Part 4
Handuk gavin terlepas"aaaaaaaaaa.....daddy...."milea segera berlari begitu saja,tanpa mau melihat kearah gavin yang terkikik geli sembari memegangi perutnya.
"Rasakan kau bocah...dasar.."gavin segera meraih handuknya kembali"apa kau fikir aku telanjang..dasar otak mesum..."
Bukan..bukan seperti yang milea fikirkan,didalam handuk masih ada boxser yang membungkus area terlarang gavin. Dan sayangnya milea masih terbilang gadis polos meski terkadang ia sering berfikiran jorok dan fulgar.

"Kau kenapa..??"elena segera menarik lea yang tengah berlari sembari berteriak.
Lea menatap tajam elena,menunjuk tepat didepan wajah sahabatnya itu sembari menghentak'hentakkan kakinya"kau memang jahat..."lea seakan ingin menangis merasa malu akibat kejadia tidak terduga itu"kau mengerjaiku elena..."lea segera melangkah pergi meninggalkan elena yang tergelak sambil terus mengikuti milea.
"Aku sungguh minta maaf lea...begitulah gavin...dia sangat menyebalkan..."lea membalikkan badannya menatap kemabali elena"kau tau...mataku yang indah jadi ternodai karena kau..."dengusnya kesal.
"Ya tuhan...lea memang apa yang kau lihat..."
Lea menggelengkan kepalanya,ingatannya kembali membuatnya malu"kau menyebalkan elena...aku tidak mau bermalam disini...aku pulang saja.."
Elena segera menarik lea yang akan kembali melangkah pergi"baiklah aku minta maaf...!!aku tidak akan mengulanginya lagi dan akan aku pastikan jika gavin tidak lagi menganggumu...dan marah padamu.."
Lea melirik elena,sambil memainkan bibirnya mencoba berfikir sejenak tentang tawaran elena,jika dirinya memaksa pulang pasti ia akan merasa kesepian dirumahnya,namun jika ia tetap tinggal pastilah lea akan kembali bertemu gavin,malu....
"Ayolah...apa kau ingin treon menemanimu nanti malam..??aku yakin jika nanti malam kau sendirian dirumah treon akan menyambangimu..."
Lea kembali mengeram kesal"elena...kau menyebalkan...."
Treon adalah sahabat mereka yang baru saja meninggal karena overdosis dan elena tau jika milea selalu menceritakan hal yang aneh'aneh saat dirinya tengah tidur dan hal mengerikan itu membuat sekujur tubuh lea merinding"bagaimana...??"
"Baiklah...kau harus janji satu hal padaku lena..."
"Ya...apa itu..??"elena kembali menarik milea agar ikut kembali masuk kedalam kamarnya.
Didalam kamar elena milea banyak nercerita tentang masalah keluarganya,bukan hanya itu milea juga menjadi pendengar yang baik bagi elena,mereka saling berkeluh kesah bersama,saling bercanda dan mengumpat kesal,tidak ada yang spesial namun mereka benar'benar tampak menikmati kebersamaan mereka. Hingga mereka kelelaghan dan ahirnya tertidur pulas.
"My little princess apa aku boleh meminta bantuanmu..??"
Milea segera mengerjapkan matanya saat mendengar suara seseorang dibalik pintu kamar elena,dengan malas milea turun dari ranjang menuju pintu"ele-na masih tertidur..."ucap milea tergugup.
Sial...kenapa milea harus bertemu dengannya dengan keadaan seperti ini....
Milea segera mentup wajahnya,ia benar'benar malu,saat bertemu dengan gavin dengan wajah berantakan seperti ini.
Gavin mengeryitkan keningnya melihat tingkah aneh milea"kau kenapa..??"
Milea hanya menggeleng dan maaih tetap membekap wajahnya.
Gavin lebih memilih mengabaikannya"bilang kepada elena aku menunggunya dibawah....mommy dan daddy juga sudah menunggu untuk makan malam..."
Milea hanya menjawab dengan anggukan sebelum kembali menutup pintunya.
Gavin menggeleng tidak percaya melihat tingkah aneh milea"dasar gadis gila..."dengusnya sebelum berlalu meninggalkan kamar adiknya.
***

Elana mendengus sebal karena lagi'lagi ia mendengar perdebatan gavin dengan daddy,bagaimana ia akan bersikap biasa saja saat melihat wajah lea yang tampak tidak nyaman"kau baik'baik saja..??"
Lea hanya tersesenyum kikuk mendengar pertanyaan elena ia tau jika sahabatnya itu merasa tidak enak kepadanya"aku baik'baik saja tenanglah...."
Elena hanya membalas dengan anggukan sambil mengajak kembali lea untuk menuruni anak tangga"tulikan saja telingamu...!!kejadian tidak mengenakkan ini selalu saja terjadi saat gavin berada dirumah..."
"Apa karena itu gavin tidak pernah pulang..??"
Elena mengangguk,percakapan mereka terhenti saat elena dan milea tengah sampai dimeja makan,namun perdebatan gavin dan ayahnya tidak juga mereda. Gennie merasa tidak enak juga saat melihat elena dan juga sahabatnya tengah berdiri didepannya"ah sayang...duduklah..."
Seketika gavin dan ernes menghentikan perdebatan mereka"ah...siapa dia sayang...??"
Elena menatap sang ayah dengan tatapan datar,sedatar papan triplek"dia lea dad...!!apa kau sudah melupakannya..??"
Seketika gennie histeris,benar dugaan elena,mamanya pasti seketika akan histeris melihat anak dari sahabat lamanya"holy crap,kau terlihat sangat berbeda sayang..!!kau terlihat lebih cantik melebihi kecantikan hanna dan juga ketampanan oben.."
Ernes mendengus sebal jika istrinya sudah memuji oben,ia akui oben lebih tampan darinya harusnya gennie tidak mengatakan itu didepannya,apa dia tidak tau jika suaminya tergolong pria pencemburu berat"ingat sayang suamimu ini juga terlihat tampan jika sudah menggunakan jas kebesarannya..."
Seketika milea terkekeh melihat expresi cemburu ernes"benar paman...bahkan kau terlihat lebih gagah dari daddyku..."
Seketika ernes berdiri dan menghampiri milea,memeluknya dengan sayang"kau memang putri kecilku lea..."
Elena mendengus kesal sambil mendudukkan dirinya,menatap jijik drama menggelikan sang mama dan ayahnya"sepertinya elena memang tertukar...dengan lea..."
"Ya tuhan....my little princess masih saja menganggap seperti itu..."gavin memeluk adiknya,lagi'lagi drama tidak bermutu gavin tunjukkan kepada elena"kau tetap little princess termanisku..."
Elana menghempaskan tangan gavin dengan sangat kasar"berhenti memanggilku seperti itu gavin..."
Lea segera ikut duduk bersama dengan keluarga gardner,melihat hidangan yang begitu menggiurkan lea menelan ludahnya,sebenarnya selama ini ia sedang menjaga pola makannya demi menjaga tubuh idealnya,profesinya sebagai modellah mengharuskan lea menjaga berat badannya agar tetap terlihat cantik dan ideal"duduk lea...dan makanlah.."
Lea mengangguk namun ia hanya mengambil super green smootie bowl,mengabaikan kaki panggang babi dan juga steak lidah yang sangat menggoda selera makannya,steak lidah adalah makanan favoritnya namun lagi'lagi lea harus mengingat berat badannya yang harus ia turunkan satu kilo lagi,ya tuhan...ini sangatlah tersiksa"apa kau sedang diet..??"

Lea mengangguk membenarkan ucapan elena.
"Bukankah tubuhmu sudah terlihat sangat ideal lea..??"
Lea menelan smootie yang berada didalam mulutnya,mengusap bibirnya menggunakan tissu yang telah tersedia disebelahnya"fikirku juga demikian namun kotrak kerjasama mengatakan hal lain..!!aku harus menurunkan berat badanmu satu kilo...untuk menjadi ideal..."
Gavin tersenyum sinis"begitulah wanita...selalu memusingkan penampilannya..."
Seketika gennie menyauti ucapan anak sulungnya"karena tuntutan pria wanita rela menyiksa dirinya untuk tetap dipandang menarik...bahkan setelah melahirkan dua anakpun wanita dituntut untuk selalu memiliki berat badan ideal..."gennie melirik suaminya dan berdecak sinis"bukankah begitu ernes..."
Seketika ernes tersendak mendengar sindiran istrinya"ah...tidak begitu sayang..."
Elena tau jika keadaan akan bertambah rumit jika ayah dan mamanya mulai mempermasalahkan masalah keluarga"berhentilah...mom...dan kau.."elena menyikut gavin yang masih asik menyantap hidangannya"bisa kau diam...ini semua ulahmu brengsek..."
Seketika gavin tersendak lalu terkekeh geli"bukan maksudku...seperti itu princess...!!hanya mereka saja yang berlebihan..."gavin meneguk air mineral yang berada didepannya"kau tau jika dad...selalu mengeluarkan air liurnya jika melihat wanita berdada besar berboddy bak
gitar spanyol"
"Hentikan omong kosongmu...dan sekarang kau lanjutkan saja makanmu..."

****
"Lea..."seketika lea menyipitkan matanya saat namanya dipanggil oleh seseorang yang sangat tampan.
"Siapa dia..??"tanya elena saat melihat asian boy melangkah dengan kerennya menghampiri milea.
Lea menatap elena,mengherdikkan bahunya"kau bertanya padaku..??"
"Tentu saja karena dia memanggilmu bodoh..."geram elena.
Seketika lea terkikik geli"sepertinya kau salah...bukankah keajaiban besar jika aku mampu mengingat seseorang begitu saja setelah sekian lama tidak bertemu...dan satu lagi aku bahkan tidak mengenalnya..."lea mulai tersenyum bangga membanggakan dirinya sendiri"hanya aku yang diingat...karena aku adalah seorang model terkenal...berwajah cantik dan juga menggemaskan..."
"Menggemaskan...ah kau benar..."elena mengangguk"berwajah cantik menggemaskan dan juga berdada rata..."elena segera melangkah terlebih dahulu sebelum menerima hantaman kecil tepat dikepalanya"maaf friend kau terlalu percaya diri dan sayangnya kau tidak termasuk dalam kriteria gavin..."
Seketika wajah lea muram,sial...gerutunya sambil melangkah mengikuti elena.
"Lea...apa kau tidak ingat denganku..."milea menatap pria berkulit putih bermata sipit dan juga berhidung mancung,kulit bersih khas pria asia dan wajah yang begitu mulus tanpa bintik,berbeda dengan ciri khas pria eropa dan amerika.
"Jika aku mengingatmu tidak mungkin aku mengabaikanmu..."seru lea dengan entengnya.
Seketika pria tampan itu terkekeh"kau benar...dan kau masih tetap sama lea...!!ingatanmu yang terlalu sempit menbuatmu melupakanku..."
Lea mendengus sebal"beraninya kau mengkritikku..."
"Tentu karena aku adalah taetae...teman masa kecilmu dan juga elena..."
Seketika elena membulatkan matanya"kau park tae young...??anak bungsu dari keluarga park...tetangga masa kecilku dan juga lea.."
Tae seketika mengalihkan pandangannya pada elena yang baru saja keluar dari toilet sekolah"ya tuhan...apa benar kau elena...wanita bertubuh gempal dengan sedikit lemak dikedua pipinya..."
Elana tertawa sumbang,jika saja pria ini bukan park tae young yang dulu mungkin elana sudah menendang bokongnya dan melemparnya jauh keantariksa"kau selalu mengabaikanku tae.. "
"Ya tuhan...tidak...aku tidak mengabaikabmu princess...."tae memeluk erat elena yang begitu cantik dan menawan,tidak kalah dengan milea yang sedari lahir sudah ditakdirkan dengan wajah cantik dan tubuh idealnya.
Lea lebih memilih mengabaikan tae dan elena,bukan maksudnya ia mengabaikan teman masa kecilnya namun kembali kepada ingatannya yang begitu minim dan susah untuk kembali mengingat masalalu,matanya beralih pada pria yang kini tengah berjalan gagah dengan dua orang pengawal disampingnya,ia tau siapa pria itu meski matanya tertutup kacamata hitam,rahang kokohnya menandakan jika gavin makin terlihat sexy. Karena ditumbuhi bulu'bulu halus disekitar tahang kokohnya.
"Gavin..."bagai terhipnotis tubuh kekar nan sexy yang dibalut dengan jas mewah seharga jutaan dolar,milea melangkah mendekati pria itu,namun sayang langkahnya tertahan oleh tangan kekar kedua bodyguard yang mengiringi langkah gavin"lepaskan aku...apa kau tidak tau siapa aku...hah"
Gavin segera menghentikan langkahnya,melepas kacamata hitamnya"lea...apa yang kau lakukan disini.."
"Ya tuhan uncle mengingatku.. "seru lea dengan mata berbinar"tentu saja aku berada disini karena aku adalah siswi digardner high school.."
Gavin mengangguk sambil mencibirkan bibir sexynya"ada yang ingin kau katakan padaku..??"
Lean menggelang"aku hanya ingin menyapamu uncle.. "
"Berhenti memanggilku uncle...bocah.. dan...bukankah kau sudah menyapaku sebaiknya kau kembali kekelasmu...karena aku akan melanjutkan kembali pekerjaanku.. "
Lea ternganga melihat reaksi gavin yang biasa saja,milea mengumpat kesal saat pria itu lebih memilih melanjutkan langkahnya dari pada mengobrol dengannya..."
Dasar kau gavin...ingat...!!aku akan terus mengganggumu hingga kau menyerah....dan kembali memandangku sebagai wanita idaman bukan lagi bocah dekil yang menyebalkan....
Bersambung....