Gissila menunggu di ruangan Aldrich dengan cemas. Ia sesekali menatap jam yang ada di dinding. Tidak seharusnya, pria itu terlambat jika bertemu dengannya. Namun, kenapa sekarang menjadi seperti ini? Wanita itu yakin semua yang terjadi adalah karena Jazlyn. Beberapa menit kemudian, kegelisahannya terobati karena Aldrich masuk ke dalam ruangan. Seperti biasa, ia hormat kepada nya. "Yang Mulia," panggil Gissila penuh kelembutan. Aldrich menatap Gissila dengan pandangan dingin, lebih dari sebelumnya. Hal itu tentu membuatnya sedikit menggigit bibir bawah wanita sampai berdarah. Bertahun-tahun mengabdi, rasa hormatnya tidak kurang. Akan tetapi, ia mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan. "Katakan!" perintah Aldrich masih dalam posisi mencekam. Suara yang dikatakan terasa mengintimidasi