Dhafin baru saja keluar dari rumah sakit ketika handphonenya berdering tanda ada yang menelponnya. Nama Bima terlihat pada layar.
"Halo?!" Dhafin mengangkat telpon itu.
"Halo Dhaf! Lo dimana? Lo belum batalin gedung buat resepsi lo, ya? Gue di teror mulu nih sama yang punya gedung karena lo belum ada konfirmasi lagi, katanya." Cerocos sahabatnya itu.
Ck. Dhafin berdecak.
"Ya udah biar gue yang langsung ke sana! Sekalian gue bilang sama yang punya kalo pernikahan gue udah batal!" teriaknya.
"Gue ikut," ucap Bima. Dhafin hanya menjawab iya. Kemudian dia mengirim pesan pada Bima untuk bertemu saja di gedung itu. Namun dasarnya Bima, dia minta jemput di kantor padahal di sini Dhafin adalah bosnya. Ck. Dhafin berdecak lagi tapi masih ia arahkan juga mobilnya menuju kantornya.
***
Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang baru pertama kali kau temui melempar uang dengan kasar ke depan wajahmu? Marah? Kesal?, kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh wanita cantik bernama Mikela Putri, pemilik toko kue yang khusus menjual kue pernikahan. Dia merasa harga dirinya baru saja terinjak-injak oleh lelaki tak tahu diri yang kini hanya tersenyum sinis padanya.
"Apa yang anda lakukan? Saya bukan pengemis sehingga anda dengan kurang ajarnya melempar uang-uang anda begitu saja pada saya!" Karena tidak terima diperlakukan seperti itu, wanita yang biasa dipanggil Kela itu membentak si lelaki dengan emosi yang sudah sangat tersulut.
"Pantas saja calon istri anda melarikan diri sebelum resmi, ternyata anda memiliki sifat yang angkuh. Saya dengan tulus mengantarkan kue pernikahan anda ini tapi anda memperlakukan saya dengan sangat kurang ajar!" cercanya lagi.
Mendengar Kela membawa-bawa wanita yang sudah membuatnya terluka, lelaki itu akhirnya buka suara, "Tahu apa kamu hah? Memangnya apa lagi tujuanmu selain ingin mendapatkan sisa setengah harga dari harga kue sialan itu?" Kela mendengus tidak suka mendengar perkataan kejam dari lelaki yang telah menginjak harga dirinya terlebih ketika kue buatannya diumpati oleh lelaki itu.
Nafas Mikela semakin tidak teratur, "Saya ke sini memang berniat mengantar kue yang tak kunjung dijemput sekaligus ingin menanyakan sisa uang dari harga kue pernikahan ini sesuai dengan kesepakatan kita. Tapi tidak dengan cara yang seperti ini Tuan. Anda tidak tahu diri!" tunjuknya. Jika saja tidak ada lelaki lain selain pengantin pria yang baru diketahui Kela telah gagal menikah yang sedari tadi membuat emosi Kela berlipat-lipat mungkin Kela tidak akan menghentikan cercaannya. Kela menatap lelaki disebelah sang pengantin pria yang gagal menikah itu.
"Lo!" katanya. "Ini semua gara-gara lo, Bim. Coba lo kasih tahu gue pernikahan orang ini sudah dibatalkan, gue gak akan berada disini sekarang!" bentaknya. Lelaki yang dipanggil Bim atau Bima itu merasa bersalah atas kejadian ini. Memang salahnya juga karena tidak memberitahu Kela tentang batalnya pernikahan Dhafin sahabat sekaligus bosnya itu. Bima menarik tangan Kela untuk meninggalkan ruangan yang temperaturnya saja sudah hampir menyaingi panasnya sinar matahari.
"Gue minta maaf Kel, gue gak sengaja. Please lo ngertiin bos gue dulu, dia baru aja patah hati karena ditinggal calon istrinya kabur. Lo itu sahabat gue yang paling bisa gue andalin Kel." Bima memohon pada Kela tapi perkataan Bima justru semakin membuat Kela emosi. Dia tidak terima, "Secara gak langsung lo bela lelaki yang gagal kawin itu Bim. Lo sadar gak apa kesalahan lo? Asal lo tahu ya, kalo bukan karena mikirin lo yang mohon-mohon sama gue untuk bikinin ini kue spesial buat dia, gue gak akan terima kerjaan ini. Yang pesan kue ke toko gue itu banyak dan gak hanya dia. Tapi gue bela-belain bantu lo karena lo bilang ini udah kepepet dan sekarang? Lihat apa yang lo lakukin ke gue, Bim? Lo belain bos kurang ajar lo yang secara gak langsung udah menghina gue. Gue gak terima!"
Bima menghela nafasnya lelah, hal itu justru mengundang kilatan di mata Kela semakin menjadi. Pasalnya dia merasa Bima tidak peduli terhadap perasaannya saat ini. Kela juga sama lelahnya. Bima dan lelaki yang tidak diketahui Kela namanya itu tidak tahu saja bagaimana perjuangan Kela untuk sampai ke tempat ini tepat waktu. Kela rela membohongi cliennya hanya agar kue pernikahan yang dipesan Bima bisa sampai digedung resepsi ini. Bahkan dengan badannya yang mungil itu Kela membawa kue pernikahan dengan susah payah. Tadi, dia memang sempat heran karena di gedung itu tidak ada pemberitahuan atau sekedar petunjuk bahwa di dalam sana sedang ada pernikahan. Tapi Kela bersikap masa bodoh. Dia terus melangkahkan kakinya menuju tempat resepsi hingga dia bertemu dengan Bima dan lelaki yang ternyata adalah calon pengantin yang gagal menikah itu. Mengingat hal itu membuat Kela semakin emosi. Wanita yang biasanya mampu mengontrol diri itu tiba-tiba saja menjadi lostcotrol ketika tanpa sempat ia menyelesaikan perkataannya, lelaki itu telah melemparkan uang padanya.
Baiklah, semakin Kela lama berada disini maka semakin banyak waktu yang terbuang. Dia adalah Kela, wanita karir yang tidak akan menyia-nyiakan waktunya hanya karena masalah harga kue yang tidak dibayar lunas oleh si pemesan.
Kela memilih untuk meninggalkan Bima dan kembali menemui lelaki itu, "Kau tidak perlu membayar sisa uang itu, ini saya kembalikan DP yang kemarin diberikan Bima." Kela menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Kela memberikan uang itu tidak dengan cara yang sama dengan apa yang dilakukan lawan bicaranya tadi. Dia menarik lengan lelaki itu dan menyelipkan beberapa lembar uang seratus ribuan pada telapak tangannya. Tanpa mengatakan apapun lagi Kela pergi meninggalkan gedung dan membawa serta kue pernikahan yang dianggapnya tak jadi dipesan.
Memang, Kela telihat tak peduli dengan kerugian yang diperolehnya tapi sebenarnya wanita itu sangat mengagumi uang. Hanya sebatas kagum, berbeda dengan kue pernikahan yang ia buat dengan tangannya sendiri. Dia sangat menyayangi kegemarannya, rasa bahagia yang Kela rasakan ketika membuat kue-kue pernikahan itu tak sebanding dengan nilai berupa uang yang diberikan pelanggannya. Wanita itu tidak akan rela melihat hasil jerih payahnya dihina, dia lebih memilih membawa kembali kue itu ketimbang meninggalkannya bersama lelaki yang tidak tahu artinya berterimakasih.
Sepeninggalan Kela, Dhafin hanya menatap penuh tanda tanya atas kelakuan ajaib yang dilakukan Kela. Pertama, sekitar tiga puluh menit yang lalu Dhafin melihat wanita itu tergopoh-gopoh memanggil Bima, kemudian mengatakan bahwa ia sengaja mengantarkan kue pernikahann itu secara langsung. Jelas, mendengar kue pernikahan emosi Dhafin kembali tersulut. Pasalnya, laki-laki itu baru saja ingin memukul wajah pemilik gedung karena terlalu benyak ingin tahu mengenai batalnya pernikahannya. Kedua, wanita itu marah-marah padanya karena emosi Dhafin ia lampiaskan pada Kela. Ketiga, wanita itu kemudian berubah dalam sekejab. Bukannya tersinggung atas kelakuan Kela yang mengembalikan uang itu padanya tapi Dhafin merasa heran melihat keperibadian Kela. Dhafin merasa wanita itu sedikit unik. Hanya sedikit. Tapi setidaknya ada segaris tipis yang melengkung diantara sudut-sudut bibirnya.
"Bagian mana yang lucu Dhaf hingga lo bisa tersenyum setipis itu?" tanya Bima yang saat ini telah berada di dekat Dhafin."Namanya Mikela Putri kalo lo mau tau," jelas Bima.
Dhafin menoleh pada Bima, dia berdehem untuk mengatur intonasinya agar tidak terlihat penasaran, "Apa lo kenal?" tanya Dhafin. Bima mengangguk, "Dia sama kayak lo, sahabat gue," ada senyum menggoda dari Bima. Apa pesona Kela membuat bosnya yang baru saja patah hati ini tertarik? Jika benar, Bima justru merasa takut karena Kela tidak semudah itu untuk dimiliki. Ada rahasia besar yang tak mudah dilupakannya begitu saja. Kela memang terlihat sempurna dari luar tapi dari dalam siapa yang tahu.
"Kenapa Dhaf?" Bima kali ini menyeringai. Dhafin terlihat sangat penasaran terhadap Kela.
"Tidak apa." Jawabnya. Bima hanya mengedikkanbahunya. Mereka berdua meninggalkan gedung itu setelah mengurus semuapembatalan. Dhafin sendiri yang turun tangan untuk mengatakan batalnyapernikahannya. Meskipun hatinya masih nyeri tapi ia bersyukur tidak jadimenikahi wanita yang dua hari lalu adalah calon istrinya itu. Karena Dhafintidak ingin dalam rumah tangga ada yang tidak sejalan.
Anin dan Bara ya? Dhafin tidak peduli lagi bagaimana jalan ceritamereka sehingga bisa mengkhianatinya seperti itu.
.
.
.
Bersambung..