Bab 35

1436 Words

Sontak kedua netra ini membeliak. Ide gila apa lagi yang muncul dari benaknya itu. Itu memang terdengar gampang. Benar juga, lelaki gak butuh wali. Namun aku gak mau dicap perempuan gampangan oleh keluarganya. “Bapak jangan bercanda, ih!” Lagi, aku mencubit perutnya. Dia malah terkekeh. “Kok manggilnya masih Bapak, sih? Ganti, kek! Sudah kayak di kantor saja, Ra.” Dia malah duduk pada tepian lantai. Kedua kakinya ditekuk dan tangannya menyampir di atasnya. Sepertinya tak ada yang memperhatikan kami, semua sibuk dengan ikannya masing-masing. Sepuluh kilogram, lebih dari kenyang. Ada sekitar dua belas ikan, beberapa biji ukurannya sekiloan, ada juga yang ukurannya setengah kiloan. “Ya kan, Bapak masih atasan saya. Gak sopan kalau manggil nama.” Aku ikut duduk di sampingnya. Kupeluk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD