Part 3
"Masuklah..."elena menarik milea yang masih enggan melangkah,bukan karena tidak suka namun lebih tepatnya ia merasa gugup dan takut karena baru kali ini ia merasakan debaran jantungnya berdetak begitu kencangnya. Bahkan belum bertemu saja sudah membuat milea berdebar,ia tidak bisa membayangkan jika dirinya bertemu langsung dan juga mengobrol banyak dengan gavin,ya tuhan...hanya membayangkan saja wajah milea sudah memerah."tunggu sebentar..aku akan mengambil yang kau butuhkan...!!berkelilinglah...bukankah kau sudah lama tidak berkunjung kemari...!!jika mom melihatmu aku yakin dia akan histeris..."
Milea tersenyum sinpul"kau berlebihan..."setelah kepergian elena milea segera melangkahkan kakinya,ia berkeliling sembari melihat'lihat pemandangan yang disuguhkan oleh mansion mewah milik keluarga gardner,langkahnya terhenti mana kala ia melihat sesuatu yang aneh. Pria bertubuh kekar bertelanjang d**a tengah merangkak mengendap'endap. Entah siapa pria itu karena gelagat anehnya milea merasa ada yang tidak beres. Ia segera meraih alatpel yang terletak tidak terlalu jauh darinya. Milea mulai berjalan mengendap agar pria kekar itu tidak mengetahui langkahnya,tanpa melihat wajah sang pria aneh itu milea segera mengayunkan alat pelnya,menghantam punggung pria itu hingga tersungkur.
"Awwww....apa yang..."
"Pencuri...pencuri...rasakan...rasakan..."milea menghantam pria itu hingga membabi buta,menghiraukan teriakan pria itu,pria yang tersungkur dilantai sambil meringkuk melindungi kepalanya dari hantaman alat pel milea.
Mendengar kegaduhan dilantai bawah elana segera berlari menghampiri milea yang tengah memukul'mukul kakaknya"lea apa yang kau lakukan..."
"Elena...dia pencuri..."
Elena geram,ia segera menarik paksa alat pel milea,menghempaskannya begitu saja kelantai"lihatlah siapa yang kau pukuli sedari tadi.."
Milea ternganga saat melihat wajah pria yang kini berusaha bangun"di...dia.."
"Siapa kau beraninya memukuli ku dirumahku sendiri..."geram gavin sambil memegangi lengannya yang terasa ngilu akibat hantaman milea yang bertubi'tubi.
Milea menelan ludahnya dalam'dalam,ia benar'benar tidak menyangka jika pria yang bertrlanjang d**a adalah gavin pria yang telah menyita perhatiannya"ma..maafkan lea uncle.."
Gavin ternganga saat mendengar panggilan gadis menyebalkan dihadapannya itu"un..uncle..kau.."
Elena segera menghadang gavin yang akan melangkah mendekati milea"sudahlah gavin...dia tidak sengaja...bukan salahnya jika menganggapmu pencuri.."
Gavin semakin mendengus kesal mendengar ucapan adiknya"siapa dia..."
"Dia milea...sahabat kecilku.."
Gavin mengeryikan dahinya,mencoba mengingat naman milea dan wajah wanita itu,wajah cantiknya serasa tidak asing baginya,gavin mengangguk saat mengingat jika milea gadis yang pernah ia temui saat pertama kali mengantar elena kesekolah. Bukan hanya itu gavin juga mengingat kenakalan milea kecil,wajar saja milea memanggil uncle karena sedari dulu wanita cantik ini selalu memanggilnya uncle karena perbedaan umur yang terlalu jauh"ya..aku sudah ingat...milea kecil yang sangat dekil dan menyebalkan..."setelah mengatakan itu gavin segera melangkah pergi meninggalkan milea dan elena begitu saja.
Milea ternganga mendengar ucapan ketus gavin.
"Kau harus meminta maaf kepadanya...jika tidak kau akan selamanya tidak dapat mendekatinya..."
Milea menatap elena"aku hanya..."milea mendengus frustasi"jika aku tau dia gavin mana mungkin aku memukulinya elena.."
Elena terkikik mendengar nada frustasi dari milea"sudahlah jangan hiraukan dia...!!"elena memeluk bahu milea"ayo kekamarku saja..."
Milea mengikuti langkah elena namun fikirannya masih terfokus pada gavin,gavin marah..ah..dia benar'benar tidak menyangka akan berahir seperti ini,tidak..milea tidak mau menyerah sebelum berperang. Ia harus berusaha terus untuk mendekati gavin. Harus..ia harus melakukannya bagiamanpun caranya.
"Duduklah..."elena segera menyerahkan tugas yang harus mereka kerjakan"sebaiknya kau menginap disini saja...bukankah kau bilang jika tante hanna dan juga paman oben tengah pergi kecalifornia..??"
Milea mengangguk namun fikirannya masih saja tidak bisa fokus"elena...aku masih memikirkan hal itu..."
Elena terkikik geli,ia segera ikut mendudukkan dirinya disamping milea"ya tuhan...kau masih saja memikirkan hal itu ...!!"
"Emm...aku benar'benar tidak bisa berfikir jernih..."milea menutup wajahnya frustasi"aku tidak mau melihatnya marah..."teriak milea semakin frustasi.
"Ya tuhan...apa kau masih menyukainya...??aku benar'benar tidak menyangka...sudah bertahun'tahun lamanya kau masih saja mempuyai perasaan terhadapnya.."
Milea membuka bekapan wajahnya,menatap elena dengan tatapan tidak mengerti"apa aku juga menyukainya saat aku kecil..??benarkah?kenapa aku tidak mengingatnya..?"
Elana mendengus kesal sambil melangkah kearah pintu"yang kemarin saja kau melupakannya apalagi yang terdahulu...!!"elena segera membuka pintu kamarnya"cepatlah meminta maaf kepadanya...kau tau jika gavin orang yang sangat pendendam..."
"Aku malu..."
"Lakukan...atau tidak sama sekali..."saat elena akan menutup pingunya milea segera beranjak dari duduknya"baiklah..."
Elena tersenyum melihat reaksi sahabatnya itu"lihatlah itu...pintu yang tertutup rapat itu adalah kamar gavin...ketuklah dan meminta maaflah..."
Milea mengangguk dan segera melangkah pergi,tekadnya sudah bulat ia harus berusaha mendekati gavin. Harus...
***
Sejenak milea termangu didepan pintu kamar gavin,ia masih terus berfikir untuk melanjutkan aksi minta maafnya atau tidak,karena ia benar'benar ragu jikalau gavin malah mengumpatinya kesal.
Jika tidak dicoba terlebih dahulu mana aku tau..smangat milea...bukankah daddy mengajarkan padamu untuk meminta maaf meski kau salah atau benar..
Milea mengerdikkan bahunya,ia merasa lebih baik saat mengingat kata'kata yang selalu daddynya ajarkan. Perlahan milea mulai mengetuk pintu kamar gavin,terlihat senyum kemenangan didalam kamar elena,ia merasa milea tengah jatuh dalam perangkapnya dan elena juga merasa bersyukur telah menemukan wanita yang benar'benar menginginkan kakaknya setidaknya ia akan merasa lega jika gavin memiliki seorang kekasih dengan begitu daddy dan mommynya tidaka akan lagi mencoba menjodohkannya dengan pria asing yang tidak ia kenal.
Ketukan pertama tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar,ketukan kedua masih tetap sama hingga ia ahirnya memutuskan untuk tetap berdiam diri didepan kamar gavin. Lama ia menunggu sang pemilik kamar tidak juga kunjung membukakan pintu,perlahan ia mencoba meraih knop pintu membukanya perlahan,mulutnya berdecak kagum tatkala melihat desain interior kamar gavin,terlihat sangat maskulin dan mewah,ah bukan hanya itu yang membuatnya kagum,kamarnya begitu rapi penataan yang pas membuat milea semakin kagum dengan sosok gavin. Milea masih terus berkeliling melihat'lihat seisi kamar gavin dan tampa ia sengaja iris matanya menatap lurus kearah bingaki foto yang terletak tidak jauh darinya,milea mencoba mendekat. Foto gadis kecil yang tidak asing terpampang jelas disana. Saat tangan cantiknya mulai meraih bingkai foto suara deheman seorang pria sontak mengagetkannya,alhasil bingaki foto terjatuh dari tangannya.
Prang....semua sudah hancur niat hati ingin meminta maaf malah membuat milea kembali mengulangi kesalahannya,ia segera membekap wajahnya.
Ya tuhan apa yang aku lakukan...
"Apa yang kau lakukan bocah...??"
Masih setia membekap wajahnya milea membalikkan badannya"ma...maaf...maafkan milea uncle.."
"Berhenti...jangan bergerak.."
Milea segera membuka dekapan wajahnya,mulutnya ternganga sempurna saat melihat tubuh sixpack gavin,d**a telanjangnya terlihat makim sexy dengan sedikit air yang masih menetes,handuk yang melilit sempurna dibawah perutnya menandakan jika pria itu baru saja selesai mandi.
Tubuh milea makin menegang saat melihat gavin yang berjalan kearahnya,mata milea ternoda pandangan sexy nan indah tidak bisa mengalihkannya.
Aroma tubuh gavin menyetuak didalam indra penciumannya saat pria itu menarik tubuhnya"aku bilang jangan bergerak...jika kau bergerak pecahan kaca akan melukaimu.."
Tanpa gavin sadari milea semakin menelan ludahnya saat tubuh mereka begitu dekat"apa yang kau lihat..."
Seketika milea menggeleng keras"ak..aku tidak me"
Gavin mengundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari milea seperti biasa alarm bahaya sudah tampak diwajah gadis kecil dihadapannya itu,senyum jail gavin mulai terbit pikiran jailnya mulai memproses"apa kau menyukainya.."
"Eh..??"
"Kemarilah..."seakan terhipnotis akan suara lembut gavin milea melangkah maju"stop...ulurkan tanganmu.."
Milea menurut dan kini mulai mengulurkan tangannya,perlahan gavin menggapai tangan lembut milea mengarahkan pada d**a bidangnya,perlahan hingga kebawah dan slut...
Handuk gavin terlepas"aaaaaaaaaa.....daddy...."milea segera berlari begitu saja,tanpa mau melihat kearah gavin yang terkikik geli sembari memegangi perutnya.
"Rasakan kau bocah...dasar.."gavin segera meraih handuknya kembali"apa kau fikir aku telanjang..