Introspeksi diri

690 Words
Perkataan dari sang suami begitu menohok hatinya, Mia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang suami. Mia sadar, karena dirinya telah membuat kesalahan fatal, dimana seharusnya dirinya tidak mengucapkan dengan nada seperti itu jika sang suami tidak ingin marah ke padanya. Semuanya telah terlambat dan Mia harus menerima semua resikonya. Di awal pernikahannya saja sudah muncul tanda-tanda tak mengenakan dihatinya. Lalu, apakah kedepannya akan baik-baik saja? Ya! Mia hanya berharap akan baik-baik saja.. ⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️ Agama Islam sudah mengatur semuanya tentang kewajiban seorang istri terhadap suaminya. Firman-firman Allah dan hadits Rasulullah menjadi rujukan bagi umat Islam. Jangan melanggar apa yang sudah diatur dan sesuai syariat apalagi sampai membuat peraturan-peraturan sendiri. Sekarang tidak sedikit dijumpai seorang istri yang membangkang kepada suaminya, berkelakuan tidak baik terhadap suaminya, bahkan ada sampai memaki suaminya. Padahal suaminya merupakan seseorang pria yang saleh, baik akhlaknya, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Tidak salah perempuan lebih banyak menjadi penghuni neraka. Sabda Rasulullah SAW : “Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, disebabkan mereka kufur“. Ditanyakan: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau bersabda: “Mereka kufur kepada suami, kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: ‘Aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu“ (HR : Bukhari dan Muslim). Mengabaikan wewenang suami sebagai pemimpin rumah tangga. Rumah tangga dipimpin oleh suami dengan segala peraturan yang sesuai dengan ajaran Islam dan Rasulullah SAW. Lantas sudah seharusnya istri menuruti semua bentuk peraturan atau perintah suami. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah suaminya. Menentang perintah suami. Di dalam rumah tangga sudah kewajiban seorang istri untuk mematuhi suami dan taat kepada suami. Istri juga harus menuruti perkataan suami baik larangan atau suruhan asal masih dalam hal kebaikan. Sabda Rasulullah : ” Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) Dari hadits dapat disimpulkan istri harus taat kepada suaminya dengan mengharap ridha Allah SWT. Namun, kewajiban kepada Allah SWT tetap paling utama. Mengesampingkan kepentingan suami karena kepentingan lain. Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : ” Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar terhadap seorang wanita?” Sabdanya : ” Suaminya”. Saya bertanya : ” Siapakah orang yang paling besar haknya terhadap seorang lelaki. ” Jawabnya : “Ibunya”. (HR.Bazaar dan Hakim; Hadits hasan)Mengesampingkan kepentingan suami karena kepentingan lain. Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : ” Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar terhadap seorang wanita?” Sabdanya : ” Suaminya”. Saya bertanya : ” Siapakah orang yang paling besar haknya terhadap seorang lelaki. ” Jawabnya : “Ibunya”. (HR.Bazaar dan Hakim; Hadits hasan) Ridha Allah , ridha suami, Surga istri mengalir dari suami. Membentak atau memarahi suami termasuk ke dalam jenis dosa besar dalam Islam sebab suami adalah orang yang harus dipatuhi dan dihormati. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW juga mengatakan jika sangat tinggi kedudukan suami untuk istrinya. “Seandainya saya bisa memerintahkan seseorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri utk sujud pada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi) “Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tidak suka membicarakan suatu hal yg tidak berguna, tak cerewet serta tak menyukai suara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i) Sebagai manusia biasa, suami pun bisa berbuat salah, dan memang seorang istri seharusnya dapat menasehati dan mengingatkan suami dengan cara yang baik, komunikasi yang baik, bertutur kata lembut, dan mengusahakan untuk tidak menyinggung perasaan suami. Apabila suami dibentak, dimarahi, atau didzlimi, bidadari-bidadari surga akan sangat murka pada istri yang memarahi suaminya tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR. At-Tirmidzi).
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD