*** Sein terbangun dengan kaget, mendapati Stefan tengah mengungkung tubuhnya. Aroma alkohol yang menyengat dari napas dan mulut Stefan membuatnya semakin panik. “Stefan, apa yang kamu lakukan?!” teriak Sein, berusaha mendorong tubuh atletis pria itu menjauh. Namun, usahanya sia-sia. Tangan Stefan dengan mudah mengangkat kedua tangannya di atas kepala Sein, menguncinya dengan satu tangan. Ketakutan menyelimuti Sein, ia meronta-ronta di bawah kuasa Stefan. Sementara itu, tangan besar Stefan mulai bergelenyar; menjelajahi setiap lekuk tubuhnya, membuatnya semakin cemas. Wajah Stefan semakin mendekat, dan tanpa ampun, ia mencium bibir kenyal Sein. “Hhmmppttt…” Sein terbelalak, jantungnya berdegup kencang. Ia tidak menyangka Stefan akan berbuat seberani ini. Di tengah ciuman yang intens