Prolog
Jazlyn terpaksa menjalankan misi sendirian untuk pertama kali menuju ke masa lalu, dimana anak dari Raja Iblis mulai lahir. Gadis itu pergi dalam keadaan kacau karena iblis menyerang ke Distrik Empat. Semua itu berkat keras kepalanya Adam yang mendorongnya masuk ke dalam kapsul waktu.
Beruntung Jazlyn mudah beradaptasi dan memilih jalan cepat untuk segera menyelesaikan misinya. Gadis itu memutuskan untuk melamar kerja ke sarang musuh. Namun ia tak tahu kalau kedatangan ke Graham Company adalah awal dari pertemuannya dengan Aldrich.
"Tunggu!" teriak Jazlyn.
Aldrich yang ada di dalam lift diam, menatap Jazlyn dari atas sampai bawah karena merasakan bahwa gadis itu sangat memikat, apalagi aroma yang tercium tanpa sengaja ke rongga hidungnya.
"Terimakasih."
Jazlyn masih sibuk mengelus d**a, dan masih belum menyadari kalau pria yang ada disampingnya sedang menatap penuh gairah dan rasa dahaga.
Ketika perasaan gadis itu mulai aneh, dia menoleh seketika. Mata cantiknya di buat terkejut melihat maha karya luar biasa. Pikirannya langsung kosong, seperti gadis lain pada umumnya yang memuja ketampanan.
"Siapa namamu?"
Tanya Aldrich begitu penasaran dengan sosok gadis yang ada di sampingnya. Baru pertama kali dalam hidupnya, setelah sekian ratus tahun ada hal aneh yang memicu aura iblisnya keluar. Pria itu bahkan sempat tak bisa mengendalikan diri.
Melihat pria itu, Jazlyn terbengong. Bayangkan saja, maha karya terpampang nyata itu adalah karya Tuhan. Dia seperti dewa berbentuk manusia adalah hal terlemah oleh semua kaum hawa. Termasuk dirinya, Tapi, ia harus tahan semua itu. Tujuannya kesini adalah untuk menyelesaikan misi.
"Ja-Jazlyn."
Lihatlah Jazlyn sampai gugup setengah mati, seperti gadis kebanyakan.
Aldrich melirik ke arah amplop coklat yang sedang dibawa oleh Jazlyn. "Mau melamar kerja?" tanyanya dengan dingin.
Jazlyn langsung mengangguk cepat lalu menunduk tidak berani menatap wajah pria itu. Takut di luar kendali. Sang pria menyeringai melihat tingkahnya. Ia semakin mengeluarkan hawa pemikatnya. Namun, gadis yang bernama Jazlyn tidak bereaksi
sama sekali.
'Menarik' batinnya sambil mengendus aroma Jazlyn. Pria itu berjalan ke arahnya, menepis jarak diantara mereka. Tangan kekar pria itu di menempel di dinding lift untuk mengungkung gadis tersebut.
Jazlyn sampai kaget dibuatnya. Tidak mungkin pria tampan itu tertarik padanya. "Stokingmu, sobek." Bunyi lift terbuka, pria itu beranjak pergimeninggalkan gadis itu sendirian. Jazlyn masih terbengong sampai rahangnya jatuh ke bawah. Ia kemudian baru sadar saat pria itu menjauh.
"Astaga…memalukan!" geram Jazlyn dengan wajah memerah saat melihat stocking yang sobek di bagian betis kirinya. Gadis itu berharap tidak akan bertemu lagi dengan pria tampan itu. Tapi, harapan tinggal harapan. Kenyataannya, ia akan tetap berurusan dengan pria tampan mempesona, seksi, menggairahkan dan hot.
Namun, Aldrich tidak benar-benar meinggalkan tempat itu, melainkan dia bersembuyi untuk melihat kepergian Jazlyn. Sampai akhirnya, gadis itu masuk ke dalam sebuah ruangan. Dengan wajah tampan penuh pesona, ia menyeringai dan langsung menghilang, muncul di mana gadis itu berada. Apa yang terjadi selanjutnya? Kita menengok ke belakang, sebelum Jazlyn memutuskan untuk bekerja di perusahaan megah itu.