13. Rasa baru

1668 Words

                “Kalem, De, kalem... dia kan suami kamu. Jangankan lihat dikit, semuanya pun boleh.” Aku berbicara seperti orang gila di hadapan cermin kamar mandi, mencoba menyingkirkan perasaan malu sekaligus gelisah yang aku rasakan sejak tadi siang. “Tapi malu! Belum saatnya, heh!” Aku kembali jongkok, dan menjerit tertahan. “Emang b**o banget, tadi! Duh!” aku memukul pelan kepalaku beberapa kali.                 Serius, gara-gara tadi siang, tiap lihat Mas Dilan, aku mendadak malu. Bukan malu-malu mau, tetapi memang benar-benar malu. Aku malu karena selain aku tidak sadar dengan penampilanku yang sangat membahayakan, aku juga dengan percaya dirinya ‘manjat’ badannya yang tinggi demi mengambil foto aibku waktu SD.                 Sekarang aku tanya, mungkin atau tidak, Mas Dilan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD