Bab 25

1256 Words

Hani seperti tengah berpikir, kedua bola mata indahnya berulang mengerjap. Lalu dia beranjak turun dari tempat duduk dan berlari meninggalkanku. Eh, mau ke mana? “Sayang! Mau ke mana?” Dia berhenti, lalu menoleh padaku memaerkan senyum manisnya. Matanya yang memang cenderung sipit, lebih mengecil lagi. “Ambil kotak buat Nda!” “Di mana?” Dia menunjuk ke arah mobil yang terparkir. Aku gegas bangkit ketika dari sudut pandanganku, tampak Mas Bos Duren memicing memperhatikan kami. Duh, gaswat ini. Aku berjongkok mensejajarkan diri dengan tingginya Hani. “Kotaknya di mobil?” Dia mengangguk, kedua rambut lurusnya yang dikuncir bergerak-gerak. “Kalau gitu gak usah, ya! Biar nanti saja kalau sudah di mobil! Nanti sarapan kita keburu datang!” Dia masih mematung, kedua alisnya tampak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD