MHFN 09

3055 Words
⚠️Bijaklah dalam membaca⚠️ ⚠️Mengandung unsur kekerasan⚠️ . . . . . . . Author Pov Hampir memasuki minggu kedua gadis bermata kucing itu tak masuk kuliah karena trauma nya yang sempat kembali hingga di hari senin ini dirinya sudah di perbolehkan kembali mengikuti pembelajaran setelah melakukan beberapa terapi dan pengobatan secara rutin. Jennie Pov Rasanya tidak sabar menunggu hari esok, dua minggu sudah aku tidak bertemu taehyung rasanya aku semakin merindukan lelaki culun yang manis itu. Apa taehyung juga merindukanku, aihhsss apa sebenarnya yang sedang kau pikirkan nini jangan terlalu banyak berharap takut sakit nantinya kalau apa yang aku pikir kan tak sesuai kenyataan atau mungkin saja taehyung sudah melupakanku bisa saja kan ada orang lain yang menggantikan diriku menemani taehyung sehingga lelaki itu tidak akan memikirkan diriku lagi. Tidak tidak lebih baik aku tidur agar cepat bangun besok pagi karena aku mempunyai jadwal pagi sekali. Setelah menyiapkan keperluan yang akan aku bawa besok aku segera membaringkan tubuhku untuk menuju alam mimpi. ❈❋ 06:15 ❈❋ Aku dengan cepat berlari menuju meja makan untuk sarapan pagi di sana keluarga ku sudah berkumpul hari ini ada jisoo unnie dan juga dokter son wendy yang sekarang sedang dekat dengan yoongi oppa. " pagi semua " sapaku dengan ceria. " pagi sayang, gimana keadaan nya hari ini merasa lebih baik " tanya mommy. " iya mommy, hari ini nini berangkat dengan siapa dad " tanya ku sambil menerima makanan yang telah di siapkan mommy. " kamu berangkat dengan namjoon oppa sayang karena kebetulan hari ini jadwal oppa ketemu cline diluar perusahaan, jadi lebih santai dan oppa bisa mengantar mu jam berapa saja asal masih di pagi hari " namjoon oppa menanggapi pertanyaan ku sedangkan aku hanya mangut mangut saja tanda mengerti karena aku sedang menikmati sarapan pagi ku. " hmmm... hmmm... ini enak mom, siapa yang masak " tanya ku setelah selesai makan dan meminum s**u yang telah di sediakan mommy untuk ku. " dokter wendy dan jisoo membantu mommy " jawab mommy dengan tersenyum. " wah seperti nya semua wanita pilihan oppa jago memasak, tapi bagaimana dengan nini " kataku yang tiba - tiba saja merasa panik mengingat sesuatu. Membuat suasana meja makan yang tadinya hangat menjadi waspada jika saja aku yang berada di hadapan mereka kembali seperti awal trauma ku. " ada apa nini kenapa panik begitu " hosoek oppa yang kursinya di samping ku bertanya dengan wajah paniknya. " ba.. babagaimana jika nanti nini tidak bisa memasak, berarti tidak akan ada laki - laki yang mau menikah dengan nini... huaaaa bagaimana ini daddy " di sertai air mataku yang keluar tiba - tiba tanpa permisi. " tenang sayang tenang dan cerita kan secara perlahan apa sebenarnya yang membuat anak daddy berfikir begitu " tanya daddy yang sudah membelai rambutku dengan sayang. " tentu aku berfikir begitu daddy menikah dengan mommy jelas mommy sangat pintar memasak. Seok jin oppa menyukai jisoo unnie dia juga bisa memasak lalu .... lalu dokter wendy juga bisa memasak terus makanan mereka sangat enak... aku... aku.. jelas tidak bisa memasak huaaa... bagaimana ini " aku semakin histeris. " hei... hei... astaga nini nya mommy kan bisa sambil belajar dari sekarang sayang, belajar sedikit demi sedikit lama kelamaan juga akan membuahkan hasil " kata mommy menenangkan. " benarkah " dengan puppy eyesku. " iya benar sayang, sudah ya bukannya tadi katanya ada kuliah jam 08 pagi ya, sekarang sudah jam 07 lewat loh " yoongi oppa angkat suara saat melihatku dengan keadaan yang agak berantakan. " sekarang bersihkan wajahmu setelah itu berangkat bersama oppa mu, sana cepat nanti telat lagi " kata daddy dengan cepat. " aihhh iya... iya tapi daddy gak usah usir nini juga " dengan wajah di tekuk dan pura - pura marah sama daddy. " ya sudah kalau gak mau kamu di rumah aja sendiri " saat mendengar ucapan daddy entah kenapa air mataku ingin jatuh lagi rasanya. " sudah... sudah daddy juga tuh berangkat sana nanti telat " dengan langkah cepat mommy menyeret daddy keluar dengan cara menjewer telinganya membuat aku tertawa terbahak bahak saat itu juga, namun tidak dengan yang lain takut nya mereka di amuk sama daddy. ❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋ Author Pov Jauh dari depan kampus jennie turun, membuat namjoon khawatir karena sang adik tidak mau di antar sampai kedalam, hingga dirinya memutuskan memantau adiknya itu sampai masuk dalam lingkungan kampus barulah dia melajukan mobil nya menuju tempat dimana client nya telah membuat janji untuk bertemu. Setelah menginjakkan kaki di pekarangan kampus jennie berjalan dengan cepat menuju ruangan yang akan mereka tempati ketika masuk kuliah beberapa menit lagi, tujuannya saat ini adalah mencari taehyung. Namun belum sampai kedalam ruangan dia sudah di suguhkan dengan pemandangan yang tak pernah ingin dia lihat, di dalam ruangan ada taehyung yang sedang duduk dengan seorang perempuan seperti nya mereka cukup dekat dari cara mereka saling tatap dan mengobrol. Entah kenapa air matanya jatuh dengan sendiri nya tanpa diminta, apa ini yang namanya patah hati sebelum di mulai? Jennie dengan cepat menghapus air matanya dan memutar kembali tubuhnya berjalan menuju kantin untuk sekedar menenangkan diri. " jennie mau kemana buru - buru skali seperti sedang di kejar hantu saja " jennie menoleh kearah suara ternyata itu jimin. " kantin, kenapa " jennie menautkan alisnya bingung. " gak papa sih, ayo barang aja sama aku " kata jimin. " ya sudah ayo cepatan keburu telat masuk nanti " jawab jennie. Menyusuri koridor sampai ke kantin, berbagai pasang mata memperhatikan mereka namun bukan jimin namanya jika dia peduli. Setelah sampai mereka segera memesan makanan dan makan dengan di selingi obrolan kecil. Jimin yang terlalu banyak membuat lelucon membuat jennie tertawa lepas melupakan kesedihannya tadi. Banyak yang terpaku melihat senyum dan tawa gadis itu yang sangat lebar dan lepas tanpa sadar di ujung sana ada seseorang yang mati matian menahan keinginan nya untuk membunuh lelaki yang berhasil membuat gadis nya tertawa lepas seperti itu. Dan di sisi lain ada seseorang yang juga tengah merencanakan niat buruk nya pada gadis itu, karena itu lah tujuannya kembali dia lah musuh terbesar keluaga kim musuh kedua karena di banding dia masih ada seseorang lagi dan seseorang yang di tunggu Tuan Muda selama ini. " saat nya keruangan jennie, sebentar lagi dosen masuk " kata jimin mengingat gadis itu yang terkadang melamun. Ruangan Jennie dan jimin baru masuk dan mereka berhasil menjadi bahan tontonan, jennie merasa canggung namun tidak dengan jimin dia biasa saja. " wah jennie kemana saja selama ini kenapa baru muncul " tanya mino. " aku sakit beberapa minggu ini maka dari itu tidak sempat hadir " jawab jennie. " kenapa tidak bilang kan kami bisa menjengukmu " ucap teman lainnya. " tidak apa, lagi pula ayahku sedikit galak takutnya kalau banyak yang kesana dia bisa marah " katanya beralasan. Sedari tadi taehyung memperhatikan jennie yang tidak menuju bangku di samping nya dan malah berhenti kemudian duduk dengan jimin dan sedari tadi juga gadis itu tidak pernah melihat kearah dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis itu? Taehyung Pov Sedari pertama dosen menerangkan materi hari ini tapi tidak ada satu pun yang di serap oleh otakku, karena yang saat ini aku pikir kan adalah jennie... jennie dan jennie. Kenapa gadis itu berubah setelah menghilang beberapa minggu yang lalu ini sangat aneh menurut ku. Tidak terasa waktu tiga jam terbuang sia sia, aku akan menghampiri nya dan bertanya. " jennie setelah ini apa kau ada kegiatan " pertanyaan jimin membuat jantungku berdetak tidak tenang. Kenapa jimin sekarang berusaha mendekati jennie? " tidak ada, aku akan langsung pulang saja " syukurlah jennie menolak nya. " kalau begitu aku akan mengantar kanmu pulang " apa, tidak jane aku harap kau tolak tawaran jimin. " baiklah " rasanya jantungku akan melompat keluar dari tempat nya saat mendengar gadis itu mengiyakan ucapan jimin. Sebenarnya apa yang sedang terjadi sekarang pada gadis itu. ❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋ Sejak hari itu jennie selalu menghindar dari taehyung bukan tanpa sebab dia hanya takut kalau dirinya di sebut gadis perusak hubungan orang sebab perempuan itu selalu saja mengikuti kemana taehyung pergi. Sebenarnya taehyung sudah sangat risih tapi untuk saat ini dia membiarkannya dulu karena ada hal yang lebih penting dari itu yang harus dia urus terlebih dahulu. Unknown Pov Wah wah berani skali pria itu menyusun rencana untuk mendekati gadis ku dengan cepat aku memerintahkan taeyong mempertunjukkan persiapan nya. Aku sudah sangat tidak sabar, tapi sebelum itu aku akan cerita sedikit kenapa aku bisa menunggu orang itu. Flashback Dimansion megah itu sedang di adakan pesta besar, pesta yang di adakan sang Tuan rumah Kim Sohyun dan Yoona Kim orang tua dari Tuan Muda tampan yang sekarang berumur 14 tahun. Tuan Muda itu terlihat sangat bahagia karena diadakan pesta ulang tahun nya oleh kedua orang tua nya, orang yang sangat dirinya sayangi dan cintai, serta banyak teman nya yang hadir serta gadis imut nan cantik yang sedari tadi di lihatnya. Semua orang mulai berkumpul dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk nya namun pandangan matanya tak fokus, karena selalu melirik anak gadis itu, hingga tiba dirinya tiup lilin dan memotong kue, potongan pertama untuk sang ibu, kedua ayahnya dan potongan ketiga dirinya menghampiri gadis kecil itu dan menyuapinya kue. Gadis kecil itu tersipu malu karena kelakuan lelaki yang lebih tua lima tahun dari nya. " te.. terimakasih oppa " ucapnya malu - malu dengan semburat merah yang menghiasi pipi mandu nya kemudian memberikan ciuman kepada lelaki yang di panggil oppa dan langsung meminta daddy nya menggendongnya sehingga dengan cepat menyembunyikan wajah malunya di ceruk leher sang daddy. " astaga maaf kan nini Tuan Muda karena sudah menciummu dengan lancang " kata daddy nya mewakili sang anak meminta maaf. " tidak apa daddy lagi pula aku tidak masalah, terima kasih adik manis atas hadiah yang kau berikan " kataku mengusap kepalanya. Aku berharap dapat menjadi pendamping hidupnya suatu hari nanti. Tanpa terasa acara telah selesai semua orang sudah meninggalkan kediaman kami, kini tersisa aku, orang tuaku dan para pekerja di mansion ini. " bagaimana perasaan mu boy " ayah menghampiri ku dan duduk di sofa sementara pekerja yang lain sedang membersihkan mansion. " sangat baik ayah, aku benar benar senang hari ini, terimakasih ayah " kataku memeluk erat ayah dan menghadiahi kecupan dipipi. " ouhhh mesranya, apa ibu tidak diberi kecupan juga " ibu menghampiri kami dan menempatkan aku di antara mereka. " terimakasih ibu, atas semua yang telah kau berikan aku sungguh anak yang beruntung karena memiliki orang tua seperti kalian berdua, aku janji akan jadi anak yang baik dan membahagiakan kalian, aku sangat menyayangi dan mencintai kalian " katanya sambil mengecup pipi ibu setelah itu mereka mencium pipi ku ibu di pipi kiri ku dan ayah di pipi kananku. Namun kebahagian itu sirna seketika saat suara gaduh terdengar dari luar, itu adalah suara tembakan. Ayah dengan segera menyembunyikan tubuhku dalam tumpukan bekas taplak meja yang telah di buka. " tetap lah disini boy dan jangan keluar jika keadaan tidak aman, dengarkan ayah baik - baik apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari tempat mu jika keadaan telah sunyi larilah menuju pintu belakang dan keluar lewat sana kemudian berlari sejauh yang kau bisa, ingat jangan menengok ke belakang mu lagi setelah keluar paham? " " iya ayah, aku paham " " ingat lah dimana pun kau berada ayah dan ibu selalu menyayangi dan mencintaimu " ayah memeluk ku erat setelah itu meninggalkan ku menuju tempat dimana istri nya berada. Aku menguping dan mengintip pembicaraan mereka. " serahkan semua aset perusahaan kalian atau kalau tidak aku akan melenyapkan kalian sekarang juga " orang yang tidak pernah aku lihat itu mengacungkan senjata ke arah ibu, rasanya aku ingin menghampirinya dan membuang pistol itu tapi aku teringat janji ku dengan ayah. " tidak akan, sampai mati pun aku tidak akan menyerahkan apa yang telah aku bangun dengan usahaku sendiri " ayah mengatakan dengan lantang namun dengan cepat juga peluru pistol itu menembus pelipis ayahku. Hampir saja aku berteriak tapi dengan cepat aku membekap mulutku sendiri, saat lagi dan lagi peluru pistol itu mengenai jantung ibuku, ingin rasanya aku mencabik cabik tubuh orang itu air mataku mengalir ketika mengingat hari yang seharusnya menjadi hari bahagia menjadi hari duka ku juga, mulai saat ini aku tidak akan lagi merayakan hari ulang tahun ku. Aku menyelinap keluar menuju tempat yang telah ayah tunjukkan dan berlari dengan cepat, setelah cukup jauh berlari aku mendengar suara ledakan yang sangat keras. Apa ini yang membuat ayah menyuruh ku berlari sejauh yang aku bisa. Aku berjalan sendiri membelah dingin dan gelapnya malam demi mencari tempat yang pernah ibu ku perlihatkan padaku jika suatu saat terjadi pada mereka. Setelah menemukannya aku masuk melihat isi dalam rumahnya semuanya sangat rapi jika dia ada. Sekarang aku harus bisa hidup sendiri, dan akan aku pasti kan suatu hari nanti akan aku balas apa yang telah orang itu lakukan pada kedua orang tua ku, yang dengan sadisnya di bunuh di depan mata ku tanpa ada rasa kasihan. Sebenarnya sebelum peluru itu membunuh mereka, mereka di siksa terlebih dahulu. Sungguh orang itu tak punya rasa kasihan sedikit pun. " aku akan membalasnya dua kali lipat dari apa yang telas dirinya perbuat pada kalian ayah, ibu. Aku harap kalian tenang disana. Aku mencintai kalian " Sudah cukup rasanya aku menangis sedari tadi sudah saat nya memikirkan bagaimana caranya aku bisa bangkit. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun kejadian yang di alami orang tua ku tak kunjung menemukan titik terang oleh pihak berwajib hingga akhirnya aku memutuskan tidak akan berharap lagi. Seiring berjalan nya waktu, aku juga tumbuh menjadi pria tampan dan sukses. Satu hal yang tak orang tau aku menjadi sangat kejam. Aku adalah ketua mafia yang sangat kejam memiliki banyak anggota yang sangat terlatih dan setia. Jelas aku sudah mengetahui dimana orang itu berada berkat bantuan anggota ku namun, aku akan menunggu sampai dia menunjukkan wajahnya kembali. Berbicara soal itu juga aku masih mengharapkan agar bisa bertemu kembali dengan gadis kecilku saat itu. Jika aku menemukan nya kembali aku janji tidak akan membiarkan siapa pun memiliki nya selain aku. " aku mencintai nya " " aku akan menunggu sampai orang itu menampakan dirinya kembali " Flashback End ❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋❈❋ Aku sudah berada di markas disana sudah ada seseorang yang terikat dengan rantai besi di tangan dan kakinya jangan lupakan tubuhnya yang juga sudah terdapat sedikit luka dan memar. " wah... wahh... taeyong kau sungguh dapat di percaya secepat itu kau membawanya disini " aku mengitari tubuh pria yang belum terlalu tua itu. " apa yang kau lakukan b******k, lepaskan rantai sialan ini dari ku kalau ti..- " Bughhhh... Bughhh... Bughhh... " arghhh.. berhenti menyiksaku dan bunuh aku " katanya setelah merasakan pukulan kayu mendarat di tulang keringnya, serta pukulan tanganku di tempat dimana terdapat luka sayatan disana. " tidak usah memerintahku aku tau apa yang akan aku lakukan, dan satu hal yang harus kau tau, kau tidak akan mati semudah itu setelah banyak nya nyawa yang kau hilang kan " kataku dingin. " aku... aa.. aku hanya..- " " ya.. ya... ya kau hanya ingin menjadi kaya tapi melupakan satu fakta bahwa mungkin saja orang yang kau bunuh memiliki keluarga juga sialan " sepertinya ingin ku potong saja lidahnya. " taeyong kerjakan bagian mu aku ingin lidahnya dan tangannya hilang " " baik Tuan Muda " kata taeyong dengan cepat mendekat ke arah pria itu. Mereka dengan segera melaksanakan apa yang aku suruh. Ctakkk.. Ctakkk.. Arghhh.. Arghhhhh... " ku.. ku mohon bunuh aku " katanya dengan darah yang sudah bercucuran dilantai. " seperti nya lidahnya biarkan saja tae, aku senang mendengarnya memohon. Oh ya terus lah memohon seperti orang yang memohon untuk kau kasihani dan tidak membunuh mereka tapi dengan tanpa adanya rasa kasian kau justru tertawa dan menembak mati mereka " " tae, pastikan kau urus dengan baik sisanya aku mau minggu ini dia sudah tak ada di dalam sini. Ahh selamat bersenang senang cha eunwoo " Aku pun berlalu dari ruang bawah tanah, menuju westafel untuk mencuci tangan. Menyunggingkan smirk ku yang tersembunyi di balik masker hitam yang aku kenakan. " wanita sialan itu, lihat saja nanti setelah minggu ini aku akan pasti kan tubuh nya yang tidak akan bisa di temukan, berani skali dia mencari masalah dengan gadis ku " kataku pada diri sendiri hingga atensiku teralihkan karena kedatangan seseorang. " Tuan Muda apa setelah ini kau akan langsung pulang " itu taeyong. " nee oppa " kataku menjawab pertanyaan nya dan langsung melihat perubahan aneh diwajah taeyong karena mendengar jawabanku tadi sehingga tanpa diminta aku tertawa terbahak bahak. " pfffttt.. hahahhaha.. astaga.. astaga perutku, kenapa memasang wajah menjijikan seperti itu " air mataku hampir keluar karena terlalu banyak tertawa. " siapa yang menyuruhmu memanggilku dengan cara menjijikan seperti itu " lihat lah dia mendengus dan memalingkan wajahnya. " kenapa, apa kalian juga mau menertawakanku " taeyong sudah memasang wajah garangnya menatap anggota yang lain, aku yakin mereka mati matian menahan tawa. " kenapa sekarang kau jadi pemarah begitu lagian semua orang senang dipanggil oppa .. hahaha... astaga " " yak.. kau apa kau bosan hidup.. jelas saja semua orang senang dipanggil oppa tapi itu berlaku jika yang memanggil mereka perempuan, coba kau lihat dirimu kau itu berbatang aku tidak minat padamu " sekarang berbalik akulah yang mereka tertawa kan. " yak.. berhenti tertawa atau peluru pistol ku menembus kepala kalian " aku memberenggut kesal. Bisa bisanya mereka kompak menertawakanku. " sekarang lihat siapa yang merajuk, kau kan sampai mau membunuh orang segala lagi, giliran ganggu orang aja senang, giliran di ganggu malah marah seperti perempuan " taeyong mencibir. " yakk.. kau.. taeyong " belum sempat aku memarahinya mereka sudah pergi meninggalkan ku. " awas saja kalian, sudahlah aku mau pulang saja " aku memberenggut kesal dengan mulut tidak berhenti komat kamit menuju tempat dimana mobil ku terparkir. Inilah yang terjadi jika kami bertemu dan sempat mengobrol sedikit. Aku melarang mereka terlalu kaku jika sedang tidak bekerja, mereka sudah aku anggap keluarga karena mereka lah yang selalu ada saat aku terpuruk. Aku melaju menuju mansion ku, karena aku masih memiliki urusan lain besok. " tunggu aku gadis ku " aku tersenyum mengingat wajah polosnya. Sangat manis dan imut. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD