When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Geza dan Issabel masih terdiam di tempatnya, melihat pemandangan di tempatnya yang cukup membuatnya terkejut, pun dengan member lain yang mendapati seorang tamu tak diundang hingga tidak menyadari kehadirannya. ‘Ah, jadi Azela memiliki saudara kembar?’ Geza membatin dan tersenyum miris, ternyata dia memang tidak tau apapun tentang Azela, dan fakta itu benar-benar tidak ia sukai. “Tentu saja, dia saudaraku satu-satunya. Kau tau, Mas. Setiap dia terluka aku pasti akan merasakannya, ya mungkin ikatan saudara kembar. Makanya aku nekat ke sini pagi-pagi seperti ini. Dadaku sesak dan sulit tidur sejak semalam. Aku sudah menelpon Azela namun tetap saja, dia ini susah dipercaya kalo sudah ditanya keadaannya. Makanya kadang aku kesal dan mau tidak mau harus membuktikannya sendiri.” Sekal