Accident 9

745 Words
Aku mendesah atau lebih tepatnya menjerit nikmat ketika lidah Raymon mulai menyentuh k******s dan bibir vaginnaaku, sementara Edward masih menempelkan mulutnya pada p****g, dua lidah bermain dengan lincahnya di kedua titik sensitif tubuhku, desahan demi desahan keluar dari mulutku tanpa terkendali. Kuremas remas kepala Raymon yang berada di selangkaaangan dan kutekankan lebih dalam sambil mengocok peniiis Edward. "Ugh.. ss.. copot dong pakaiannya" pintaku sambil mendesah. Kedua laki laki itu berdiri melepaskan diriku dari cumbuannya, melihat kekosongan ini, Edo berdiri menghampiriku, dilemparnya handuk penutup tubuhnya, tampaklah tubuhnya yang cukup atletis dengan peniiis yang menegang, sama besar dengan punya Raymon, dia langsung menyodorkannya ke mukaku. Dengan tersenyum kuraih peniiisnya, kukocok sejenak sambil menatapnya, dia tersenyum. Aku mulai menciumi peniiis Edo, menjilatinya sekujur batang hingga ke kantong bola, cairan bening meleleh dari kepala peniiisnya, terasa asin tapi tak kupedulikan. Peniiis itu segera memasuki mulutku ketika Edward kembali duduk di sampingku, Raymon berdiri di samping Edo menunggu giliran, ternyata Edward mengikutinya, akupun menyesuaikan posisiku, jongkok di depan ketiga laki laki telannjang yang 2 diantaranya baru kukenal bebarapa jam yang lalu. *** Tiga peniiis yang tegang sudah berada di mukaku, kulumanku pada Edo berhenti lalu berganti ke Raymon kemudian dilanjutkan ke Edward, dua peniiis kukocok dengan tangan dan satu dengan mulut, bergantian peniiis peniiis itu memasuki dan mengocok mulutku. Aku begitu b*******h dan semakin terbakar nafssu, sering kali sengaja kudekatkan ke mulut dan ketiganya bersentuhan satu sama lain seakan berebut memasuki rongga mulut yang hanya cukup untuk satu peniiis. Sebentar saja mulutku terasa pegal mengulum seperti itu terus menerus meskipun sebenarnya aku ingin lebih lama lagi bermain oral dengan mereka. Kutinggalkan mereka yang seddang mendesah nikmat, aku telentang di atas ranjang menanti cumbuan ketiga laki laki itu secara bersamaan. Tanpa dikomando lagi, ketiga laki laki itu mengerubungi tubuhku, Raymon dan Edo di kedua putingku seddangkan Edward pada vaginnaa. Inilah sensasi terbaru bagiku, belum pernah aku alami sebelumnya bahkan membayangkan saja tidak berani, hanya ada di film p***o yang sering aku lihat, tiga laki laki bersamaan memainkan mulutnya pada tiga titik sensitif, tiga lidah menari nari dengan bebasnya dan tiga pasang tangan menggerayang sekujur tubuhku, aku mendesah dengan kerasnya merasakan sensasi dan kenikmatan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, sungguh sensasi yang jauh melebihi anganku. Aku tak tahu harus bagaimana, akal sehatku sudah terbenam jauh tertutup naluri hewani yang meledak ledak. Bak seorang putri yang seddang dilayani para budaknya, aku benar benar terbius dan melayang tinggi dalam belaian para b***k b***k nafssu yang seddang melampiaskan hasrat naluri hewannya. Mereka berganti posisi dengan melakukan rotasi, dari ketiga laki laki itu, ternyata Edo yang paling pintar mempermainkan lidahnya di vaginnaaku, dia tahu bagaimana dan dimana melakukan jilatan, kapan saat menyedot dan bilamana perlu sedikit gigitan lembut, apalagi dia melakukan kuluman hingga jari jari kakiku, aku benar benar terbuai dalam ayunan nafssu birahhi. "Kasih Edo kesempatan berdua dulu, biar dia bisa menikmatinya sebelum kita keroyok" seperti sudah menjadi "Kode etik", masing masing diberi kesempatan berdua dulu sebelum memulai permainan. "Satu babak atau paling lama 10 menit" kata Raymon sebelum meninggalkan aku dan Edo berdua di ranjang, Edward mengikutinya duduk di sofa melihat kami berrcinta di atas ranjang. "Thank you" kata Edo sambil memintaku ber-69, aku di atas. Ketika kami seddang asik saling m******t dan mengulum, ternyata Edward dan Raymon sudah berada di depanku, menyodorkan peniiis mereka. Kembali tiga peniiis berada di depanku, dan untuk kesekian kalinya mulutku mendapat kocokan tiga peniiis bergantian. "It's my time guys" kata Edo beberapa saat kemudian sambil memintaku turun dari tubuhnya. Edo segera mengusap peniiisnya pada vaginnaaku yang sudah banjir, aku yang telantang pasrah membuka lebar kakiku dengan lutut ditekuk ke atas, dia menatapku tajam ketika mulai mendorong masuk menguak celah vaginnaa, aku mendesis merasakan peniiis keenam yang mengisi vaginnaaku hari ini, sungguh terasa besar setelah kurasakan peniiis Pak Pram barusan, penuh rasanya. Dia mencium bibirku yang menengadah mendesah nikmat, dilumatnya bibirku dengan lembut saat dia mulai mengocok pelan, desah kenikmatan tertahan. "Pake ini dulu" potong Raymon yang sudah berdiri disamping kami sambil menyodorkan konddom yang sudah dibuka. "Aku bawa sendiri" katanya sambil meminta Edward mengambilnya dari travel bag-nya. Ternyata konddom dia berbeda, berwarna merah menyala dengan kepala anjing di ujungnya, rambut rambut halus menempel di pangkal, terlihat unik. "Tuh aku bawa banyak kemarin dari Singapore, macam macam terserah kalian pilih aja yang kamu suka" katanya seraya menyapukan dan memasukkan kembali peniiisnya ke vaginnaaku, aku mendelik dan melotot kearahnya, terasa sekali perbedaan dengan sebelumnya, jauh lebih nikmat, dan saat peniiisnya masuk semua kedalam, "Kepala anjjing" serasa menggelitik rahimku. *** Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD