My Handsome Fake Nerd # Friend #

3255 Words
⚠️Bijaklah dalam membaca⚠️ ⚠️Mengandung unsur kekerasan⚠️ . . . . . Authour Pov Tidak terasa waktu dua jam berlalu begitu cepat dan sekarang saatnya sebagian penghuni kampus untuk bergegas pulang, begitu pula dengan dua orang yang sedari tadi berada di Ruangan Kesehatan itu. Taehyung Pov Kenapa rasanya dua jam itu terlalu sedikit sih astaga padahal aku masih ingin bersama jennie sambil bercerita dia gadis yang humble saat di ajak ngobrol. " emm jane, bolehkah aku meminta nomor ponselmu? " kataku dengan pelan karena takutnya nanti jane menolak memberiku nomor ponselnya. " boleh tae " setelah menerima ponsel yang ku sodorkan padanya dia segera mengetikkan beberapa angka yang aku yakini adalah nomor ponselnya setelah itu mengembalikan nya padaku. Aku tersenyum dengan lebar melihat nama kontak nya yang tertera di ponselku. " terimakasih jane apakah nanti aku bisa menghubungimu? " tanya ku sambil harap harap cemas. " tentu saja tae kita kan sekarang teman jadi kau bisa menghubungiku " katanya sambil tersenyum menatap ku. " kau bisa pulang terlebih dahulu jane aku harus menunggu jimin dan jungkook dulu untuk menjemput ku disini " ucapku dengan pelan takutnya gadis itu mengira kalau aku mengusir nya. " kau bisa pulang bersamaku oppa aku bisa meminta suga oppa agar membawamu kerumahmu " dia dengan wajah ceria nya. " tidak perlu jane, aku takut merepotkanmu " kataku dengan sungkan bukan apa hanya saja ini adalah pertama kalinya aku dan dia menjadi teman takutnya nanti orang berfikir aku memanfaatkan gadis ini walau pun aku belum tau bagaimana kehidupan nya. Menurut rumor yang beredar dia sama seperti ku masuk melalui jalur beasiswa apa mungkin dia juga orang kurang mampu. Dan juga dia baru saja menyebutkan nama seorang lelaki, aku takut lebih tepatnya merasa tidak enak kalau harus mengikuti mereka bagaimana jika lelaki itu pacar nya. " tenang saja taehyung, suga oppa orang yang baik ko " katanya meyakinkan. " baiklah kalau itu tidak merepotkanmu " kataku dengan pasrah tidak ingin membuat dia kecewa karena sudah membujukku. " aku akan menghubungi oppa terlebih dahulu " Ku perhatikan dia yang sedang menelpon seseorang agak menjauh sedikit dariku setelah beberapa menit kemudian dia kembali. " kita tunggu sebentar lagi, suga oppa sudah dalam perjalanan " aku hanya menganggukkan kepala saja untuk mengiyakan ucapannya. Tidak berselang lama pintu ruangan tempatku dan Jennie berada terbuka. Seorang pria yang terlihat rapi dengan setelan jas kantornya masuk kedalam, melihat ke arahku sekilas setelah itu matanya menatap ke arah jennie berada dengan pandangan matanya padaku tadi. Matanya memancarkan kasih sayang yang sangat besar pada gadis kim itu. Apa mereka memiliki hubungan? Sesaat aku terpaku mendengar lelaki berkulit pucat itu berbicara pada jane. " sayang, apa ada sesuatu yang terjadi padamu " dia melangkahkan kakinya mendekati jane kemudian memutar mutar tubuhnya setelah itu dia langsung memeluk dan mencium kening jane sebentar. Aku membulatkan mataku melihat kemesraan mereka yang tepat berada di depan mataku astaga kenapa juga jane harus berbohong kalau dia tidak memiliki kekasih dan sialnya entah kenapa rasanya hatiku sedikit sakit, apa tadi itu? Sudah jelas lelaki yang sekarang memeluknya adalah kekasihnya. " oppa, bisakah oppa membantu temanku mengantarkan dia ke rumahnya " " tentu nini-ya apapun permintaanmu akan oppa turuti " see bahkan jika aku harus menilai dari caranya memperlakukan gadis itu sudah sangat jelas. " terimakasih oppa " jawabnya dengan mata berbinar dan menghadiahi ciuman dipipi pada pria pucat itu walaupun hanya kecupan tapi melihatnya rasanya entahlah aku tidak bisa menjelaskan nya. Setelah itu lelaki tadi membantu memapahku menuju parkiran di bantu oleh jennie, setelah sampai kami langsung masuk kedalam mobil. " oppa bisakah kita mencari makan terlebih dahulu nini sudah sangat lapar " jangan lupakan bibirnya yang sudah mengerucut. " astaga kenapa dia sangat lucu? Apakah sifatnya memang seperti itu? Sayang sekali dia sudah mempunyai kekasih " Mobil yang kami tumpangi pun berhenti di depan restoran mewah nan megah lelaki yang dipanggil suga oleh jennie pun keluar terlebih dahulu dan mengitari depan mobil kemudian membuka pintu untuk jennie setelah itu membantu memapahku untuk keluar dan masuk kerestoran. Tanpa banyak bicara kami segera mencari meja yang masih kosong untuk duduk. " oppa nini mau ketoilet dulu, kebelet bangat ini " " mau oppa antar? " tanyanya dengan raut khawatir. " aihh tidak perlu oppa, nini bukan anak kecil lagi yang harus di antar, lagi pula tidak lama ko " tanpa menunggu jawaban suga jennie langsung berlari menuju toilet. " anak itu benar benar tidak pernah berubah selalu saja berlari, kalau nanti jatuh baru menangis " aku hanya memperhatikan suga yang masih marah akibat jennie yang berlari tanpa mendengar jawabannya. Keadaan pun seketika berubah menjadi canggung. " jadi, siapa namamu, kenapa nini ku bisa bersamamu " ia bertanya dengan mata yang menyelidik dan wajahnya yang tanpa ekspresi. " ka...kami hanya berteman hyung " aku menjawab dengan gugup. " kita belum berkenalan, siapa nama mu aku yoongi kim kakak dari jennie kim kau bisa memanggilku hyung " Hampir saja aku melompat dari kursi tempat ku duduk ternyata kakaknya pantas saja mereka sangat dekat seperti sepasang kekasih. " aku kim taehyung, hyung bisa memanggilku taehyung pantas saja hyung sangat dekat dengannya " dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah memesan makanan kami diam kembali dengang kecanggungan hingga sebuah suara membuat kami mengalihkan pandangan kami. " oppa nini tidak lama kan " dengan senyum gummy smilenya yang langsung di hadiahi elusan di kepalanya dari yoongi hyung. " hmm sekarang makan dulu setelah itu kita pulang mommy sudah mencarimu dari tadi " Aku yakin dia dari keluarga berada setelah mendengar nama kakak nya tadi lalu apa yang membuat dia seperti anak biasa saja jika di kampus. " hmm.. hmm.. selamat makan " Saat sedang makan aku tidak sengaja melihat ke arahnya karena dia duduk tepat di depanku. Astaga aku melihat pipinya yang chubby bergerak kesana kesini saat makanan masuk dan dikunyahnya sungguh aku ingin mencubitnya. Menggemaskan skali. dia tiba tiba saja mendongak memperlihatkan wajahnya yang sedari tadi menunduk dan mata kami tanpa sengaja beradu pandang. Tanpa di duga dia langsung tersenyum kearahku yang membuatku langsung gelagapan dan mengalihkan pandanganku ke arah makananku yang belum habis untuk melanjutkannya. " Ada apa denganku? Tidak biasanya aku seperti ini di depan wanita. Aku tidak sedang jatuh cinta kan? Hahaha tidak mungkin lah. " Setelah makan kami pun langsung keluar dari restoran dan bergegas pulang mereka segera mengantarkan aku ke apartemenku kalau bagiku itu apartemen mungkin bagi mereka itu hanya sebuah flat kecil. " terimakasih hyung, jane karena sudah mengajak ku makan bersama dan membawa ku pulang " kemudian membungkukkan badanku. " sama - sama taetae besok ayo berangkat bersama " katanya dengan malu dan dia sangat bersemangat. Aku mengalihkan pandanganku pada yoongi hyung yang langsung di balas anggukan kepala. " tapi aku takut merepotkan " kataku tak enak. " tidak taetae lagi pula rumahku dan rumahmu searah jadi setiap aku akan ke kampus aku pasti melewati apartemenmu iya kan suga oppa? " aku kaget karena suaranya yang berteriak. " iya sayang iya kau akan berangkat bersamanya besok. Benarkan taehyung? " Aku melebarkan mataku melihat yoongi hyung yang menatapku tajam dengan nada mengancam, bahwa aku harus mengatakan iya. " iya tentu saja jane besok kita akan berangkat bersama " sambil menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal. " oke bye oppa sampai ketemu besok " aku menunggu sampai mobil mereka menghilang dari pandanganku barulah aku masuk kedalam. Aku langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi kemudian segera bersiap menuju tempat ku bekerja aku biasanya shift malam karena pagi sampai sore aku kuliah. Setelah selesai berpakaian aku meraih ponselku dan mengirim pesan pada seseorang. Nini " apa kau sudah sampai? " " siapa? " " aku taehyung " " taetae oppa? hmm aku sudah sampai oppa. Kau sedang apa? " Aku tersenyum melihat balasan dari pesan yang dikirim olehnya dia sangat manis. " aku akan berangkat untuk bekerja jane. Kalau kau sedang apa? " Aku merasakan getaran di ponsel ku tapi aku tidak melihatnya lagi karena akan segera berangkat. Setelah sampai aku menjaga kasir dan melayani para pembeli. Tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 10 malam tapi masih banyak saja pembeli yang datang. Setelah selesai melayani mataku tidak sengaja melihat seorang gadis dengan tubuhnya yang mungil melompat lompat seperti akan mengambil sesuatu di depan rak yang ku tau rak itu khusus untuk cemilan namun karena tidak berhasial dia malah menggerutu. Segera aku melangkah ke arahnya dan aku dapat mendengar semua ocehannya. " astaga kenapa cemilan favoritku selalu saja di tempatkan di tempat yang lebih tinggi? Apa mereka tidak mengerti kalau aku tidak akan bisa mengambilnya? Awas saja nanti aku akan protes dan memarahi kasirnya " Karena tak kuasa menahan tawa karena ocehannya aku langsung terkikik sebenarnya ingin tertawa dengan keras tapi aku takut kalau nantinya dia marah. Siapa lagi, gadis yang ku lihat tadi dia adalah jane. " ehemmm " setelah mendengar dehemanku dia langsung memutar tubuh nya dan melihatku dengan mata nya yang langsung membulat. " lucu sekali. Tidak bisakah aku memakan nya saja? Astaga jauhkan pikiran burukmu Tae " " taetae kau sedang apa disini "tanyanya dengan mata berbinar. " menurutmu apa yang sedang ku lakukan disini "tanyaku balik. " kenapa bertanya balik padaku kan aku yang bertanya terlebih dahulu seharusnya oppa menjawabku saja " katanya dengan pipinya yang mengembung. " tentu saja aku bekerja jane bukankah tadi sudah ku katakan padamu lewat pesan singkat " kulihat matanya membulat kembali. Astaga kalau menculiknya tidak akan dipenjara akan kuculik saja dia dan mengurungnya untuk diriku sendiri. " benarkah? Wah kau hebat oppa apa jane juga bisa bekerja disini? " sekarang aku yang di buat terkejut olehnya gadis ini sungguh polos atau bagaimana. " tidak bisa jane bekerja di sini akan membuatmu lelah nantinya, tapi kalau hanya untuk mengunjungiku kau bisa datang kapan pun kau mau " sepertinya dia harus di beri pengertian dengan sabar agar dia tak kecewa. " sungguh? kalau begitu aku akan menemani mu sampai pulang " katanya dengan penuh semangat. " tapi ini sudah malam jane kau harus segera pulang takutnya nanti orang tua dan kakak mu akan menghawatirkan mu karena belum pulang " " aku akan memberi tahu oppa ku kalau aku disini menemanimu "katanya dengan semangat. Setelah mengatakan itu ku lihat dia langsung merogoh kantung bajunya dan mengeluarkan ponselnya setelah itu menghubungi seseorang. " taetae " aku mengerutkan alisku bingung saat dia menyerahkan ponselnya padaku namun aku tetap menerimanya walau pun binggung. Menempelkan benda pipih itu ketelingaku. " apa kau taetae yang disebutkan oleh anak ku " aku terkejut anakku? Apa dia ayahnya. " ii..iya maaf aku bicara dengan siapa? " kataku dengan gugup. " aku daddy nya pastikan putriku kembali dengan selamat dan jangan berbuat macam macam padanya kalau tidak kau akan dapat akibatnya nanti. Apa kau mengerti? " suaranya sungguh mendominasi padahal aku hanya mendengarnya lewat ponsel bagaimana kalau nanti sudah bertemu aku pasti mati kutu. Astaga kenapa jane sangat manis tapi setiap orang yang mengelilinginya sangat dominant dan menyeramkan. " ii..iiya Tuan aku pastikan akan mengantarnya dengan selamat " ucapku meyakinkan. " bagus aku pegang janji mu ya sudah kalau begitu aku tutup " langsung saja sambungan terputus dan aku menyerahkan ponselnya kembali pada jane. " apa yang akan kau ambil tadi aku akan mengambilkannya untukmu " dia menunjuk beberapa camilan yang di bagian rak atas aku segera mengambilkan ke inginannya setelah itu aku membawa keranjangnya menuju kasir namun sekarang aku tidak menemukan keberadaannya. Astaga gadis itu kemana lagi dia, tak berselang lama ku lihat dia berlari ke arahku dengan kedua tangannya membawa es krim tidak bisakah dia berjalan santai saja tanpa berlari. Baru saja aku selesai berkata begitu aku melihatnya tersandung oleh kaki nya sendiri dengan sigap aku menahan badannya yang akan terjatuh jika saja aku tidak segera menahan perutnya dengan tanganku sudah di pastikan wajahnya akan luka apa bila dia terjatuh dengan tengkurap. " astaga jane tidak bisakah kau jangan berlari tidak ada yang mengejarmu disini "kataku memperingati. " tidak bisa oppa aku kan sudah tidak sabar ingin memakan eskrim sudah dua hari aku tidak makan karena di larang oleh orang rumah "katanya dengan semangat. " huftt... tapi tetap saja jangan berlari jane itu berbahaya kalau aku tidak sempat menahanmu tadi kau bisa terluka. Mengerti? " kemudian aku mengusap kepalanya dengan lembut. " mengerti oppa " dengan wajahnya yang memerah apa mungkin dia demam. " ada apa dengan wajahmu jane? apa kau sakit astaga wajahmu memerah jane " tanpa sadar aku memegang pipinya tapi dia segera menepis tanganku dan menutup wajahnya. " tidak oppa aku hanya ke panasan " katanya mengalihkan wajahnya ke tempat lain. Kepanasan? disini kan sangat dingin semua ac menyala? atau jangan jangan dia malu karena aku memegang pipinya astaga kau sungguh ceroboh tae. Kataku merutuki diri sendiri. " kalau begitu kau duduk lah dulu aku akan menghitung semua ini " dia hanya mengangguk saja. Setelah menghitung semua dia menyodorkan black card padaku astaga aku terkejut lagi dibuatnya dia sungguh orang berada. Setelah itu aku mengembalikannya kembali. Dia menyodorkan es krim di depan wajahku aku melihatnya dengan bingung. " ambillah oppa itu untukmu aku tidak tau kesukaanmu jadi aku mengambil yang rasa strowberry saja " aku tersenyum sambil menerima pemberiannya. " terimakasih nini, ini memang favorite ku " aku mengusap kepalanya kembali. Kulihat pipinya memerah lagi. Apa dia merona. Sangat manis. Kami menghabis kan es krim nya bersama. Aku melihatnya sangat lahap tapi dia semakin mirip anak kecil saja dengan es krim yang belepotan di sudut bibirnya aku segera membersihkannya menggunakan tanganku. " kenapa melihatku seperti itu " tanyaku setelah selesai membersihkan sisa es krim di bibirnya. " tidak aa..apa apa aku hanya kaget saja " dia kembali menundukkan wajahnya. " maaf aku membersihkan es krim yang belepotan tanpa meminta izinmu " aku merasa bersalah. " tidak..tidakk..maksudku terimakasih oppa " sambil menyelipkan rambutnya di telinganya dan tersenyum dengan pipi meronanya. " kau tunggu oppa, aku akan merapikan semuanya kemudian mengantarmu pulang ini sudah larut malam lagi pula pengunjung juga sudah sepi " aku bergegas menghitung penghasilan hari ini dan merapikan semuanya setelah selesai kami keluar dan aku segera mengunci toko dan memeriksa kembali. Kami berjalan beriringan di kegelapan malam yang semakin dingin untuk memecahkan kesunyian yang tercipta aku menanyakan pertanyaan acak padanya. " jane apa tadi kau ke sini sendiri " tanyaku di sela kami berjalan. " tidak aku diantar oleh suga oppa " jawabnya. " kenapa dia tidak menunggumu? " aku yang penasaran. " aku memaksanya untuk pulang karena ku pikir aku akan lama dan aku sekalian ingin berjalan jalan dengan santai dan menghirup udara malam sesekali lagi pula rumah kami tidak jauh dari sini " aku hanya mengangguk. Kulihat dia memeluk dirinya sendiri sepertinya dia mulai kedinginan dengan cepat aku melepaskan hoodie yang kupakai dan memasangkan padanya karena kebetulan aku menggunakan baju lengan panjang yang tebal di dalam jadi aku tidak akan kedinginan walau pun memberikan hoodie ku padanya. " bagaimana denganmu? kau akan kedinginan tae " sungguh tatapan yang sangat polos. " tenang jane baju yang kupakai sangat tebal sedangkan bajumu " aku memperhatikan pakaiannya yang tipis karena dia menggunakan dress yang berlengan pendek. " terimakasih " setelah itu dia menghentikan langkahnya dengan mendadak. " kenapa berhenti? " tanyaku bingung. " kita sudah sampai taetae kau mau mampir dulu " tanyanya dengan senyuman yang sangat manis. " sebenarnya ini sudah sangat malam dan aku sungguh tidak enak untuk bertamu tapi karena aku sudah berjanji akan mengantarmu dengan selamat maka aku akan masuk dan mengantarmu sampai didalam " kataku dengan yakin. Sejujurnya aku sangat gugup dan takut karena akan bertemu langsung dengan keluarga jane. Yang kulihat di depanku saat ini hanya gerbang yang menjulang tinggi dengan kokoh siapapun tidak bisa mengintip ke dalam dan tidak akan bisa mendefinisikan apa yang ada di balik tembok yang aku lihat ini. Hingga sesaat kemudian aku melihat pintu berderit terbuka menampakan pemandangan yang sangat indah di depan mata. Saat memasuki halaman depan pertama kali aku sungguh terperangah halaman yang sangat luas di sebelah kanan agak jauh tersusun puluhan mobil dengan jenis dan warna yang berbeda dengan tanaman dan lampu lampu taman berjejeran yang warna warni. Sungguh kehidupan jane adalah definisi putri di negri dongeng tapi sayangnya ini adalah nyata tapi yang membingungkan kenapa anak yang lain ikut menjauhinya juga dan mengatakan bawha dia miskin?. Aku sampai berfikir apa tidak masalah dia berteman denganku. Aku hanya takut orang tua dan saudaranya menyuruhnya untuk menjauhiku atau menyuruhku menjauhi Jane. " ayo taetae " dia menarik tanganku sesaat pintu rumah yang bertingkat 5 didepanku terbuka sehingga menyadarkanku dari lamunanku dan prasangka prasangka yang membuat ku canggung untuk berada disini. " NINI PULANG " aku terkejut saat ia berteriak dengan keras sungguh definisi bocah yang sebenarnya. Aku dapat melihat wanita yang masih cantik dan anggun berjalan menyambut kami. " sstaga sayang sudah berapa kali mommy bilang jangan suka berteriak kalau pulang ini kan sudah larut malam sayang " dia memeluk jane yang sedang mendusel padanya. " siapa dia nini " aku hampir saja lupa memperkenalkan diri. " hallo nyonya aku kim taehyung " aku membungkuk memperkenalkan diri. " tidak usah terlalu formal taehyung panggil mommy aja kamu teman nini kan " dia menatapku dengan intens. " ii..iiya nyo-ehh mo..mommy " aku tersenyum kikuk astaga mommynya baik sekali. " ayo duduk dulu " kami di bawa ke ruang keluarga. Aku dapat melihat banyak sekali foto yang tergantung di setiap sudut dan yang anehnya banyak skali foto pria jangan lupakan semuanya tampan tampan. Astaga aku jadi minder sendiri. Tanpa aku sadari hawa dingin menusuk punggungku seperti banyak pasang mata yang melihatku aku membulatkan mata dan segera menundukkan setengah tubuhku untuk memperkenalkan diri. " hallo namaku kim taehyung " Setelah itu aku di persilahkan duduk oleh tuan Kim. " jadi kau teman nini-ku " tanyanya dengan tatapan tajamnya mengarah padaku. " iya tuan " jawabku. " hmm.. kalian baru berteman atau sudah lama " aku sudah seperti tersangka yang di introgasi. " kami baru saling kenal tadi pagi tuan, karena nini tidak sengaja menolongku " jawabku dengan gugup. " baiklah aku percaya padamu jaga dia jangan sampai kau membuatnya menangis dan jangan sampai orang lain di kampus membullynya " " baik tuan kalau begitu aku mohon pamit sekarang sudah larut selamat malam " aku pun berdiri kemudian membungkukkan badan untuk pamit. Saat akan berbalik pergi aku merasakan sebuah tangan yang memegang pergelangan tanganku. Refleks saja aku menoleh padanya. " tae ini sudah sangat larut malam kau bisa bermalam disini " " tidak bisa jane aku harus pulang bukankah kita memiliki tugas untuk besok. Aku belum mengerjakannya karena berangkat kerja jadi aku akan menyelesaikannya setelah sampai " kataku mencoba memberi pengertian padanya karena takut nya dia merasa kecewa padaku . " tapi bagaimana jika ada orang jahat di tengah jalan saat kau berjalan pulang dan mereka men..- " Sebelum jane menyelesaikan perkataannya tuan kim sudah memotong ucapannya. " tenanglah sayang daddy akan menyuruh supir kita untuk mengantar teman mu " kami serempak menoleh pada sang kepala keluarga yang duduk dengan sangat tenang dan berwibawa. " sungguh daddy " dia segera berlari menghampiri daddy nya dan duduk di pangkuannya serta memberi ciuman singkat dipipi sang daddy dan memeluknya erat. Sungguh definisi seorang putri. " iya sayang sekarang nini tidur nanti daddy akan memindahkan mu ke kamar " kemudian Daddynya mengusap punggung sang anak. Setelah itu aku di antar yoongi ke depan kami saling berbincang bincang kemudian aku pamit ketika supir yang di tugaskan untuk mengantarkan ku pulang datang. Unknow Pov " masih terlalu awal untuk menilai " setelah menuangkan minuman berwarna merah di gelas aku langsung meneguknya hingga tandas. " Permainan sesungguhnya baru akan dimulai dan saat itu lah aku bisa menilainya " tawaku menggelegar di mansion mewah ini. " sungguh menyenangkan dan mendebarkan " Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD