Part 2
Lea kembali melihat sosok pria yang selama ini menyita perhatiannya,pria itu kini telah bersandar dipintu mobilnya sambil terus memainkan ponselnya,pria tampan itu tampak tengah menunggu seseorang,lea sama sekali tidak ingin beranjak dari tempat ia berdiri,ia terus memandang pria itu tampa berkedip,kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya seakan menambah nilai plus dari cara gayanya berbusana,t shirt hitam yang membungkus badan tegapnya dipadu dengan celana compang camping dibagian lutut semakin membuatnya terlihat sangat tampan dan menawan.
Dada lea seakan berhenti berdetak saat melihat pria itu kini menatapnya dan senyum pria itu membuat tubuh lea serasa lemas.
Apa dia tersenyum kepadaku..??tanya lea dalam hati,meski ia tau jika pria itu tidak mungkin tersenyum kepadanya. Siapa dia dan mau apa dia tersenyum kepada wanita yang sama sekali tidak ia kenal.
**
Lean tak henti'hentinya tersenyum,kebahagiaan tersendiri bagi lea saat melihat sosok tampan yang selalu berdiri didepan pintu gerbang sekolahnya.
Bahkan ia sendiri pun tak tau kenapa dadanya selalu berdetak hebat saat melihat pria itu,apa ini yang dinamakan cinta pertama,bahkan lea sendiri pun tidak pernah mengenal pria itu bisakah hanya melihat saja bisa membuat lea begitu bahagia.
Oh tuhan bahkan lea pun kini benar'benar tidak bisa berfikir jernih,bayangan pria itu terus saja memgganggu pikirannya.
"Lea..."lea segera menghentikan langkahnya menatap elena yang berjalan mendekatinya"bagaimana acara tadi malam..??"
Elena dan lea kembali melangkah kembali menuju ruang kelasnya"kenapa kau tidak datang ..kau tau aku sangat bosan..."
"Benarkah..??ya tuhan apa kau bukan wanita normal..?"
Lea mengeryit mendengar ucapan elena yang asal menurutnya"tentu saja aku normal..."
"Aku hanya tidak habis fikir bagaimana kau bisa merasa bosan...kau tau acara yang miller adakan pastilah sangat meriah...kau juga tentu tau...para pria sexy akan hadir disana...bahkan aku sendiripun sangat ingin menghadirinya..."seru elena,wajah cantiknya kini mulai ditekuk saat mengingat bahwa dirinya tidak diperbolehkan hadir dan itu karena gavin yang menyebalkan itu.
"Siapa yang tidak memperbolehkanmu...?bukankah tante gennie selalu membebaskanmu...bahkan paman ernest tidak akan melawan keputusan tante genniekan..??"
"Bukan mereka yang tidak mengijinkanku melainkan gavin pria bodoh menyebalkan itu..??"
Lea kembali mengeryitkan dahinya,pasalnya ia tidak tau siapa gavin,apa dia pria yang elena ceritakan?pria yang dijodohkan oleh keluarganya entahlah lea sendiripun tak tau"siapa dia..??kenapa dia melarangmu..??"
Elena menepuk keningnya pelan karena kebodohan milea"apa kau tidak ingat ya tuhan...bahkan dulu kau sangat memujanya..??"
"Aku memujanya..??benarkah..??"inilah milea,wanita cantik nan pintar namun sayang ingatannya kadang sedikit berbeda dengan yang lain karena tingkat kepikunannya yang tinggi.
Elena mengeram kesal"ya tuhan...dia gavin...!!gavin gardner...kakakku...ya tuhan begitu lamakah hingga kau bisa melupakannya..."
Milea hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan sahabatnya,jangan dikira dia mengingatnya namun milea tetap milea,butuh usaha keras untuk membuat wanita itu mengingat masa'masa kecilnya,jangankan masa kecil,bahkan tentang kejadian beberapa hari yang lalupun milea tetap tak bisa mengingatnya dengan jernih"apa kau mempunyai kakak.?bagaimana bisa aku tidak pernah melihatnya...??"
Elena kesal jika saja bukan milea mungkin elena akan menendang wanita itu dengan sangat keras agar dia mengingat kembali"ok..mungkin karena gavin dan aku berpisah terlalu lama...wajar saja kau tidak ingat..."elena segera meletakkan tas sekolahnya,mengeluarkan ponselnya dan segera menarik milea agar mau duduk bersamanya"kau lihat ini.."elena memperlihatkan foto masa kecil mereka.
"Ah...dia.."
"Apa kau sudah mengingatnya..??"
"Tidak..."
Elena kembali mengeram kesal"ini...lihatlah ini.."elena kembali memperlihatkan foto'foto kakaknya satu persatu hingga milea ternganga melihatnya. Antara percaya dan tidak percaya.
"Uncle...dia uncle yang pernah aku lihat..!!"
Elena mengeryitkan keningnya"u...uncle..??kau memanggil kakakku uncle..??bahkan dia belum menikah.."
"Benarkah..??ya tuhan...ini benar'benar kabar gembira..."
Elena lembali ternganga melihat reaksi sahabatnya"kau..sudah ingat..??"
"Ya tentu saja....dia pria matang yang sering aku lihat berdiri didepan gerbang sekolah...!!ya tuhan uncle sexy itu adalah kakakmu..?,"
"Uncle sexy...?"wajah elena yang mulanya terkejut kini kembali datar"oke...mungkin karena usia kau dan dirinya yang terlalu jauh kau menganggapnya sebagai uncle...!!"elena menggukkan kepalanya karena membenarkan ucapan milea,usia mereka yang terpaut delapan belas tahun membuatnya memaklumi panggilan uncle yang tertuju pada gavin"dia selalu mengantar dan menjemputku..."
"Benarkah..."
"Ya...tunggu kenapa kau begitu terlihat bahagia..."
Milea hanya mengherdikkan bahunya,senyum liciknya kini mulai terbit,elena tau jika senyum milea mengandung unsur modus.
Bersambung...