7

1604 Words
"Alana, Lo ga papa kan Lan? Sumpah gua tadi kaget pol waktu ngeliat Lo di gendong sama Arkan masuk ke kelas tuh" ujar Ica kepada Alana tersebut. "What? Kok masuk ke kelas? Gua kan di UKS tadi?" tanya Alana itu. "Ya iya, sebelum Lo di bawa ke UKS tuh si Arkan bawa Lo ke kelas dulu dia setor muka dulu sama Bu Nia. Yang mana bikin kita semua jadi kaget poll dah sumpah" ujar Anna kepada Alana membuat Alana langsung kaget. Alana juga saat ini menatap ke arah Arkan yang berada di dekatnya tersebut saat ini. "Ngapain Lo ngeliatin gua gitu? Berat tau gendong Lo tuh" ujar Arkan. "Gila. Lo sama sekali ga ada penyesalan gitu? Malah bilangin gua berat lagi. Terus tadi Lo kenapa malah bawa gua ke kelas duluan sih. Ada-ada aja sih lo. Lagian juga ya gua pingsan juga gara-gara Lo" ujar Alana kepada Arkan. "Siapa suruh ngagetin gua" jawab Arkan sembari melihat ke Alana itu. "Ishh ribet ngomong sama orang gila. Mending gua makan" ujar Alana. "Wihh makanan dari mana tuh Lan? Itu kan makanan kantin? Lo tadi sebelum ke sini mampir kantin dulu?" tanya Anna kepada Alana dan saat ini Arkan masih ada disana sementara yang lain sudah pergi. Arkan ingin mendengar jawaban dari Alana mengenai makanan yang dibawa oleh Alana. "Hehehe tadi waktu gua keluar dari UKS, dokter bilang kalo ada cowok yang nitip ini buat gua. Ga tau deh gua siapa" ujar Alana menjawab Anna itu. "Whoaa Lo beruntung banget sih. Pasti itu cowok suka sama Lo" ujar Ica. "Bukan Lo kan yang ngasih ini ke Alana?" tanya Ica menatap ke Arkan. "Yee, ngapain juga gua ngasih makanan ke dia. Emang dia siapanya gua sampe gua harus kasih makan buat dia? Kayak dia penting aja sih" ujar Arkan dan setelah itu Arkan pun pergi dari sana. Saat ini ia menuju ke luar karena memang sebenarnya sedari tadi ia sudha ditunggu oleh Bryan dan juga Miko. Alana saat ini terlihat membuka kotak makan ini, dan ia sangat bahagia sekali karena ia jelas tahu siapa yang memberikan kotak makan ini. Pasti Alex, kakaknya. Karena hanya Alex di sekolah ini yang mengetahui makanan kesukaan dari Alana yang ini. Alana pun saat ini tersenyum melihat makanan. "Lo jadi ga ke kantin ya Lan? Mau ikut ke kantin atau ga? Atau mau nitip sama kita Lan?" tanya Ica yang diangguki oleh Anna tersebut saat ini. "Udah kok guys ini aja udah cukup. Eh gua titip jus jambu aja deh heheh tiba-tiba pengen jus jambu deh gua" ujar Alana kepada mereka berdua. Mereka berdua pun saat ini pamit pergi ke kantin meninggalkan Alana yang sedang memakan makanan yang dibelikan oleh Kak Alex. Ia memakannya dengan sangat happy. Sementara itu, Arkan yang melihat Alana memakan makanan itu dengan happy pun heran kenapa Alana bisa makan seperti itu. Arkan tadi memang tidak pergi ke kantin. Ia hanya di depan kelasnya menunggu kedua temannya kembali. Arkan pun saat ini mendekati Alana dan ia langsung melahap makanan yang ada di sendok Alana yang tadinya akan Alana makan. Melihat makanannya telah raib di makan oleh Arkan pun, walaupun sesendok membuat Alana melotot tak percaya saat ini. Apalagi Arkan juga makan dengan sendok yang tadi ia pakai. Alana pun kesal sekali. "Perasaan biasa aja deh makanannya kenapa Lo seneng gitu" ujar Arkan. "Lo tuh ya. Siapa yang nyuruh makan makanan gua! Ini tuh makanan istimewa tau ga. Ishh" ujar Alana yang sudah berkaca-kaca kali ini. Arkan pun dibuat bingung oleh Alana karena ia hanya makan satu sendok saja tadi. "Gua cuman makan satu sendok aja kok" ujar Arkan tapi Alana diam saja. "Hayo loh Kan, anak orang Lo bikin nangis tuh Kan. Tanggung jawab Lo Kan, nangis tuh" ujar teman-teman mereka yang lainnya pada saat ini itu. "Gua ga ngapa-ngapain lah. Ngapain juga gua harus tanggung jawab" ujar Arkan sementara Alana saat ini sudah melihat ke makannya tadi dan air matanya sudah mulai keluar. Ia sedih karena seharusnya makanan ini hanya dia saja yang makan, tapi dengan teganya Arkan malah memakan nya juga. "Ya udah gua ganti aja sih. Gua ganti 10 kali lipat" ujar Arkan membuat Alana semakin melotot melihat ke arah Arkan kali ini. Ia sungguh kesal sekali. "Ini bukan masalah seberapa banyaknya, tapi ini masalah siapa yang ngasih. Lo ga bisa gantiin dia di hidup gua" ujar Alana kepada Arkan itu. Setelahnya Alana pergi keluar sembari mmebawa makananya tadi. Sementara sendok yang telah digunakan oleh Arkan tadi ia buang. Ia berencana untuk membeli sendok nanti. Alana saat ini berjalan sendirian di koridor sekolah. Dan saat ini akhirnya Alana sudah sampai di koperasi. Ia pun membeli sendok dan pergi ke lantai atas atau rooftop untuk makan disana. Ia saat ini sedang menaiki tangga untuk ke rooftop. Dan saat sudah sampai di atas, ternyata di atas juga ada orang. Alana hampir saja memutuskan turun saat ini. "Ga papa sini aja Lana" ujar cowok yang ternyata adalah Bryan, salah satu teman dari Arkan. Alana pun akhirnya bergabung dengan Bryan disana. "Lo emang sering disini Bry?" tanya Alana sembari ia membuka makananya. Disana Bryan juga sedang makan, mereka makan bersama. "Ya, sejak PLS hari pertama gua kalo istirahat kesini" ujar Bryan ke Alana. "Whoa, selera Lo bagus juga. Disini indah banget sih pemandangan nya. Sayang banget gua baru nemuin tempat ini tadi pagi, waktu nyari temen Lo yang resek itu" ujar Alana kepad Bryan bercerita tentang tadi ia pertama kesini. "Lo harus sering-sering kesini sih, karena emang udaranya juga bagus dan disini ada atapnya juga meskipun banyakan ga ada" ujar Bryan menjawab Mereka berdua menghabiskan istirahat mereka disana, hingga sebentar lagi bel akan berbunyi. Mereka berdua pun turun ke bawah bersama saat ini. Di tangga mereka bertemu dengan Alex dan beberapa kakak kelas yang sepertinya baru saja dari lapangan basket indoor. Bertemu dengan Alex seperti ini membuat Alana deg-degan karena teman-teman Alex menatap dirinya sedari tadi. Mereka pun masuk ke dalam lift yang sama pada saat ini. Sedari tadi Alex berpikir kenapa Alana bisa dari rooftop bersama dengan Bryan. Alex sedang memikirkan apakah mereka memiliki hubungan khusus atau tidak. Sedari tadi Alex juga melihat ke arah Alana dan juga Bryan itu. Saat ini lift terbuka di lantai 3 dan saat terbuka ternyata Arkan yang akan masuk. Saat ini Arkan terlihat aneh ketika melihat isi dalam lift tersebut. Mengapa disana bisa ada mereka semua. Namun saat ini Arkan tetap masuk. Arkan pun menatap ke Alana yang seperti nya masih marah kepada dirinya. Lagi pula pikir Arkan, Alana juga aneh karena hanya di minta satu suap saja Alana sampai marah seperti itu. Lagi pula siapa sih yang memberikan itu. Mereka pun turun lagi tapi sewaktu turun tiba-tiba lift mereka bergoyang. Alana pun ketakutan setengah mati saat ini. Dan Alex saat ini langsung melindungi Alana dengan memeluk Alana, menyembunyikan wajahnya di d**a Alex. Mereka yang lain pun tampak terkejut, tapi mereka juga bingung dengan Lift ini. Tak beberapa lama lift bergoyang dan akhirnya terdiam. Namun seperti nya lift itu macet. Mereka semua pun bingung dan meminta bantuan. Alana saat ini tampak melepaskan pelukan dari Alex itu. Ia saat ini lumayan canggung. Untung saja lift ini cukup besar, jadi mereka semua tidak terlalu sesak. Saat ini mereka diminta untuk menunggu hingga teknisi datang. Mereka pun bingung harus bagaimana di lift tersebut. Bryan meminta Alana untuk duduk saja karena pasti ini akan lama. Dan Alana pun akhirnya duduk. Tadi sewaktu Bryan meminta Alana untuk duduk, Arkan dan Alex menatap Bryan dengan pamdangan aneh seolah-olah mereka terkejut ketika mendengar Bryan meminta Alana untuk duduk tersebut. Akhirnya mereka semua pun duduk karena sudah lama sekali. Merkw juga di beri oksigen yang di berikan lewat selang kecil yang dimasukkan dari lubang kecil di lift itu. Mereka juga sudah tampak kepanasan saat ini. Alana bahkan sudah sangat pucat sekali. Alex yang melihat itu pun langsung memberikan minumnya kepada Alana. Ia saat ini mendekati Alana dan jongkok didepannya. "Ini minum" ujar Alex kepada Alana sembari memberikan satu btol Aqua. "Ga usah, buat Kak Alex aja" ujar Alana yang sok-sokan kuat padahal jika dilihat dari suaranya, Alana sudah sangat lemas sekali pads saat ini itu. "Ga usah ngeyel, di minum" ujar Alex kepada Alana dan ia juga membukakan minuman itu. Alana pun meminumnya dan setelah itu ia mengatakan terimakasih kepada Alex. Yang lainnya sedari tadi sebenarnya melihat mereka berdua. Namun saat Alex menengok ke mereka, mereka pura-pura sedang melakukan hal lain atau mereka yang sedang mengobrol sama. Mereka pun masih disana, teknisinya sungguh sangat lambat sekali menangani lift ini. Mereka pun sangat kesal yang berada di dalam lift. Karena bisa sangat bahaya jika terjadi hal seperti ini lagi untuk kedepannya nanti. Beberapa saat kemudian, akhirnya lift pun berhasil berfungsi lagi dan mereka bisa keluar dari lift. Disana mereka akhirnya bisa menghirup udara segar dan mereka juga banyak yang langsung minum. Sementara Alana saat ini keluar harus dipapah terlebih dahulu. Ia dipapah oleh Arkan karena Bryan dan Alex memapah teman-teman dari Alex. Mereka tentunya sangat lemas. Kejadian itu membuat mereka harus pergi ke UKS dan ada beberapa siswa yang melihat kejadian mereka kelua rdsri lift itu juga karena terdapat beberapa kelas yang masuk dan ditinggal oleh guru karena gurunya mengurus kejadian ini. Makanya mereka bisa melihat sedikit. Mereka yang melihat nya pun tak lupa mengabadikan momen itu dan mengirim ke i********: mereka. Gara yang saat ini sedang berada di kelas nya itu pun langsung kaget ketika Aksa memberikan handphone kepadanya. Handphone yang isinya adalah i********: anak-anak SMA 45 yang memperlihatkan insiden lift macet dan disana ada Alana juga. Gara pun cukup khawatir dengan keadaan dari Alana pada saat ini. Ia nanti akan menjemput Alana langsung ke sekolah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD