Tampak wanita yang pernah dijumpai Arini saat mengantar minuman ke ruangan Devan beberapa waktu lalu, tengah bergelayut manja pada lengan Devan. "Dasar mak lampir," kesal Arini lalu beranjak pergi dengan wajah benar-benar di tekuk. "Jangan begini, Jihan." Devan melepaskan tangan Jihan dari lengannya. "Kenapa terus saja menghindariku, padahal aku hanya ingin berteman denganmu seperti biasa. Kamu mulai menjauh dariku lagi dan lagi.' Jihan protes karena Devan terus saja menghindar. "Kalau kamu tidak agresif, tentu saja aku akan mau berteman denganmu." Devan si dingin yang selalu bicara apa adanya. Tapi Jihan sangat menyukai pria di depannya ini. Walau Devan menyebalkan, tapi soal Setia dan romantis, Devan jagoannya. Selama ini Jihan mencoba melupakan pria dari masa lalunya ini, tapi nyat