasha melihat Abigail begitu nyaman dengan Sarah.
" Sedikit.." jawab Abigail datar.
" Nanti jam satu aku sama Natalie akan ke markas.." kata Nick pada semua.
" Katanya malam ini kita akan bersenang senang.." protes Natalie.
" Tidak bisa kita ada pertemuan dengan klien besok jam tujuh, kita harus memeriksa persediaan senjata, jangan sampai ada kesalahan karena klien kita ini adalah klien tetap selama ini.."
" Baiklah.." jawab Natalie pasrah.
Sudah lewat malam, Nick dan Natalie sudah pun meninggalkan mereka sejak satu jam yang lalu.
Kim pun telah pergi berapa menit yang lalu, dia akan ke markas dua.
Kini tinggal Brian, Natasha, Abigail dan Sarah, sejak tadi Sarah sudah menguap terus tapi dia enggan berpamitan untuk masuk terlebih dahulu, apalagi yang mengajaknya berkumpul disana adalah Abigail.
Abigail yang baru menyadari Sarah sudah sangat lelah berkata. " Sar, kamu ngantuk ya? ayo.."
" Huh?" Sarah dengan mata yang sudah memerah memandang Abigail. " Masuk?"
Abigail mengangguk kemudian melihat kearah Natasha dan Brian yang masih berenang di kolam renang.
" Guys!" Natasha dan Brian melihat kearah Abigail dan mengangkat alis tanda berkata.
" Kami duluan.." kata Abigail dan terus meninggalkan halaman belakang bersama Sarah.
" Akhirnya!" Natasha senang bukan main, akhirnya dia tinggal berdua dengan sang pujaan hati.
Dia berenang ke pinggiran menghampiri Brian yang hanya duduk di pinggiran kolam.
Tanpa aba aba Natasha dengan senyuman nakalnya memegang milik Brian yang masih dalam boxer.
" Tasya.. ahh! Jangan.." Brian melihat ke belakang takut teman temannya ada yang kembali. " Arghhh!" Brian frustrasi dengan permainan wanita itu.
Brian langsung turun ke dalam kolam dan langsung mengangkat Natasha, kini mereka bergantian.
Brian membuka kedua paha Natasha, lalu tangannya langsung di masukkan ke dalam milik Natasha, dia menyelipkan masuk dari pinggir kain segi tiga wanita itu.
" Aku akan menyiksamu malam ini.." geram Brian, dan Natasha bukannya takut malah tersenyum nakal.
" Lakukanlah.. shh, ahh.."
Kedua kaki Natasha bergetar lalu merapatkan kedua kakinya, tusukan jari Brian biarpun nikmat tapi sangat geli.
" Bae... Aaahh!" p****t Natasha terangkat dengan kepalanya mendongak ke atas.
" Bae.. aku.. aku.." mulut wanita itu terus berbuka dan mengeluarkan desahan.
" Kenapa hemm?" Geram Brian sambil menahan kedua paha wanita itu.
Brian semakin menjadi jadi, dia tampak geram melihat Natasha yang terus mendesah.
Tak lama kemudian, Brian membenamkan wajahnya di antara kedua paha gadis itu, dan jarinya turut terus berkerja.
" Aaah!" Natasha memegang rambut Brian bahkan sampai menjambaknya dengan p****t terangkat ketika puncaknya menghampiri, hal itu juga membuat wajah Brian semakin terbenam di liangnya.
" Aahhh!" Natasha mendesah panjang ketika dia mencapai puncaknya.
Cairan hangat membasahi wajah Brian yang enggan mengangkat wajah dari bawa sana, dia menjilat, menggigit, menyedut membuat seluruh tubuh Natasha bergetar hebat dan terus terhempas ke lantai tepian kolam.
" Aahhh! Brian, sudah!" Nafas Natasha sudah terputus putus.
" Bae!" d**a wanita itu membusung tanda puncak keduanya sudah mau sampai.
Brian yang sadar itu menarik kedua paha gadis itu lalu memeluknya erat.
" Aaahh!" Natasha sudah tak bisa bergerak saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah mendesah dan menikmati.
" Aaahh!" Natasha sudah mencapai puncak keduanya tapi Brian masih tak berhenti bermain disana bawa, dia akan memberi pelajaran pada wanita nakal itu.
" Bae.. Aahhh! Ampun.." kepala wanita itu di gelengkan kiri kanan, dia menyerah kalah
" Ampun!"
Brian mengangkat kepalanya sambil tersenyum mengejek, mudah sekali gadisnya itu menyerah kalah.
" Apa hem? Ampun.." Brian kembali menunduk sambil menjilat inti wanita itu sekilas.
" Aah!"
Brian naik ke pinggiran kolam, lalu melihat Natasha yang masih menikmati sisa sisa klimaksnya.
" Hey ayo bangun!" Brian sudah bersedia sambil mengeluarkan pusaka kebanggaannya dari dalam boxer.
" Bae.. aku masih lelah.." Natasha merengek lalu membelakangi pria itu.
" Enak saja kamu.. ayo bangun!" Brian memaksa wanita itu untuk bangun. " Aku tidak menyuruh kamu menggodaku tadi, sekarang rasakan akibatnya.."
Natasha mendelik kesal lalu memandang Brian yang sudah sangat bersedia.
" Apalagi ayo naik, buka celana dalammu."
Natasha masih terdiam di tempat, hal itu membuat Brian geram.
Brian langsung melorot kain segi tiga itu dari kaki Natasha, lalu mengangkat tubuh wanita itu naik atas pangkuannya.
" Ahh!" Desah Brian saat milik Natasha menyentuh miliknya. " Angkat pantatmu, honey.." perintah Brian, dia tahu wanita itu masih lelah, tapi Brian tak peduli, siapa suruh Natasha rajin sekali menggodanya.
" Ahh.. aaah! Aaah!" Hidung Natasha kembang kempis dengan mata berkaca kaca bukan karena kesakitan, tapi itu benar benar nikmat.
" Enak, honey.."
Natasha hanya mengangguk sambil mencari kenikmatannya sendiri.
" Ayo bergerak, sayang.."
Natasha patuh, dia menggerakkan pinggulnya yang awalnya pelan, lama lama gerakan itu beruban jadi brutal. " Aahhh!"
Brian menarik Natasha dalam pelukannya, lalu dia yang mengambil kendali.
" Aahh! Bae...aku hampir sampai.." jerit Natasha. " Ahhh.. aaah.. aaah.." Natasha memeluk kepala pria itu dengan erat.
Brian pun semakin memeluk erat pinggang Natasha dan menumpahkan cairannya di dalam milik Natasha. " Argh!" Desah Brian.
" Ahh!" Dia melepaskan Natasha dan sama sama mengatur nafas.
" Ayo. lanjut di kamar.." kata Brian setelah lama terdiam.
" huh?"
" Apa huh?" Tanya Brian sambil memberikan tatapan tajam kearah Natasha. " Aku belum puas.."
" Tapi aku sudah lelah.."
" Aku tidak peduli."
***
" Lee.. bangun!" Dylan memukul b****g Lee yang sedang tertidur nyenyak.
" Apa, Lan.." Lee memutar tubuhnya menghadap Dylan. " Astaga! Ini jam berapa?"
Lee mengambil arloji mahalnya di atas meja.
" Jam satu.." dia menatap kaget kearah Dylan.
" Orang itu sudah tertangkap.." kata Dylan tanpa dosa.
" Terus urusan sama aku apa Dylan?" Geram Lee karena Dylan sudah mengganggu tidurnya.
" Urusan sama kamu? karena kamu adalah secretary—Ku.." jawab Dylan lalu meninggalkan Dylan.
Lee yang geram menghentakkan kaki dengan kuat lalu mengikuti Dylan.
Sesampai mereka di ruang bawa tanah, seorang pria yang terikat dengan wajah babak belur, di pandang tajam oleh Dylan.
Lee sekali lagi mendelik kesal, melihat kehadiran Nick dan Natalie di ruangan itu.
" Jangan sampai aku memenggal kepalamu, Lee.." kata Dylan yang menyadari Lee saat ini dalam mood merajuk.
Nick dan Natalie menahan tawa, apalagi melihat Lee masih mengenakan baju tidur dengan corak doraemon, benar benar sama dengan sifatnya yang membenci kekerasan.
" Yalah, bos Dylan.." kata Lee sambil berusaha tersenyum. " Lalu apa yang harus aku lakukan."
" Kamu boleh kembali ke kamarmu.." jawab Dylan tanpa dosa.
Akhirnya tawa Nick dan Natalie pecah apalagi melihat Lee yang mengetap giginya tapi tak bisa berbuat apa apa.
— Bersambung —